FA. Suprapto Mukti Nugroho

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
IPA Daring, Begitukah?

IPA Daring, Begitukah?

Covid-19, telah meluluhlantakkan perilaku dan tatanan kehidupan sosial di muka bumi ini, betapa tidak?. Dengan tersebarnya virus itu, semua orang berubah 180 derajat dalam berperilaku dan bertindak. Perubahan perilaku itu tidak merambah perseorangan, tetapi kelembagaan termasuk dalam pembelajaranpun jadi berubah. Selama ini pembelajaran di kelas, tentu dengan dinamika kurikulum dan tuntutan zaman juga berubah namun tidak demikian dengan perubahan akibat merebahnya virus covid-19 ini. Semua pembelajaran harus daring, mengingat waktu perjumpaan dan kerumunan massa yang dibatasi.

Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau sains didefinisikan sebagai pengetahuan yang diperoleh melalui pengumpulan data dengan eksperimen, pengamatan, dan deduksi untuk menghasilkan suatu penjelasan tentang sebuah gejala yang dapat dipercaya. Setidaknya ada tiga kemampuan dalam pembelajaran IPA yang harus mendapat perhatian seorang guru, yaitu kemampuan untuk mengetahui apa yang diamati, kemampuan untuk memprediksi apa yang belum diamati, dan kemampuan untuk menguji tindak lanjut hasil eksperimen yang dikembangkannya melalui sikap ilmiah. Berarti kegiatan pembelajaran IPA mencakup pengembangan kemampuan dalam mengajukan pertanyaan, mencari jawaban, memahami jawaban, menyempurnakan jawaban tentang “apa”, “mengapa”, dan “bagaimana”, tentang gejala alam maupun karakteristik alam sekitar melalui cara- cara sistematis yang akan diterapkan dalam lingkungan dan teknologi. Kegiatan tersebut dikenal dengan kegiatan ilmiah yang didasarkan pada metode ilmiah yang tentu implementasi dalam pembelajaran membutuhkan media pembelajaran. Dalam hal ini alat peraga dan alat eksperimen. Itulah esensi pembelajaran IPA yang sebenarnya dan tentu sedikit berbeda dengan disiplin ilmu yang lain.

Hasil observasi diberbagai sekolah, tentang pembelajaran daring rasanya belum sesuai yang diharapkan, khususnya jika dikaitkan dengan esensi pembelajaran sains di atas. Ini tentu dimaklumi, karena pembelajaran daring yang terselenggara sedikit dipaksakan mengingat waktu dan referensi sekaligus kompetensi guru dalam merancang pembelajaran daring yang belum sepenuhnya dikuasai. Artinya, yang penting pembelajaran daring. Belum banyak yang sampai berpikir tentang kaitan esensi dan karakteristik setiap disiplin ilmu. Coba dibayangkan, yang terjadi semua materi pembelajaran dihantam hanya dengan powerpoint atau hanya sekadar tugas-tugas mengerjakan soal yang “didaringkan”. Pembelajaran tanpa secuil menggunakan media pembelajaran yang sesuai. Lebih-lebih jika pembelajaran untuk jenjang sekolah dasar yang sesuai dengan taraf perkembangannya masih harus berpikir konkret. Betulkah itu pembelajaran daring yang sesungguhnya?. Tentu saja tidak.

Inilah pekerjaan rumah kita semua yang harus segera dituntaskan agar pembelajaran daring sesuai dengan yang diharapkan berbagai pihak termasuk tuntutan dari mata pelajaran itu sendiri.

Temanggung, 25 April 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post