"DUNIA MALAM" DI NEGERI TEMBAKAU
oleh : fa. suprapto
Unik sekaligus luar biasa!. Begitulah lontaran kata yang selalu terucap oleh siapapun ketika melihat aktivitas petani dan pengrajin tembakau di Temanggung. Termasuk saya yang bukan asli Temanggung. Mengapa unik sekaligus luar biasa?.
Kota Temanggung, merupakan salah satu kota kecil di Jawa Tengah. Tepatnya di lereng gunung Sindoro dan Sumbing. Tempatnya di lereng gunung sehingga kota Temanggung merupakan dataran tinggi yang dingin dan sangat cocok untuk menanam tembakau. Itulah sebabnya, kota ini dikenal dengan nama Negeri Tembakau.
Diawal bulan mei-juni, petani di sana sudah mulai menanam tembakau. Ketika saya bertanya pada orang-orang di sana, mereka mengatakan bulan-bulan itu sudah mulai jarang hujan. Jadi sangat baik benih tembakau ditanam saat itu. Walaupun demikian, akibat rusaknya alam bulan dimaksud terkadang curah hujan masih tinggi yang menyebabkan tanaman mati. Tanaman tembakau termasuk tanaman yang tidak banyak membutuhkan air untuk pertumbuhannya. Dari pengalaman orang-orang di sana, justru hasilnya akan sangat bagus dan berkualitas ketika ditanam sampai dengan panen tiba tidak terkena hujan sama sekali.
Pemandangan heboh ketika daun-daun tembakau diproses menjadi tembakau siap jual. Ternyata peristiwa itu sangat unik dan luar biasa. Betapa tidak, ketika merubah daun-daun tembakau itu butuh waktu semalaman. Dari sore menjelang malam dan berakhir pagi-pagi buta, bahkan terkadang sampai matahari sudah bersinar. Daun-daun itu sebelum “dirajang”, sudah dipetik 3-4 hari sebelumnya dan sudah diperam agar warna daun berubah menjadi kekuning-kuningan.
“Butuh berapa orang untuk merajang ini semua?, tanya saya pada pak Rifa’i sang tuan rumah”. “Kalau sebanyak ini, sambil menunjukkan gudang berisi daun tembakau yang sudah menguning, dibutuhkan kurang lebih 20 orang”. Ada yang menyiapkan daun, ada yang merajang dan ada juga yang menata di “rigen” untuk dijemur besok pagi. Rigen adalah sejenis tempat yang terbuat dari anyaman bambu tempat menata hasil rajangan daun tembakau untuk dijemur. “Uhhhh....banyak banget?, celetuk saya”. Saya berpikir hanya beberapa orang saja yang bekerja semalaman itu. Kesibukan luar biasa juga terlihat ibu-ibu yang menyiapkan makanan di dapur. Pokoknya, malam hari bak seperti siang hari. Bukan hanya aktivitas di dalam rumah, ternyata di tengah malam itu banyak orang berjualan. Dari penjual makanan sampai penjual kendaraan bermotor ada. “Bahkan mobil pun ditawarkan di sini lho!, sahut pak Rifa’i”. “Tetapi ya...itu kalau panen bagus, timpalnya lagi”.
Bulan agustus, biasanya bulan penuh berkah. Berkah bukan hanya untuk petani, pengrajin tembakau, tetapi menjadi berkah bagi masyarakat di Temanggung. Jika tembakau panennya bagus, maka roda perekonomian akan “menggelinding” dengan kencang. Geliat perekonomian akan berimbas ke manapun, termasuk sampai dunia pendidikan.
Penulis adalah peserta Pelatihan SAGUSABU, Solo.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Antara bangga dan sedih punya kota sebagai gudang tembakau Karena manfaat tembakau kalau dijadikan racun rokok sangat berbahaya untuk kesehatan ..tapi menggiurkan untuk pertanian.
Betul...
Tembakau dan pendidikan. Perlu hati-hati mencermatinya ya pak.
Tembakau.... Ada juga di Kota Kecilku, Bojonegoro. Selamat Pak Suprapto, bisa melihat sisi lain darinya
Waduh....itu gunung asli lho..
Ini dipaksa nulis gaya kolom. Moga bar pelatihan bisa nulis buku. Biasa nulis ilmiah....jadi gelepotan susah je..
Betul. Walau blm punya data tapi kata teman2 hal itu sangat berpengaruh... Khususnya sekolah2 di sentra tembakau..
itu gunungnya siapa
Lumayan pah. Judulnya kurang menarik tapi.
Besok diganti lagi..