Part 2

Semula keluarga "PUS" tidak ingin berprasangka buruk dengan situasi rumah kerabatnya. Tapi sepertinya tidak ada tercium aroma masakan di rumah itu. Oh...mungkin catering. Lama menunggu,sang tuan rumah belum tampak juga batang hidungnya. Sudah bisa dibayangkan kecewa keluarga ini. Anak-anak yang ikut sudah mulai rewel,ada yang menangis,ada yang minta makan karena sudah lapar,ada yang sudah mulai mengantuk. Kegelisan yang ntah sampai kapan berakhir.

Waktu sudah menunjukkan pukul 21.00 wib,tanda-tanda kepulangan tuan rumah sipengundang makan malam belum juga tampak. Marah,jengkel,bosan,sudah tidak bisa diungkapkan lagi rasa kecewa keluarga ini. Mereka hanya bisa diam membisu seribu bahasa sambil menahan rasa lapar. Mengusir rasa jenuh, mereka menggunaka gawainya dengan aktivitas masing-masing,bahkan ada yang tiduran .

Tiba-tiba salah satu dari mereka memecahkan kebisuan suasana dengan mengatakan,kalau sampai setengah jam lagi belum pulang juga,pulanglh kita. Macam pengemis saja kita disini,macam tidak bisa lagi kita makan di luar. Macam-macamlah upatan mereka,ada sepuluh kepala,sepuluh macam pulalah upatan mereka.

"Kadang seseorang lebih memilih untuk diam ketika sudah dikecewakan,sebab hanya itu yang membuat perasaan menjadi lebih tenang".

Bersambung......