#tantantangurusianaharike-88.

Malam ini aku di rumah saja, sambil mendengarkan suara merdu para pelantun takbir di masjid yang tidak seramai seperti tahun - tahun sebelumnya. Gema takbir terdengar lamat - lamat juga dari masjid yang berdekatan, mengiang - ngiang dikepala, tanda berakhirnya bulan suci Ramadhan dan mulainya bulan Syawal, berarti lebaran telah tiba.

Rasa sedih bercampur bahagia menjadi satu seperti adonan kue nastar yang ku buat untuk menyambut lebaran. Sedih karena bulan suci Ramadhan telah pergi, bulan yang begitu banyak kemulian. Dan bahagia karena hari yang fitri telah tiba, hari dimana kita saling bermaaf - maafan, semoga kita menjadi fitrah kembali.

Seperti halnya kebanyakan orang yang menyambut hari raya idul fitri pasti dengan suka cita. Tetapi lebaran tahun ini aku dan banyak orang diluar sana menyambut hari raya idul fitri dengan keprihatinan, karena situasi dan keadaan negara yang sedang dilanda bahaya virus covid 19. Aku tidak ingin terlalu bahagia diatas penderitaan saudara - saudaraku yang daerahnya kena zona merah karena pandemi ini.

Pagi yang cerah menyambutku, hari yang dinanti jutaan umat islam diseluruh dunia. Gema takbir samar - samar terdengar dari masjid disekitarku. Aku bersama keluarga kecilku bersiap ke masjid, untuk menunaikan sholat id. Syukur Alhamdulillah, karena kebetulan daerahku masih zona aman dari pandemi covid 19. Setelah mandi dan makan, aku bersama keluarga kecilku pergi ke masjid yang dekat dari rumah.

Usai sholat id, akupun pulang dan tetap patuh dengan aturan pemerintah untuk tidak mudik atau berkunjung ke rumah kerabat yang berada di kota lain. Jasa media sosial aku manfaatkan untuk tetap bisa saling bersilaturahmi dengan kerabat. Semoga silaturahmi dengan kerabat semua tetap berjalan dengan baik. Inshaa Allah lebaran tahun depan bisa berkumpul kembali.

Barakallahu fiikum. Allahu akbar...Allahu akbar...Allahu akbar...Walillahilamd.

TTinggi, 24 Mei 2020