Farida Hanum

Orang ndeso yang punya angan-angan jadi penulis....

Selengkapnya
Navigasi Web

MENANAMKAN RASA NASIONALISME PADA ANAK SEJAK DINI

MENANAMKAN RASA NASIONALISME PADA ANAK SEJAK DINI

Oleh : Farida Hanum*)

Di era zaman sekarang ini, sulit sekali menemukan seorang anak yang senang bermain bersama teman-temannya, peduli dengan lingkungan sekitarnya, serta memiliki rasa mencintai tanah kelahirannya, anak cenderung senang dan menikmati kesendirian, asyik dengan gadgetnya, serius dengan game-game kesukaannya, sehingga ia merasa tidak butuh teman, tidak peduli dengan sekitar, bahkan kadang ia sampai tidak meng-indahkan panggilan orang tua. muncul sifat ego yang semakin meningkat. Hal ini bisa menjadikan anak tidak mampu ber-sosialisasi dengan lingkungan sekitar. Sulit bergaul dengan teman sebayanya. Maka kita sebagai orang tua harus memperhatikan dampak negatifnya dari semua itu.

Sebagai orang tua, baik itu orang tua di Sekolah ataupun orang tua di rumah perlu mengajarkan anak untuk mengenal lingkungan sekitarnya, membutuhkan teman / orang lain, membiasakan anak untuk bisa menghargai orang lain, dan masih banyak lainnnya termasuk menanamkan rasa nasionalisme pada anak.

Ada banyak wujud menanamkan rasa nasionalisme pada anak baik di dalam keluarga maupun di sekolah. Diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Wujud Menanamkan rasa Nasionalisme di dalam keluarga seperti misalnya :

a. mendidik anak untuk mencintai budaya dan alam Indonesia, dengan mengajarkan dan mengenalkan permainan tradisional seperti : permainan congklak, ular naga, engklek / dampu bulan, galasin. Secara tidak langsung permainan tradisiional seperti ini mampu merangsang seorang anak memiliki sifat tangkas, kreatif, memiliki jiwa pemimpin, cerdas dan memunyai wawasan luas. Berbeda dengan permainan berteknologi tinggi, permainan tradisional memberikan banyak pembelajaran bagi anak-anak yang pada akhirnya mampu membentuk pribadi yang tidak egois. Pasalnya, permainan tradisional mengajarkan anak-anak untuk selalu patuh pada aturan (hukum), tidak egois, dan mengajarkan anak untuk selalu menjalin hubungan baik dengan sesama teman. Tak ada satupun permainan tradisional yang bisa dilakukan sendirian di rumah. Karena untuk bermain, anak2 butuh seorang atau beberapa orang yang bisa dijadikan partner maupun lawannya.

b. Mengajarkan anak untuk mencintai lingkungan dan menjaga lingkungan Mengajarkan anak bagaimana menjaga lingkungan akan sangat baik sebagai bekal dan wawasan kedinian bagi anak-anak, mereka akan menyadari peran mereka dalam menjaga lingkungan merupakan fondasi yang kuat untuk memberikan pemahaman yang ideal. Karena kesadaran yang terbangun sejak dini akan sangat membekas bagi mereka.

c. Mengajarkan dan mencontohkan pada anak untuk mandiri serta bangga terhadap produk-produk buatan dalam negeri.

Di era globalisasi ini banyak anak yang sudah mulai lupa dengan identitas bangsanya sendiri. Anak-anak cenderung lebih suka hal-hal yang kebarat-baratan, orang tuapun lebih suka mengajak anakya makan di restoran fast food daripada makan di restoran Indonesia. Hal ini juga membuat anak cenderung terbiasa dengan makanan barat daripada makanan Indonsia.

Sebagai orang tua harus mendidik dan memperkenalkan identitas bangsa Indonesia pada anak sehingga anak akan lebih mencintai dan mengenal bangsanya sendiri.

d. Mengajarkan anak untuk mencintai sesama dan memiliki rasa empati terhadap sesamanya Cinta sesama ditanamkan pada anak haruslah dengan mengajarkan perilaku-perilaku menolong. Namun untuk mengajarkannya, tak perlu kita sampai menyediakan waktu khusus tapi cukup dari keseharian. Misal, ibu tengah sibuk menenangkan adik bayi yang rewel sementara si kakak minta dibacakan cerita. Nah, si ayah yang menyaksikan hal itu harusnya tanggap, "Ayah saja, ya, yang bacain. Kan, Ibu lagi repot ngurus adik."

e. Mengenalkan semangat kepahlawanan pada anak

Banyak cara untuk mengenalkan semangat kepahlawanan pada anak, diantaranya adalah dengan berdongeng, mendongeng dapat membangun emosi, imaginasi, mengembangangkan logika dan daya khayal, dan juga pengembangan tata bahasa. Orang tua dapat menceritakan bagaimana sulitnya para pejuang untuk memperjuangkan bangsa ini. Penyampaian pesan-pesan melalui berdongeng akan lebih cepat ditangkap oleh anak.

2. Wujud menanamkan Rasa Cinta Tanah Air di Sekolah, contohnya adalah :

a. Melaksanakan Upacara Bendera

Rasa Cinta Tanah Air dapat ditanamkan kepada anak sejak usia dini agar rasa terhadap cinta tanah air tertananam di hatinya dan dapat menjadi manusia yang dapat menghargai bangsa dan negaranya misalnya dengan upacara sederhana setiap hari Senin yang di lakukuan di sekolah dengan menghormat bendera Merah Putih, menyanyikan lagu Indonesia Raya dengan penuh bangga, dan mengucapkan Pancasila dengan penuh semangat.

b. Melatih Siswa Untuk Aktif Dalam Berorganisasi.

Kegiatan anak di luar belajar formal juga melatih inisiatif. Anak yang melibatkan dirinya dalam organisasi, akan berusaha menjadi pribadi yang berguna. Inilah sebabnya, anak menjadi pribadi yang berinisiatif tinggi karena ia merasa diperlukan oleh organisasinya.

Anak yang berorganisasi juga cenderung lebih obyektif dalam menilai sesuatu. Ia terbiasa dengan perbedaan dan lebih mudah menerimanya. Anak juga lebih mudah menerima konflik yang biasa terjadi dalam organisasi.

c. Melalui Acara Memperingati Hari Besar Nasional.

Kegiatan lain adalah memperingati hari besar nasional dengan kegiatan lomba atau pentas budaya, mengenalkan aneka kebudayaan bangsa secara sederhana dengan menunjukkan miniatur candi dan menceritakannya, gambar rumah dan pakaian adat, mengenakan pakaian adat pada hari Kartini, serta mengunjungi museum terdekat, mengenal para pahlawan melalui bercerita atau bermain peran. Bisa juga diintegrasikan dalam tema lain melalui pembiasaan sikap dan perilaku, misalnya menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan, menyayangi sesama penganut agama, menyanyangi sesama dan makhluk Tuhan yang lain, tenggang rasa dan menghormati orang lain. Menciptakan kedamaian bangsa adalah juga perwujudan rasa cinta tanah air.

Serta masih banyak lagi wujud menanamkan nasionalisme kepada anak. Karena anak sebagai generasi penerus harus benar-benar memiliki jiwa nasionalisme dan patriotisme yang besar, agar kelak bisa menjaga bangsa dan negaranya dengan benar.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post