Sekolah Layaknya Kuburan
Sekolah Layaknya Kuburan
Oleh: Fatima Zahro
Embun mengaburkan pandangan. Ayam berkokok saling bersautan. Pedagang asongan bersalipan. Nun jauh terlihat lembaga sepi tanpa penghuni. Tiada lagi gemuruh yang seliweran. Sekolah layaknya kuburan.
Debur rasa menyayat jiwa. Gedung megah di tepi sawah. Kian tak berguna. Penantian tanpa kepastian. Menggugah diri untuk menjamah. Rindu sekolah tanpa penghuni yang lama.
“Assalamualaikum,” di depan pintu gerbang aku ucap salam. Berharap tempat yang lama tak dihuni. Kini aku menyentuhmu lagi. Sekadar mengobati rindu yang tak bertepi. Yang sekian lama menanti.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar