farina dewi Citrawati

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Quacky Macky
Foto diambil dari koleksi pribadi

Quacky Macky

Tahun 2015, sekolah tempatku bekerja mendapat undangan lomba tingkat provinsi oleh sebuah universitas swasta. Mata lomba yang ditampilkan cukup beragam dan semua pada ketrampilan bahasa Inggris sebagai mata pelajaran yang saya ampu.

Awal menerima undang itu satu perasaan yang paling dominan, tidak yakin! Bukan saya pesimistis namun realistis. Ini lomba tingkat provinsi Jawa Tengah dan Cirebon. Namun bukan karakter saya yang mudah menyerah. Saya selalu melihat peluang sekecil apapun itu dari banyaknya kemustahilan.

Seperti biasa intensif dan jeli saya lakukan seleksi secara ketat tanpa menghiraukan berapa honorarium yang saya terima. Do my best itu dalil aqli saya. Yang berakhir terpilihlah empat siswa saja yang memiliki mental juara.

Awal seleksi saya akan ikut paket dari panitia. Namun mengikuti intuisi petarung yang diwariskan orang tua, saya mengganti niat dengan hanya mengikuti dua mata lomba saja. Speech dan Quacky Macky. Dengan niat awal hanya belajar dan mencari pengalaman saja. Mengingat untuk tipe lomba ini sudah dikuasai SMA - SMA favorit se Jawa Tengah.

Singkat cerita dua mata lomba yang saya perhitungkan tidak meleset. Keduanya masuk semi final. Namun Speech harus kandas sampai di sini saja. Saya tidak mengira dan terpana, justru Quacky Macky masuk final yang berarti tim - tim yang memperoleh piala kejuaraan. Ini perjalanan fantastis mengingat SMA saya baru pertama kali mengikuti perlombaan tersebut selama delapan tahun universitas itu menggelarnya.

Kisah perlombaan ini diakhiri dengan SMA tempat saya bekerja membawa piala kemenangan. Dari Kabupaten saya lumayan banyak yang ikut namun hanya SMA favorit dan SMA saya yang berhasil membawa piala.

Bukan kisah kejuaraan yang menjadi best practice saya yang akan saya kisahkan sesungguhnya. Namun pengalaman dalam Quacky Macky itu yang kemudian saya terapkan dalam model pembelajaran Bahasa Inggris kelas 12 program Lintas Peminatan.

Drilling saya kepada tim lomba yang saya kreasikan ternyata sama persis dengan yang dihadapi tim lomba. Kemudian saya kembangkan dalam kelas ketika siswa kelas 12 mendapatkan jam tambahan untuk menghadapi Ujian Nasional.

Berangkat dari optimalisasi VAK peserta didik inilah saya kreasikan jam tambahan yang dilaksanakan selepas jam belajar. Waktu itu belum lima hari belajar. Tindakan yang saya lakukan

1. Jam tambahan ditujukan untuk latihan - latihan soal. Biasanya saya menggunakan bank soal bahasa Inggris dan soal UN tahun tahun sebelumnya, kemudian saya ganti dengan soal - soal TOEFL / TOEIC namun dengan kompetensi yang sesuai SKL

2. Biasanya saya bagi soal kemudian memberi waktu kepada anak - anak untuk mengerjakan. Saya lanjutkan kegiatan ini dengan membahas satu persatu. Betapa bosannya wajah mereka di waktu yang memang sudah sore dan mereka sudah letih. Kali ini, saya ubah dengan meminta mereka membentuk kelompok tiga orang, tidak boleh lebih.

3. Setelah kelompok terbentuk mulailah saya adakan lomba, sekali perlombaan tiga kelompok dengan masing masing tiga babak, persis seperti pada perlombaan Quacky Macky.

4. Saya tunjuk satu orang dari kelompok yang sedang tidak berlomba sebagai pencatat nilai

5. Saya baca secara lisan dan keras soal soal Quacky Macky nya

6. Dengan babak pertanyaan wajib, lemparan, dan rebutan membuat semua kelompok waspada dan semangat

7. Jika ketiga kelompok tidak bisa menjawab dilemparkan pada penonton, hal ini membuat suasana kelas makin bersemangat

8. Karena satu pertandingan lumayan membutuhkan waktu maka kelompok terbagi habis tepat sesua jadual jam tambahan mereka selesai dimana mereka senantiasa menunggu dan antusias

9. Dengan dilombakan rupanya Visualisasi, Auditory, serta Kinaesthetic mereka aktif dan optimal bekerja.

Kemudian tibalan Ujian Nasional. Siswa - siswa menjalaninya tanpa ada hala gan yang berarti. Hasil diumumkan. Apa yang terjadi?

Ada peningkatan yang cukup signifikan ketiga kelas yang saya ampu. Sedikit tambahan, lima kelas IPS yang saya ampu tiga kelas yaitu IPS 3 - 5 adalah kelas marginal. Namun pada tahun itu Nilai Bhs Inggris terendah bukan dari ketiga kelas itu dan UN terendah juga bukan dari ketiga kelas yang saya ampu. Terlebih lagi ada beberapa siswa di kelas IPS belakang ini diterima melalui jalur SNMPTN dan SBMPTN.

Beberapa siswa yang saya tanya banyak yang mengatakan jika mereka ingat beberapa soal yang sama dan mirip dengan yang saya baca keras - keras.

Rupanya kemeriahan dalam belajar membuat otak mereka lebih optimal mengingat dan memahami.

Sesungguhnya Allah menghendaki kemudahan atas kalian..

Salam literasi,

Tengah malam yang belum begitu larur

Pemalang 11 - 11 - 2017

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Marem...melihat proses dan hasil anak didik ya Bu Farina...

12 Nov
Balas

Iya,,seperti lari marathon panjang sampai k garis finish,,

12 Nov

Mantap bu. Good job.

12 Nov
Balas

Thank you pak pras,,

12 Nov

Pejuang tangguh, menyulap kemustahilan menjadi peluang. Selamat ibu, yg ini saya baru bisa komen karena sejak lahir dan dibesarkan hanya berbahasa ngapak. Hehe..

12 Nov
Balas

Terima kasih pak Yuli,,,ngapak adalah ragam bahasa yang sampai kesetiap desir darahku pak,,,ibuku wong tegal,,,ada kecintaan tersendiri dengan bahasa Ngapak ini,,

12 Nov

Mantap bu... menginspirasi saya.

13 Nov
Balas

Mantap bu... menginspirasi saya.

13 Nov
Balas

Thank you,,,semoga bermanfaat,,,

14 Nov



search

New Post