Fatmawaty Nasution

Instansi : SMPN 8 TEBING TINGGI SUMATERA UTARA Buatlah dirimu berguna bagi orang lain....

Selengkapnya
Navigasi Web
Wanita Siaga

Wanita Siaga

Seorang istri adalah wanita yang harus siap siaga untuk keluarga yang senantiasa bergantung dengannya. Wanita yang harus mampu membagi waktu antara keluarga, pekerjaan diluar dan urusan rumah. Jadi teringat kata orang tua dulu, yang aku memanggilnya nenek. Beliau pernah berkata “menjadi seorang wanita itu harus sigap dalam segala hal”. Perkataan itu aku dapatkan sewaktu masih berumur 10 tahun, kala itu masih duduk dibangku sekolah dasar.

Awalnya aku yang masih kecil, bingung, “kenapa sih seorang nenek ngomong seperti itu kepada ku yang masih kecil”. Kejadian itu sudah berpuluh tahun yang lalu. Sekarang aku seorang Istri, Ibu dan juga anak. Ketiga peran itu harus aku lakoni sebagai manusia yang masih menginginkan hidup didunia dengan bahagia.

Ditambah satu lagi, peranku sebagai seorang guru dan abdi negara yang harus mengerjakan kewajiban, karena sudah diberi tanggung jawab. Peran- peran tersebut harus mampu aku seimbangkan dalam hidup agar tidak ada satupun yang menjadi korban dari keserakahanku yang menginginkan semua peran tersebut.

Satu persatu peran aku jalani dengan membagi waktu, sehingga semua terpenuhi dengan baik. Setiap hari aku masih mampu membagi waktu, terutama untuk diri sendiri. Tidak ada yang keberatan dengan peran yang sudah ku lakoni, karena masih seimbang antara hak dan kewajiban dari semua peran.

Manusia hanya dapat berencana, tetapi Allah SWT yang menentukan semuanya. Suatu ketika semua peran tersebut menuntut hak mereka, karena beberapa hari yang lalu, ada peran yang aku lalai, sehingga semua menuntut pada waktu yang sama. Betapa paniknya, karena harapan adalah aku fokus pada satu peran yang telah deadline, untuk segera diselesaikan.

Peran seorang guru yang harus menyelesaikan administrasi siswa, karena sebentar lagi akan libur semester dan akan menerima raport akhir semester. Pada saat itu juga peran seorang istri harus melayani suami yang sedang sakit, sudah otomatis peran orang orangtua harus aku ambil alih, yaitu menjemput sekolah dan menemaninya belajar.

Tidak hanya ketiga peran yang pada bersamaan harus diberikan pelayanan prima, ternyata peran seorang anak yang harus memperhatikan Ibu yang sedang sakit. Melihat aku yang sedang kerepotan, sehingga untuk diri sendiri pun sudah tidak mampu diperhatikan. Melihat Ibunya yang sedang kerepotan, sampai terduduk lemas, si bungsu berkata “Hanya Ibu yang sehat, jangan sampai sakit ya”. Mendengar kata- kata penghibur yang keluar dari mulutnya yang tulus, membuat lelah dan letih, hilang seketika. “Aku harus kuat”. Benar kata nenek, “Jadi wanita harus sigap”.

Salam literasi.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post