Fathurrahman

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
NOSTALGIA KUSUT

NOSTALGIA KUSUT

NOSTALGIA KUSUT

Malam ini didalam kamar yang sepi , dan larangan keluar yang berlaku di daerah ku ( Rengas Bandung )

Sepi ini membawa ku pada sebuah janur kelam masalalu,

Sebuah perpisahan yang menimbulkan persetan perubahan

Awalnya aku adalah seorang anak kecil yang biasa saja. Sama seperti dengan anak-anak lainnya. Kehidupan yang penuh dengan kebahagiaan dan canda tawa. Namun, lambat laun semua itu berubah. Ketika kedua orang tua ku memutuskan untuk bercerai pada usiaku saat itu berumur 7 tahun, semua mulai berubah, Aku mulai mendapat celaan, ejekan, sindiran atau apapun namanya dari teman-teman sebayaku. Mereka mengejekku karena orang tua ku ga pernah Dateng saat ada panggilan dari sekolah, dan kondisiku yang ga pernah bayaran buku paket. Memang, sejak kelas 3 SD . Fisikku menjadi kurus dan sangat kurus, aku tinggal di rumah nenek ku ,dengan d segala kekurangan. Orang tua ku pada saat itu tidak bisa mengurus aku karena ada konflik yang harus diselesaikan di pengadilan, aku pernah menangis di kelas karena mereka. Aku lemah, sangat lemah. Aku tidak berdaya menghadapi mereka. Aku hanya diam. Aku tidak bisa membalas mereka. Aku tidak berani. Sungguh, semua itu membuat hatiku sakit. Ketika mereka mengejekku, aku hanya diam. Namun, sebenarnya batinku menangis. Perih. (Mengenang kejadian itu membuatku merasakan rasa sakit itu lagi .

, aku hanya berusaha menahan rasa sakit itu. Berusaha menahan agar air mataku tidak jatuh. Ketika sampai di rumah aku tidak menunjukkan kesedihanku itu pada nenek ku, Aku tidak mau membuat ibu sedih. Yang aku lakukan adalah masuk ke dalam kamar dan menangis sepuasnya di sana. Aku mengadu pada Allah. Aku sempat menanyakan keadilan kepadaNya. Ya Allah, Kenapa aku seperti ini, kenapa aku tidak sama dengan mereka. Kenapa aku tidak seperti anak-anak pada umumnya. Kenapa aku berbeda. Kenapa aku lemah. Kenapa ya Allah, kenapa ?? Pertanyaan itu selalu ada dalam diriku dan selalu aku luapkan saat aku menangis di dalam kamar. Tidak pernah ada yang tahu jika aku selalu menangis di dalam kamar. Tidak ada.Meskipun masa lalu itu menyakitkan, namun aku tak pernah larut dalam kesedihan. Masa lalu sudah berlalu, kini aku akan menatap masa depan yang lebih cerah. Aku akan hanya fokus pada masa kini yang akan membawaku pada masa depan. Biarlah masa lalu itu menjadi memori tersendiri dalam sudut pikiranku. Menjadi sebuah penguat langkahku. Agar selalu tetap kuat dalam menghadapi setiap masalah yang hadir dalam kehidupannku.

Harapanku , semoga anak cucuku nanti tidak akan pernah mengalami hal yang sama , yang menimpa diriku,

Peace out Me -_-

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Sungguh pilu membaca masa anak-anak yang kurang bahagia. Semoga selanjutnya Allah memberi kekuatan dan kesuksesan.

07 Apr
Balas

Kisah yang membangkitkan anak-anak lain untuk tetap bersyukur atas nikmat keluarga yang lengkap dan bahagia. Sukses selalu kang, semoga Allah lancarkan kedepannya. Barakallahu fiik

08 Apr
Balas

Aamiin , ente juga kang

08 Apr

Aamiin,,, ya allah

07 Apr
Balas



search

New Post