Fatmawati

Fatmawati, lahir pada 17 Februari 1980 di Samarinda, ibu kota Propinsi Kalimantan Timur. Berasal dari keluarga sederhana yang dari pernikahan campuran.&nb...

Selengkapnya
Navigasi Web
Tukang Parkir Liar

Tukang Parkir Liar

Urusan parkir liar memang kerap bikin dongkol. Ketika memarkir kendaraan, mengatur sendiri posisi parkir kita. Eh, giliran hendak meninggalkan tempat, mendadak ada bunyi sempritan dari arah tak terduga. “Parkir mba dua ribu,” dengan wajah polosnya.

Mau murka? Si tukang parkir, ternyata punya banyak kawan. Tidak lucu juga hanya karena uang receh kemudian bonyok, atau malah urusannya justru sampai ke Polisi.

Ada pula tukang parkir yang baik. Saat pengunjung datang, ia berusaha mengarahkan ke area kosong, menuntun kendaraan hingga di posisi pas untuk parkir. Ketika usai berurusan, tukang parkir juga membantu keluar hingga ke jalan raya. Maka memberi lebih pun kita ikhlas.

Suatu hari saya dan suami ke sebuah toko. Tak terlihat tukang parkir, yang tampak justru banyak kendaraan terparkir semerawut. Suami pun memarkirkan kendaraan. Setelah kami keluar dari toko, tiba-tiba datang pemuda berambut acak-acakan dan matanya merah.

"Uang parkirnya mana?" Tanyanya dengan wajah seram dan mata melotot.

"Parkir ya bang?" sahut saya sambil memandang wajahnya. Wajah dan perawakannya tidak asing. "Imran?"

"Eh, ternyata mba Fatma," sahutnya. Rupanya adik binaan Yayasan Sosial Anak Lentera Mahakam ini masih masih mengenali pembinanya. Yayasan ini bergerak dalam bidang pendidikan anak-anak dhuafa, temasuk anak-anak jalanan. "Tak usahlah mba bayar parkirnya", ujarnya lagi.

Saya mengajaknya menepi. Sekilas saya melihat wajah suami tampak kurang nyaman. Maklum tampang La Imran bak preman Citra Niaga, nama daerah perbelanjaan yang kami datangi ini.

Saya sampaikan ke La Imran bahwa dia harus mengatur dan menjaga keamanan Parkir dengan baik. Sehingga pengunjung akan melihat kejujuran dan jerih payah mencari uang.

Saya sering bercerita kepada keluarga dan siswa saya tentang senyum tukang parkir saat kita memberi uang ketika membayar parkir. Apalagi ketika kita membayar lebih. Jangan pelit, hitung-hitung sedekah.

Bagaimana jika jukir liarnya ngeselin? Itulah ujian keikhlasan. Daripada kemudian bermasalah hukum, baik karena menganiaya atau dianiaya, bila ada tukang parkir sebaiknya dibayar. Semoga berkah untuknya dan kita.

Saya berusaha menumbuhkan kesadaran bahwa banyak orang yang hidup dari pekerjaan ini. Bahkan adik-adik binaan Yayasan Sosial Anak Lentera Mahakam banyak yang berhasil menyelesaikan pendidikan formalnya di bangku sekolah dari hasil kerja sebagai tukang parkir. Beberapa diantaranya bahkan ada yang mampu menyelesaikan pendidikan di bangku kuliah. Memotong rantai kemiskinan yang melanda keluarga mereka.

Tapi, itu bukan La Imran. Dia masih harus berjuang terutama menjaga dirinya agar tak terjerat lagi pada miras. La Imran, adik binaan yang spesial. Ketika itu, dia "mampu" menggerakkan kami untuk berjejaring dengan lapas anak dan rumah sakit.

________

Ditulis oleh ✍️

Fatmawati

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Iya Bu, tukang parkir ini seharusnya ditertibkan. kadang, dia nggak ngatur, kita urus mobil kita sendiri, eh pas mau jalan, dia minta uang. nyesek kita... salam

05 Jul
Balas



search

New Post