Fatmawaty Nasution

Instansi : SMPN 8 TEBING TINGGI SUMATERA UTARA Buatlah dirimu berguna bagi orang lain....

Selengkapnya
Navigasi Web
Menjadi Guru  di Sekolah dan di Rumah

Menjadi Guru di Sekolah dan di Rumah

Menjadi guru untuk semua siswa yang ada di sekolah dapat dengan mudah diatasi, hanya sebatas pertemuan antar jam 7.00 sampai 13.00. Meski ratusan anak yang harus didengar, dilihat dan diperhatikan segalanya, mulai dari akademik, norma dan sopan santun. Adalah suatu hal yang biasa seorang guru mampu menghadapi ratusan atau ribuan siswa di dalam lingkup sekolah dan di bawah naungan pendidikan.

Sementara seorang guru sekalipun bila menghadapi beberapa orang anak di rumah, hanya dengan beberapa karakter, tabiat dan pribadinya, sudah kewalahan dan terkadang angkat tangan. Dengan rela dan ikhlas walau harus membayar orang lain beberapa anak untuk mengajarkannya yang ada dirumah, untuk membentuk kemampuan intelegensi, atau kemampuannya, baik bersikap maupun sopan santun..

Sangat mudah mengajarkan anak yang bukan darah daging sendiri, cukup dengan kata- kata nasehat dan menunjukan sikap yang baik, maka anak akan mencoba menjadi yang terbaik, apalagi dengan sebuah hadiah ataupun ancaman yang telah dibuat untuk menjadikannya sebuah pedoman untuk menjadi yang terbaik.

Tetapi bagaimana dengan anak yang mempunyai hubungan darah daging dengan guru tersebut. Karakter, sikap dan tingkah laku, apakah sama perilaku yang ditunjukkan oleh seorang guru tersebut. Bagaimana guru tersebut mendidik dan mengajarkan anak dengan kategori tersebut. Samakah porsi perhatian, kasih sayang dan kebaikan yang diberikan.

Aturan- aturan dan larangan yang diberikan boleh jadi sama dan persis dengan yang telah diberikan oleh wadah pendidikan yang telah disahkan. Tetapi waktu serta tanggung jawab seorang guru dengan anak yang ada hubungannya dengan darah daging, itu sudah tentu berbeda. Perbedaan yang tidak dapat dibandingkan atau disejajarkan baik dilihat dari segi manapun sudahlah sangat jauh.

Lantas bagaimana sikap seorang guru tersebut agar anak yang ada hubungan dengan darah dagingnya dapat dididik dan diajarkan sesuai dengan norma yang berlaku. Apakah harus bertindak tegas dengan menanggalkan status darah daging. Tujuannya untuk membuat anak tersebut mengerti dan memahami apa itu menjadi seorang siswa yang pintar dan mempunyai akhlak, dan sopan santun dan mampu mengamalkan agamanya dengan baik pula.

Salam literasi.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post