FATIMA ZAHRO

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Guru Berkarya Guru Istimewa

Guru Berkarya Guru Istimewa

Oleh: Fatima Zahro (Kepala MI Darussalam 02 Jember)

Profesi Guru bagi saya pilihan. Karena menjadi pilihan, maka saya memaksimalkan proses menjadi guru tersebut agar istimewa. Sejatinya tugas guru itu tidak sedikit. Selain mengajar, mendidik menjadi poin utama. Namun kenyataannya, tidak sedikit pula guru di masa kini hanya sekadar mentransfer ilmu saja, setelahnya merasa gugur tugas. Apa benar yang begitu? Jawabannya ada pada guru yang ruhnya menyatu dengan peserta didik. Nah, bagaimana maksudnya?

Seperti halnya Bunda Hamida (inspirator) mengatakan “Metode lebih penting dari bahan ajar. Guru lebih penting dari metode. Ruh guru lebih penting dari guru itu sendiri”. Saya sebagai guru sangat setuju sekali dengan kata inspirasi ini. Karena sebagus apa pun metode yang dimiliki tetapi ruh rasa memiliki sebagai guru belum dimiliki, maka sia-sialah metode yang bagus tersebut.

Nah, karena profesi saya sebagai guru, akan lebih istimewa jika saya memiliki karya. Dalam hal ini karya yang saya miliki tentang karya buku solo atau pun karya buku antologi. Tidak sedikit karya buku antologi yang saya miliki selama ini. Tentunya dengan berbagai tema yang menarik dan unik. Selain itu, saya juga memiliki karya solo. Sampai saat ini masih ada 3 karya buku solo saya. Dari karya tersebut, personal branding saya semakin kuat sehingga kepercaayan diri saya untuk mengembangkan literasi di Madrasah semakin mudah.

Selain guru, saya menjadi kepala di MI Darussalam 02 jember. Guru berkarya Guru Istimewa. Itulah yang menjadi keyakinan saya dalam mengembangkan literasi di Madarasah. Dikatakan istimewa karena guru yang memiliki karya itu sesuatu yang langka. Artinya tidak banyak guru yang memiliki karya buku. Dengan itu guru yang memiliki karya sangat istimewa bagi guru-guru lainnya. Karena akan mewujudkan karya itu tidak mudah. Jadi, yang tidak mudah dapat dilakukan, apalagi yang mudah, sangat mudah dilakukan. Begitulah alur pikir yang selalu ada di benak saya.

Guru yang memiliki karya akan menjadi guru yang diutamakan di lembaganya atau pun di Lembaga lainnya. Itulah yang pernah saya alami hingga saat ini. Sejatinya saya merasa tidak memilki kemampuan literasi yang maksimal. Tetapi saya memaksimalkan kemampuan yang saya miliki untuk mewujudkan karya buku. Bagi saya mewujudkan karya buku bukan satu-satunya dapat berpengetahuan luas, tetapi justru dengan mewujudkan karya buku, literasi membaca saya semakin kuat. Dengan ini, pengetahuan saya semakin berkembang pula.

Alhamdulillah, dengan karya buku yang saya miliki, tidak sedikit penghargaan yang saya terima. Baik itu dari kantor kementerian agama kabupaten Jember, juga penghargaan di tingkat Nasional. Dengan karya buku itu pula menjadi pasward akan berfoto dengan pejabat-pejabat di daerah. Sungguh Allah memudahkan jalan pada guru yang memiliki karya. Semoga ke depan masih tetap dengan semangat mengembangkan literasi di Lembaga sendiri atau pun di lembaga yang lain, sehingga guru yang memiliki karya menjadi guru yang terdepan dan istimewa bagi Lembaga lainnya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post