Fathul hayati arlian

Saya adalah seseorang yang biasa-biasa saja, dilahirkan di kota Banjarbaru Kalimantan Selatan. Sejak remaja saya senang deng...

Selengkapnya
Navigasi Web

SISI KUAT DAN LEMAH GOOGLE FORMULIR SEBAGAI ALAT PENGAMBILAN NILAI DI ERA PJJ

Oleh : Fathul Hayati Arlian Tantangan hari ke 216 #TantanganGurusiana Hari ini merupakan hari ke tiga pelaksanaan Penilaian tengah Semester (PTS) di sekolah kami. Pengambilan nilai tengah semester yang kali ini kami adakan dengan system online penuh, yang hadir di sekolah hanya beberapa guru yang menjadi panitia pelaksanaan PTS, sementara seluruh siswa menikuti jalannya PTS dari rumah masing-masing. Kali ini PTS menggunakan “Google Formulir”, soal-soal untuk PTS sudah dibuat oleh guru-guru mata pelajaran yang disesuaikan dengan panduan / tutorial yang diberikan panitia PTS. Kemudian pelaksanaan PTS diatur sesuai jadwal dan waktu pelaksanaannya pun dibatasi hanya dari jam tujuh pagi sampai jam sepuluh pagi, setiap hari dua mata pelajaran dengan durasi setiap mata pelajaran 60 menit. Memasuki hari ke tiga ini pelaksanaan PTS sudah berjalan lebih lancar dan para siswa pun sudah mulai familiar dengan Google Form, hanya saja mulai dirasakan para guru dan operator bahwa ada banyak kecurangan yang terdeteksi dilakukan para siswa yang mengerjakan PTS. Untuk mendapatkan nilai yang bagus ada beberapa siswa yang mulai berlaku kurang sportif dan menjauhi “karakter jujur”, sehingga itu membuat pada guru dan operator merasa kecolongan dan harus lebih cerdik lagi dari para siswanya. Memang Google formulir punya banyak kelebihan ketika digunakan sebagai aplikasi kuis atau ulangan, namun tidak sedikit juga kelemahannya. Bagi kebanyakan guru yang belum begitu lihai kemampuan IT nya maka Google Form cukup mudah dipahami dan diaplikasikan jika dibanding dengan quiziz dan sejenisnya. Kelebihan Google Form selain mudah digunakan adalah google form tampilannya unik, URL dapat diperpendek dengan mudah, mudah dibagikan atau di share, banyak pilihan menu kuisnya, dan yang pasti Gratis. Selain itu adanya fitur spreadsheets sangat membantu para guru, karena hasil dari kuis yang dishare ke siswa langsung dapat dilihat di spreadsheets begitu siswa mengklik “kirim” setelah mereka selesai mengerjakan soal kuis/ulangan tadi. Adapun yang menjadi pembatas atau kekurangan Google form ketika dijadikan alat atau apliksi untuk kegiatan ulangan umum atau PTS salah satunya adalah Google form harus terkoneksi dengan internet. Selain itu dalam pelaksanaan pengambilan nilai dengan google form ini bisa terjadi hal-hal yang kurang memuaskan para guru sang pembuat soal, misalnya, karena soal ulangan ini yang di share ke siswa hanya link nya saja, maka setiap siswa bisa membuka link tersebut secara berkali-kali, bahkan jika guru tidak cermat mensiasati pengaturan google form ini, ada siswa yang meng klik link nya terlebih dulu dengan nama samaran , kemudian kunci jawaban segera bisa diketahui dan siswa bisa mengulang masuk dengan nama dia sebenarnya. Kadangkala guru sudah menyiapkan banyak “pengaturan” saat membuat soal ulangan / PTS nya, hanya saja kadang tidak sedikit juga siswa yang cerdas bisa mencari cara atau trik lain untuk bisa mengakali soal tersebut agar mendapatkan nilai yang bagus. Selain itu jika Google form diberikan dimusim Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) seperti sekarang ini maka sulit untuk mengetahui dimana siswa mengerjakan ulangan / tes nya, disinilah letak kesulitan kita mendeteksi kejujuran siswa dalam mengerjakan soal-soal ulangannya. Yang pernah saya alami adalah ketika saya melakukan pengambilan nilai harian dengan Google formulir saat PJJ, saya terkesima ketika melihat siswa-siswa yang tergolong pandai mendapatkan nilai alakadarnya, sementara siswa yang sebaliknya justru mendapatkan nilai bagus-bagus bahkan nyaris sempurna . Setelah selesai saya coba menelusuri nya dengan mencari informasi-informasi sederhana dari beberapa murid, disitulah saya mengerti banyak trik yang dilakukan murid-murid saya agar bisa mendapatkan nilai bagus tanpa mesti repot-repot belajar , bahkan tanpa memperdulikan karakter jujur dalam mengerjakan soal. Di sinilah bedanya melakukan kegiatan pengambilan nilai antara system offline atau langsung di kelas dengan system online. Semoga pandemi ini segera berakhir, kangen dengan suasana persekolahan normal seperti dulu, rindu mengajar di dalam kelas berhadapan langsung dengan para murid. OmahGulon, 23 September 2020 Fathul hayati Arlian #TantanganGurusiana
DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post