Fatchur Rohman

PAMONG BELAJAR DI BP PAUD DAN DIKMAS PAPUA [email protected]...

Selengkapnya
Navigasi Web
STEAM PADA ANAK USIA DINI
Dok. Peserta didik sedang praktik sains dengan menanam

STEAM PADA ANAK USIA DINI

(Oleh: Tri Fatchur Rohman_WP BP PAUD dan Dikmas Papua). Anak-anak terlahir dengan rasa ingin tahu, mereka adalah ilmuwan dan insinyur sejak pertama kali mampu menjelajahi dunia mereka. Saat mereka tumbuh, mereka mengajukan banyak pertanyaan setiap hari tentang dunia di sekitar mereka. Begitulah cara anak-anak membangun kepercayaan diri, kapasitas, dan kebiasaan mental yang memungkinkan mereka menaklukkan tantangan masa depan. Saat pendidik dan pengasuh anak usia dini mendiskusikan pendidikan saat ini, mereka sering menggunakan singkatan STEM untuk merujuk pada pendekatan terintegrasi ke sains, teknologi, teknik, dan matematika. STEM lebih dari sekadar daftar konten, konsep, dan keterampilan. Ini adalah pendekatan holistik untuk pengalaman pendidikan. Praktik STEM memberikan jalan menuju penemuan dari masa bayi hingga dewasa. Dalam STEM perlu diingat bahwa penemuan juga melibatkan membaca, berkomunikasi, keterampilan dan studi sosial, musik, dan seni. Penemuan jarang termasuk dalam satu kategori (Texley & Ruud, 2018)

Peserta didik mengawali Penyelidikan dengan mengamati fenomena lalu fenomena memicu pertanyaan dan selanjutnya pertanyaan mengarah pada penyelidikan. Pada tingkat anak usia dini, praktik STEM seperti mengamati, mempertanyakan, mencontohkan, dan mengkomunikasikan adalah permainan yang memiliki tujuan. Saat anak-anak membangun kepercayaan diri, mereka menggunakan praktik ini untuk menemukan solusi yang bermakna secara pribadi untuk masalah yang mereka hadapi. Mereka merancang eksperimen,

mengumpulkan informasi, menguji dan menguji ulang, dan mengkomunikasikan apa yang mereka temukan. Kita, orang dewasa, dapat menganalisis aktivitas ini semau kita. Tetapi bagi anak-anak kecil, mereka hanyalah perilaku alami dengan manfaat yang signifikan bagi kebiasaan berpikir dan kompetensi mereka (Texley & Ruud, 2018)

Anak-anak kecil adalah seseorang yang selalu penasaran, jeli, dan memiliki tekad untuk memecahkan masalah. Mereka penuh dengan pertanyaan dan bersemangat untuk mempelajari lebih lanjut. Ini bukan hanya ciri-ciri seorang ilmuwan yang sukses, tetapi juga ciri-ciri yang diperlukan untuk sukses dalam karir terkait STEM (sains, teknologi, teknik, dan matematika). Memberi anak-anak kesempatan untuk melakukan eksperimen sendiri memungkinkan keterampilan alami ini tumbuh dan berkembang (Asia Citro, 2015). Meskipun elemen STEM terintegrasi secara erat, banyak orang mengaitkan pendidikan STEM terlebih dahulu dengan sains. Itu karena eksplorasi otentik yang disukai anak-anak sering kali memiliki konteks sains. Keluarga juga mengasosiasikan program STEM dengan sains. (Texley & Ruud,2018).

Sains dalam bahasa Latin diartikan untuk “mengetahui”. Secara umum sains diartikan sebagai peningkatan pengetahuan dan pemahaman lingkungan yang didasarkan pada pengumpulan atau observasi terhadap data-data atau penelitian. Pengenalan sains pada anak usia dini bukan berarti belajar sains melainkan bagaimana menumbuhkan sifat kritis, keingintahuan, teliti, eksplorasi untuk mencari jawaban dan berpikir teratur melalui kegiatan-kegiatan eksperimen yang menyenangkan. Kegiatan eksperimen bukan untuk mengetahui benar atau salah suatu kejadian, tetapi juga yang lebih penting mengembangkan keterampilan dasar dimana anak dapat belajar dan melakukan sesuatu yang akan menolong mereka memahami dunia dengan belajar yang menyenangkan dan melakukan kegiatan yang menakjubkan.

Lingkup bermain sains terdiri dari sains fisik, sains makhluk hidup dan sains bumi dan lingkunag hidup. Orangtua dirumah dapat mengenalkan wujud fisik dari benda dengan mengajak mengamati dan eksplorasi melalui permainan : 1) Membuat Susu; 2) Es Mencair; 3) Bola Menggelinding; 4) Mengenal macam bentuk buah-buahan dan lain sebagainya; Dalam Sains makhluk hidup, anak mengeksplorasi tentang makhluk hidup seperti manusia, hewan dan tanaman.Anak akan belajar tentang ciri-ciri, siklus hidup dan tempat hidup mahluk hidup, misalnya: 1) bagian atau organ manusia serta fungsinya; 2) Jenis-jenis penyakit dan cara mencegahnya; 3) Menanam tanaman; ) Akuarium adalah salah satu tempat untuk ikan dan makhluk hidup lainnya untuk tumbuh; 4) Merawat binatang peliharaan 5) Suara-suara binatang dan lain sebagainya. Pada sains bumi dan lingkungan Anak belajar tentang sebab akibat, bahwa semua itu penting dan mereka mulai menghargai bahwa manusia dapat mempengaruhi saling ketergantungan ini baik secara positif maupun negative, misalnya: 1) Mengenal benda angkasa; 2) Proses terjadinya hujan; 3) Membuang sampah sembarangan dapat mengakibatkan banjir;4)Angin dapat menerbangkan benda;5) perbedaan siang dan malam dan lain sebagainya; 6) Bunyi benda apabila dibenturkan sesuatu; 6) Bermain bayangan dan lain sebagainya.

Teknologi menurut (Texley & Ruud, 2018) dalam konteks kurikulum STEM anak usia dini, bisa menjadi sederhana jauh lebih sederhana daripada smartphone, tablet, atau game virtual. Alat seperti timbangan atau termometer dibutuhkan anak untuk mengukur. Kamera bisa menjadi alat yang digunakan ilmuwan kecil untuk mengkomunikasikan ide-ide besar. (Wahyuningsih dkk, 2020) menambahkan bahwa teknologi itu istilah lain dari alat. Teknologi tidak selalui identik dengan smartphone, komputer, game dan perangkat canggih lainnya. Bermain yang behubungan dengan teknologi adalah mengenalkan dan menggunakan teknologi sederhana seperti : alat tulis (penggaris, pensil, gunting, krayon dan sebagainya), alat rumah tangga (panci, piring, gelas, sendok dan lain sebagainya), alat pertukangan (obeng, tang, meteran dan lain sebagianya) dan alatalat lainnya yang dengan mempertimbangan tingkat perkembangan dan keamanan anak

Dalam bermain orangtua juga dapat mengenalkan kecanggihan teknologi sperti membuat video atau mengambil foto dari smartphone atau mengamati sesuatu pada video di HP. Tujuan dari bermain dengan memasukkan unsur teknologi adalah anak mengenal nama benda, bagian-bagian benda, fungsi/manfaat benda, cara menggunakan secara tepat, cara merawat, anak terlatih untuk dapat menghubungkan benda-benda dalam membantu manusia serta membuat alat teknologi sederhana seperti mobil-mobilan, pesawat-pesawatan, baling-baling, telepon-teloponan dan lain sebagianya). Kegiatan bermain dengan teknologi juga melakukan proses pekerjaan sesuai prosedurnya membuat teh mulai dari menyediakan air panas, teh, gula dan gelas.

Teknik (engineering) menurut (Cleve’s, 2007) adalah penerapan sains, matematika, dan pengalaman untuk menghasilkan sesuatu atau proses yang bermanfaat. Teknik tidak lebih dan tidak kalah pentingnya dari sains, hanya berbeda. Tujuan dasar sains adalah untuk menemukan komposisi dan perilaku dunia fisik; yaitu, sains adalah studi tentang dunia alami. Tujuan dasar dari teknik adalah menggunakan prinsip dan metode ilmiah untuk menghasilkan perangkat dan layanan berguna yang melayani umat manusia. Penerapan prinsip teknik (engineering) pada anak adalah dimulai dengan mengidentifikasi masalah, kemudian mencoba memecahkan masalah itu. Sebagai contoh,anak-anak mengalami proses ketika mereka mencoba mencari tahu bagaimana membuat fondasi yang kuat agar tiang rumah-rumahannya tidak roboh pada proyek bermain rumah-rumahan. Selain itu, teknik untuk anak usia dini yaitu tergambarkan melalui permainan dan eksplorasi material. Seperti merancang, memecahkan masalah, dan membangun. Untuk mendorong anak tertarik pada kegiatan teknik, orangtua dapat menyipakan mainan bangunan seperti balok kayu, papan lego, Puzzle blok bangunan model gear elektrik, puzzle blok bangunan tetris multifungsi, balok susun rumah, puzzle blok bangunan bentuk kepingan salju dan lainnya. Namun, apabila mainan tersebut terlampau mahal dan susah dijangkau maka orangtua dapat memfasilitasi anaknya dalam kegiatan permainan pembangunan dengan menyusun berbagai bentuk atau bangunan dari kardus bekas,kaleng susu bekas, ranting-ranting pohon, balok-balok yang tak terpakai, batu-batuan dan lain sebagainya.

Seni menurut (Kemdikbud, 2020) adalah sebuah proses penyaluran diri melalui ekpresi dan kreativitas. Seni bagi anak usia dini merupakan media untuk mengetahui dan memahami dunia sekelilingnya. Melalui seni, anak memiliki kesempatan penuh untuk terlibat aktif dengan cara menggali, mengekspresikan dan mendatangkan pemahaman mereka melalui cara yang menyenangkan. (Sousa & Pilecki, 2013) mengungkapkan banyak ilmuwan, matematikawan, insinyur menyadari bahwa seni penting untuk kesuksesan mereka dan mereka menggunakan seni sebagai alat ilmiah untuk melakukan hal-hal seperti berikut : 1) Menggambarkan rasa ingin tahu, 2) Mengamati secara akurat, 3) Membayangkan obyek dalam bentuk yang berbeda, 4) Membangun makna dan mengungkapkan pengamatan seseorang dengan tepat, 5) Bekerja secara efektif dengan orang lain 6) berpikir secara spasial (Bagaimana bentuk sebuah objek ketika saya memutarnya, melalui membayangkannya di kepala), 7) Persepsi kinestetik (Bagaimana cara bergerak). Leonardo da Vinci dan Michelangelo Buonarroti mereka juga terkenal sebagai penemu, insinyur, dan ilmuwan. Misalnya, da vinci membuat konsep helikopter dan tank tempur dan membuat penemuan penting dalam anatomi, hidrodinamika, dan optik. Michelangelo juga bekerja sebagai arsitek dan insinyur, merancang kubah besar Basilika Santo Petrus di Roma. Pria ini melihat tidak ada batasan antara seni dan sains (Sousa & Pilecki, 2013)

Bermain matematika bagi anak usia dini merupakan kegiatan yang dirancang untuk mengenalkan konsep-konsep matematika permulaan dengan cara bermain yang menyenangkan. Adapun konsep matematika permulaan yaitu: mencocokkan, mengelompokkan/klasifikasi, seriasi, geometri, bilangan, grafik, pengukuran. Bermain matematika di Rumah dapat dilakuakn melalui : 1) mengelompokkan berbagai benda di lingkungannya berdasarkan ukuran, sifat, suara, tekstur, fungsi, dan ciri-ciri lainnya; 2) menghubungkan satu benda dengan benda yang lain; 3) menjodohkan nama benda dengan tulisan sederhana melalui berbagai aktivitas; 4) membedakan besarkecil, banyak-sedikit, panjang-pendek, berat-ringan,tinggi-rendah dengan mengukur menggunakan alat ukur tidak baku; 5) Membuat pola ABCD-ABCD; 6) mengurutkan lima seriasi atau lebih berdasarkan warna, bentuk, ukuran, atau jumlah; 7) membedakan benda berdasarkan ukuran: “lebih dari”; “kurang dari”; dan “paling/ter”; 8) mengklasifikasikan benda berdasarkan 3 variabel warna, bentuk, dan ukuran; 9) menyebutkan lambang bilangan 1-10; menggunakan lambang bilangan untuk menghitung; 10) Mencocokkan bilangan dengan lambang bilangan.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post