FARIDAH,S.Pd.AUD

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Dilema Cinta Ririn

Part 2 Pertemuan Pertama Ririn dan Ariv

Flashback

Hari itu Ririn diminta saudara laki–lakinya yang bernama Jay untuk menemaninya kerumah ustadz Hasan. Akhirnya Ririn minta izin tidak masuk kerja, karena pagi sekali mereka akan berangkat. Saudara laki–lakinya kehilangan alat pemotong kayu hal itu dilakukan oleh anak buahnya sendiri, alat pemotong kayu itu hilang sedang karyawannya kabur entah kemana, Bang Jay sudah mencari disegala tempat tetapi tidak menemukannya. Akhirnya beliau memilih untuk minta saran dan nasehat kepada Ustadz Hasan yang terkenal pandai didesanya.

“Rin,besok antar aku ya ke Ustadz Hasan, ”pinta Jay kepada Ririn sore itu di bansau (Red: bansau adalah bengkel tempat pemotongan kayu).

“Ada apa?” tanya Ririn heran karena tiba-tiba saja sang abang mengajaknya mendatangi Ustadz Hasan yang dikenal “pandai” itu.

“Ini Rin hilang lagi, sudah dua kali ini dia melakukannya. Mana orangnya kabur lagi.” Bang Jay menunjuk bekas alat yang hilang itu seraya menghisap rokoknya, “Abang cari ke rumahnya di desa sudan sana juga tidak ada, ” mau abang lapor ke polisi kasihan melihat kondisi rumah dan keluarganya.”

Ririn mengerti, bang Jay mengutarakan maksudnya menemui Ustadz Hasan hanya ingin minta saran dan nasehatnya.

***

Setelah sampai dirumah yang dituju ternyata sudah banyak orang yang menunggu pak Ustadz. Mereka pun duduk ikut menunggu didalam rumah sang Ustadz.Sudah satu jam menunggu belum ada yang dipanggil,Ririn mulai gerah dia akhirnya keluar,dan membiarkan abangnya didalam rumah menunggu antrian. Ririn duduk dikursi panjang diteras rumah tersebut, sambil menikmati udara pagi dan suasana pesantren didepan sana. Dia terus memandang anak – anak santri yang sedang bermain voly.

Tiba – tiba ada seorang cowok menyapanya,Ririn terkejut namun segera dikuasai dirinya.

“Eh oh maaf ada apa ya mas?” yang ditanya hanya tersenyum sedang Ririn nampak malu karena dia tidak terlalu memperhatikan keberadaan cowok itu.

”Sudah lama menunggu? “ tanya cowok itu.

”iya, lumayan sih makanya saya keluar sambil merasakan angin di sini, biar abang yang nunggu di ruang tunggu,”.

Cowok tersebut tersenyum lalu dia berkata dalam hatinya, Rupanya lelaki itu saudaranya. saya kira suaminya.

Untuk beberapa saat mereka terdiam. terkadang menengok kedalam ruangan. Si cowok lalu mengajak berkenalan dia mengulurkan tangannya, Ririn tersenyum dan menangkupkan kedua tangannya di depan dada. Si cowok itu nyengir dan menggaruk kepalanya yang tak gatal, sambil menahan malu.

“Maaf, perkenalkan nama saya Ariv dari desa Sungai Danau.” Bolehkah saya tau nama Mbak?”

Ririn terdiam sesaat dia menimbang – nimbang dan berkata dalam hati, cowok ini baru saya kenal tapi dia sepertinya cowok yang baik,tidak ada salahnya aku berteman.

Akhirnya Ririn menjawab,”Baik lah,panggil saja nama saya Ririn,saya dari desa Karang Rejo.”

Binar bahagia nampak dimata cowok itu,kemudian Ariv meminta no wa kepada Ririn,Akhirnya mereka bertukar no ponsel.

Tidak berapa lama keluarlah seorang wanita berusia sekitar 35 tahun dan berbicara dengan Ariv,wanita itu kakaknya Ariv . mereka pamit. Ririn menengok ke dalam ruang tunggu ternyata abangnya juga sudah masuk ruangan sang Ustadz, sekitar 15 menit menunggu keluarlah kakaknya, dan mereka pulang kerumah.

Sesampainya di rumah Ririn dan mamanya menanyakan hasil dari pertemuan kakaknya dengan pak Ustadz

kakaknya menjawab, ”kata pak Ustadz orang itu sudah jauh pergi. Barang yang sudah hilang lebih baik di ikhlaskan”.

Beliau meminta lebih baik di do’a kan semoga orang yang mencuri dapat hidayah dari Allah. Insya Allah akan diganti dengan yang lebih baik jika kita sabar dan ikhlas. Ustadz Hasan juga memberikan catatan do’a untuk diamalkan agar saya lebih ikhlas dan tenang hati dalam menghadapi masalah khususnya pada pekerjaan yang sedang dijalani. Begitu cerita bang Jay.

“Iya yang pak ustadz katakan itu benar nak, lebih baik kita ikhlaskan semoga Allah membalas kebaikan hatimu, semoga yang mengambil diberi hidayah sehingga menyadari kesalahan yang di perbuatnya.”

Ririn dan mamanya membenarkan apa yang dinasehatkan oleh Ustadz Hasan Dia melihat wajah kakaknya tidak seperti yang kemarin yang nampak sedih dan kusut, Sekarang sudah terlihat lebih tenang dan bersemangat.

Bang Jay akhirnya pamit pulang kerumah nya, sebelum pulang dia mencium takjim tangan sang mama yang telah menghadirkan ia kedunia ini. Pamit sama Ririn lalu menuju kendaraan supra yang terparkir di depan rumah sang mama.

Sebelum menghidupkan mesin, Ririn berkata, “Kapan-kapan ajaklah ka Yanti dan keponakan-keponakan ku kesini bang, sampaikan salam mama dan adikmu ini sama mereka.”

“Ok Rin, Insya Allah. Bila ada waktu senggang nanti akan abang ajak mereka kesini. Lama juga kita tidak makan bersama.” Kata bang Jay.

Bang Jay menstarter kendaraannya, dan Ririn melambaikan tangannya. Kemudian masuk ke dalam rumah.

# Draf Novel Dilema Cinta Ririn#

Tanah Laut, Jum’at 1 Oktober 2021

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren novelnya, lanjut bunda, jadi buku yang indah, salam sukses, salam literasi

02 Dec
Balas

Mantap ceritanya. EYD perhatikan, Bunda. Semoga sehat dan bahagia selalu.

01 Oct
Balas



search

New Post