Oleh : Fathul hayati Arlian

Tantangan hari ke 225

#TantanganGurusiana

Hari itu hari Jumat, seperti biasa saya sibuk di sekolah sejak pagi. Kegiatan Jumat sehat bersama seluruh rekan guru dan staff Tata Usaha di lapangan upacara, yang kemudian dilanjutkan dengan kerja bakti membersihkan lingkungan kerja masing-masing, lumayan membuat badan sedikit lebih lelah dari biasanya, apalagi ditambah dengan tetap menjalankan kegiatan mengajar online, jadi berasa semakin komplit saja kegiatannya.

Memasuki waktu istirahat siang, saya isi dengan melakukan beberapa transaksi pembayaran pembelanjaan olshop, karena kebetulan ada beberapa pesanan yang belum sempat saya selesaikan. Satu demi satu pembayaran bisa saya selesaikan dengan baik, hanya saja tadi transaksi terakhir sempat terkendala karena tiba-tiba listrik padam, untungnya tidak lama listrik menyala kembali, jaringan internet di kantor juga sudah “connected” lagi, hingga transaksi terakhir bisa terkirim dengan lancar.

Seperti biasa, jika saya telah selesai dan sukses melakukan transaksi olshop lewat I-Banking, bukti transaksi sukses langsung saya screenshot dan langsung saya ikirim ke pedagang yang biasanya langsung diproses lebih lanjut untuk pengiriman ke alamat saya, seperti itulah biasanya proses belanja online yang saya jalankan, sama seperti pembelanjaan di olshop pada umumnya.

Menjelang sore muncul sebuah notifikasi pesan masuk di android saya yang isinya membuat saya lumayan kaget dan gugup, ternyata saat melakukan transaksi i-banking terakhir saya salah kirim alias nyasar, jadi barang terakhir yang saya order tidak bisa di proses, karena saya salah transfer. Saya langsung gugup dan mencoba menyabarkan diri, menenangkan perasaan, sambil istighfar, mungkin kalau ada orang yang melihat ekspresi wajah saya pastinya nampak pucat pasi, bagaimana tidak sejumlah uang nyasar entah masuk ke rekening siapa?

Sekedar melegakan sesak di dada saya mencoba curhat pada sahabat dekat saya, walaupun dia ikut-ikutan kaget tapi setidaknya dia setia menemani saya mencari solusi dengan kejadian yang saya alami. Hingga akhirnya ketika sudah tidak ketemu titik terang kami berdua mengambil satu kata sepakat “Ikhlaskan !”

Saya juga sempat bilang ke sahabat saya itu “Mungkin aku kurang sedekah kali ya..” , biar rasanya saya bisa benar-benar ikhlas. Tapi, walaupun hati bisa menterjemahkan kata ikhlas tapi pikiran tetap saja masih tertuju pada kelalai- an yang telah saya lakukan, saya gegabah, saya kurang hati-hati, mungkin saya salah menekan nomer rekening tujuan , atau entah apalagi kesalahan sebenarnya yang telah saya lakukan sehingga saya bisa salah melakukan transfer uang.

Sampai larut malam saya masih terpikirkan juga semua kejadian salah transfer itu, dan saya tidak cerita di rumah karena takut suami jadi ikutan sibuk mikir kejadian yang menimpa saya. Satu-satunya tempat curhat saya ya sahabat dekat saya itu, dia sedia menemani kepanikan saya walau hanya komunikasi lewat HP. Atas saran dia pagi sabtu nya saya mencoba menghubungi Customer service bank Jateng terdekat, sekedar meminta solusi, ya walaupun saya sedikit ditertawakan tapi setidaknya saya tidak masygul karena sudah melakukan ikhtiar, masih mending sih saya curhatnya kan hanya lewat telepon jadi ya tidak berhadapan langsung dengan CS nya bank Jateng, jadi tidak begitu malu lah…..BERSAMBUNG.

OmahGulon, 2 Oktober 2020

Fathul hayati Arlian

#TantanganGurusiana