Fatmi Amro

Aku cemburu pada samudera Yang menampung segala Aku cemburu pada sang ombak Yang selalu bergerak ...........

Selengkapnya
Navigasi Web
AKU ANAK KAMPUNG
#TAGUR 2 TAHUN KEDUA#

AKU ANAK KAMPUNG

Edisi : Mak Pulang Kami Senang

Tulisanku hari ini masih tentang masa lalu yang bahagia. Salah satu yang membuat bahagia adalah kenangan menyambut mak pulang pasar, dan hati kami senang. Baru saja bendi (alat transportasi masa itu) berhenti, kami sangat bahagia, dan ketika mak menenteng bawaanya menuju rumah, kami sudah menyerbu tentengannya. Kami berebut membantu sambil menerka-nerka apa saja yang beliau beli.

Sesampai di dalam rumah, Mak akan mengganti baju, sementara kami akan sibuk mengeluarkan apa saja yang sudah beliau beli. Selain cabe, tomat, bawang, sayur-sayuran lainnya, mak pasti membeli makanan-makanan favorit kami. Apa saja itu? Nah, ini sebenarnya yang kami cari dari dalam keranjang anyam atau plastik tentengan tadi. Ada yang namanya mangkuk, godok, goreng-gorengan, karamuntiang (buah semak), tapai, dan kacang ramang. Sesekali jika awal gajian, ada beberapa bungkus sate atau nasi ramas.

Kacang ramang inilah yang unik bagi kami. Kacang ramang ini kacang kedelai yang direbus dengan tangkainya. Di daerah lain mungkin berbeda pula namanya. Tapi bagi kami, kacang ini sangat enak, cara makannya dengan mengeluarkan isinya dari kulitnya dengan sedikit tekanan jari atau gigi, maka isinya akan keluar. sederhana tetapi nilai gizinya luar biasa.

Hal lain yang cukup indah adalah cara mak membagi agar semua anaknya mendapat jatah yang sama adalah dengan membuka ikatan kacang itu lalu membagi dalam beberapa tangkai. Lalu setelah dibagi, para majelis anak akan diam dan asik dengan bagian masing-masing. Mak kami akan puas melihat anak-anaknya menikmati hasil belanjaannya.

Bagaimana dengan anak zaman now? Hehehe kadang mereka tak peduli dengan apa yang kita beli. Bahkan beberapa makanan tradisional menjadi asing bagi mereka. Padahal enaknya luar biasa, hanya saja kemasannya memang biasa-biasa saja. Soal kandungan gizi jangan ditanya lagi, tapi ya gimana lagi, zaman mereka kemasan yang utama, soal rasa nomor dua. Bagi mereka sih menarik dan asyik, tapi masalahnya lidah kita masih udik hehehe.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kereeen ceritanya, Bunda. Salam literasi

20 Feb
Balas

Terima kasih banyak Pak.

20 Feb

Kacang Ramang nan menggoda. Sehat dan sukses selalu Bu Cantik

21 Feb
Balas

Terima kasih ibu, aamiin

21 Feb

Itu ungkapan cunta yg tulus pada emak

19 Mar
Balas



search

New Post