Entah Siapa yang Salah
“Entah Siapa yang salah, ku tak tahu”, kutipan kata tersebut saya ambil dari lagu yang sekarang sedang viral. Tidak tanpa alasan mengambil lirik tersebut sebagai tema artikel saya kali ini. Diawali dengan kegiatan saya mengajar , sudah menjadi rutinitas saya mengajar setiap hari, tetapi pada hari ini ini siswa kelas 7, kelas yang saya masuk setiap hari, harus masuk siang, dikarenakan renovasi beberapa ruang kelas yang mengharuskan kelas 7 masuk siang.
Pro dan kontra, setuju dan tidak setuju, itu sudah lumrah, jika ada ketentuan yang harus ditaati. Begitu juga dengan jadwal masuk kelas pagi dan siang. Sebagian besar siswa tidak setuju kalau harus masuk siang, dengan alasan panas dan terik, serta jadwalnya tidur siang yang menjadikan alasan utama bagi mereka, tetapi sebagai seorang guru sudah seyogyanya memberi pengertian dan penjelasan yang berkaitan dengan kondisi dan situasi.
Keadaan yang membuat kelas secara bergantian digunakan oleh siswa. Siswa yang masuk pagi akan memberikan ruang kelasnya untuk digunakan oleh siswa yang masuk di siang hari, begitu seterusnya, hingga renovasi ruang kelas selesai dan layak digunakan.
Hari ini adalah pertama siswa kelas 7 menggunakan ruang kelas yang telah digunakan oleh kakak kelas 9. Kegiatan proses belajar mengajar dilaksanakan sebagaimana mestinya. Seperti tidak ada kejadian yang membuat risih dan resah siswa yang berada di dalam, begitu juga dengan guru yang mengajar di ruangan tersebut. Tampak mereka nyaman dengan situasi dan keadaan ruang kelas.yang luar biasa.
Pada saat memasuki salah satu ruang kelas yang bertepatan jadwal saya, alangkah terkejut dan shocknya pada saat itu. Posisi bangku kelas dibuat per kelompok yang masing- masing kelompok terdiri dari 6 orang siswa. Sampah ada dimana- mana dan di segala sudut. dalam setiap laci siswa seperti tempat sampah, penuh dengan bungkus jajanan. di bawah meja dan bangku mereka sampah, seperti karpet yang berbahan sampah.
Dengan santai dan nyamannya mereka memijak sampah yang sudah seperti hamparan rumput yang tidak pernah diinjak manusia. Seperti ruangan yang sudah berbulan- bulan tidak digunakan. Mirisnya tidak satupun siswa yang tanggap dan peduli dengan situasi dan kondisi seperti itu. Ketidakpedulian siswa menjadi tanda tanya yang sangat besar. Siapakah yang harus disalahkan dalam hal ini, siswa, guru atau kepala sekolah? Apakah zaman ini sudah tidak ada lagi yang peduli dengan lingkungan sekitarnya.
Didalam hati ini menangis melihat kondisi dan situasi yang sudah tidak bisa lagi dikendalikan oleh orang dewasa terkhusus pendidik. Tetapi pada saat siswa disadarkan tentang menjaga kebersihan lingkungan sekolah, Alhamdulillah, semua anak merespon dan bekerja sama membersihkan kelas. Berarti bukan siswa yang tidak peduli, tetapi ada oknum lain yang tidak mau tahu dan dengan sengaja membiarkan situasi tersebut, tanpa tahu alasan yang pasti.
Salam literasi.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar