Sebagai anak tunggal Gugun memiliki kehidupan selayaknya anak yang lain,sekolah dan punya cita-cita. Gugun saat ini sedang duduk di kelas IX salah satu SMP favorit di kotanya. Gugun adalah tim futsal di sekolah. Setiap ada pertandingan antar sekolah,peranannya sangat dominan untuk kemenangan timnya. Banyak teman maupun guru yang mengagumi kepiawaiyannya memainkankan trik bola.

Seperti roda kehidupan yang berputar,hidup Gugun hancur ketika ayahnya pergi meninggalkan dirinya dan ibunya,pergi untuk perempuan lain di luar sana. Mendadak anak usia 15 tahunan kehilangan segalanya,ayahnya mengusir mereka dari rumah yang selama ini di tempati. Akibatnya dia jadi mogok hidup,juga mogok main futsal yang sebetulnya merupakan hidupnya. Namun bagaimana dengan ibunya? Selama ini mereka hidup berkecukupan meskipun hubungan kedua orang tuanya tidak harmonis. Si bintang futsal tahu permasalahan keluarganya,kadang terdengar isak tangis ibunya sehabis ribut dengan ayahnya.

Di kelas Gugun jadi anak pendiam dan menghindari teman-temannya,malu dengan kehidupan keluarganya,merasa tidak ada gunanya punya teman lagi,karena terbukti teman-temannya hanya mendampinginya saat dia berada di puncak hidupnya. Hanya ketua OSIS,Wahyu yang masih mau berteman dengannya dan selalu setia menemani,mendengarkan kesedihannya. Mereka sama-sama tim futsal di sekolah.

Turnamen futsal antar sekolah sudah dekat. Gugun memutuskan mengundurkan diri dari tim futsal. Ini menjadi dilema untuk Wahyu. Bagaimana akan mempertahankan dan menyelamatkan kemenangan tim futsal sekolah mereka selama ini. Wahyu mencoba membujuk Gugun, agar dia mengurungkan niatnya mengundurkan diri,agar tim futsal bisa selamat. Wahyu ingin Gugun yang kelihatannya depresi itu bisa lebih ceria bila bergabung kembali di tim futsal,dan bisa tersenyum lagi. Gugun terharu akan sikap wahyu terhadapnya. Bagaimanapun keadaannya sekarang ,wahyu selalu ada bersamanya. Masih ada Wahyu yang masih mau berteman dengannya,meskipun kini kehidupan Gugun tidak seperti dulu lagi.

TTinggi,21-02-2020