Introspeksi diri

Tantangan hari ke 154

Udara dingin menusuk tulang dan tubuh ringkihnya. Ia tampak lelah. Ada goresan luka hati . Walau ada raut luka merona, sekujur tubuh bermandi peluh yang membasah. Bibir Kelu tak sanggup bicara. Kenapa ini bisa terjadi, disaat ia lemah tak berdaya. Mereka yang dulunya dekat, satu persatu menjauhi meninggalkannya tanpa ada belas rasa.

Dulu disaat muda, disaat ia punya segalanya, orang memuji dan menyanjung dirinya. Tak sedikit mereka bersimpati kepadanya. Tapi disaat ia terjatuh dan terpuruk , apa yang menjadi kebanggaannya hilang sirna. Tak satu pun yang tersisa. Dan tak ada yang mau menerimanya. Mereka sudah lupa akan jasa-jasanya.

***

Ilustrasi diatas hanyalah cerita fiktif belaka. Sebagai manusia kita harus mempersiapkan diri. Sebagai pengingat diri bahwa hidup ini tidak kekal dan abadi. Selagi kita masih kuat dan mampu berbuat, lakukanlah amal shaleh . Tebarkanlah kebaikan dimana pun kita berada.

Hari ini kita kuat dan memilikinya segalanya, tetapi kita tak tahu apakah esok akan menjadi milik kita. Hanya amalan shalehlah yang kelak menyertai.

Sungai Geringging, 14062022