Ziarah ke Engku Putri di Penyengat

#Tagur 30

Pagi ba'da Subuh bergegas mempersiapkan perjalanan ke pulau Penyengat. Yakni sebuah pulau kecil di Kepulauan Riau. Perjalanan laut ditempuh dari pelabuhan Telaga Punggur ke pelabuhan Sri Bintan Pura kurang lebih satu jam dengan kapal feri. Turun kapal feri perjalanan dilanjutkan dengan naik pompong.

Pompong adalah istilah kendaraan perahu kecil dengan tenaga mesin diesel. Posisi pengemudi ada di belakang penumpang. Untuk arah tertentu dengan menggerakkan bagian belakang kapal ke arah yang dituju. Perjalanan dari pelabuhan Sri Bintan Pura ke pulau Penyengat kurang lebih 10 menit. Dari kejauhan sudah nampak pulau kecil dengan masjid Penyengat bercat kuning.

Menurut sejarah Melayu , pulau Penyengat adalah mahar pernikahan Engku Putri dengan Sultan Mahmud Riayat Syah. Di pulau ini berdiri sebuah masjid bercat khas Melayu warna kuning. Keunikan masjid ini pada masa itu perekatnya menggunakan kuning telur sebagai pengganti semen. Ya, era kerajaan Melayu.

Rangkaian acara ziarah diawali dengan kegiatan dzikir. Di masjid inilah diselenggarakan majlis dzikir Al Khidmah. Kegiatan rutin ini diselenggarakan satu tahun sekali. Yakni satu pekan sebelum acara puncak Haul Akbar Batam. Haul Akbar akan diadakan pekan depan 6 Februari 2022. Kegiatan diawali dengan Khatmil Qur'an dilanjutkan pembacaan dzikir hingga menjelang Dhuhur. Kegiatan yang dihadiri kurang lebih 200 peserta diikuti dengan penuh hidmah dan tertib.

Ba'da Dhuhur dilanjutkan dengan ziarah ke makam Engku Putri. Lokasi makam tidak jauh dari masjid, cukup ditempuh dengan jalan kaki saja kira-kira satu kilometer. Di sinilah Engku Putri dimakamkan beserta keluarganya. Tampak makam-makam yang lain diselimuti kain warna kuning.

(FZ/30/1/2022)