Fauziah Usman

Lahir di Leubu Kutabarat, 1978. Mulai seklah di MIN sampai SMA di Kabupaten Bireuen. kemudiam melanjutkan Kuliah di IAIN Ar-Raniry sekarang UIN Ar-Raniry mengam...

Selengkapnya
Navigasi Web
Puasa VS Pasar
sumber gambar google

Puasa VS Pasar

Tak terasa bulan Ramadhan hampir berakhir. Bulan penuh rahmad dan maqhfirah berada dipenghujung sepuluh terakhir. Dimana pada sepuluh terakhir pada malam ganjil, Allah menjadikan satu malam sebagai malam Lailatul Qadar. “adalah Nabi saw mencari lailatul Qadar pada malam-malam witir di sepuluh harui terakhir” (HR. Bukhari). Malam yang penuh kebaikan, dan Allah melipatgandakan pahala bagi ummat Islam yang berbuat amal saleh.

Rasulullah saw sebagai teladan bagi kita apabila memasuki sepuluh terakhir dari bulan Ramadhan beliau mengencangkan ikat pinggangnya dan menghidupkan malam malamnya dengan beragam amal ibadah. “Adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila memasuki 10 terakhir Ramadhan, beliau mengencangkan tali sarungnya (yakni meningkat amaliah ibadah beliau), menghidupkan malam-malamnya, dan membangunkan istri-istrinya.” (HR. Muttafaqun ‘alaihi)

Ramadhan merupakan bulan mendapatkan pengampunan dari Allah swt makanya hendaklah memperbanyak zikir, sedekah, membaca al-Qur’an, shalat malam dan doa. Apalagi di malam lailatul Qadar Allah memberikan ampunan dan pahala yang berlipat ganda dengan setiap amal yang kita lakukan. “Barangsiapa qiyamullail pada lailatul qadar karena iman dan mengharapkan perhitungan (pahala), diampuni dosa-dosanya yang telah lalu”. (HR. Bukhari dan Muslim)

Fenomena yang terlihat dalam masyarakat kita, awal Ramadhan jama’ah Masjid atau meunasah penuh sesak untuk ibadah shalat wajib atau shalat sunnah taraweh. Pertengahan Ramadhan sudah mulai sesak kedalam jama’ahnya. Kemudian sepuluh terakhir hanya terlihat orang-orang tertentu (pak imam, tuha gampong, yang masih segar hanya satu dua yang terlihat) yang menjadi jamaah tetap shalat wajib atau salat sunnah taraweh.

Pada sepuluh malam terkahir, jamaah masjid atau meunasah sudah berpindah haluan menuju pasar. Sebagian dari kita sibuk berburu baju baru untuk lebaran dari yang muda sampai yang tua. Tempat-tempat pembelanjaan seperti, Matahari mall, Suzuya dan tempat lainnya sesak dengan manusia mulai dari pagi sampai pagi kembali. Siang malam berburu kebutuhan dan pernak pernik lebaran lainnya. Macet dari jalan utama sampai ke dalam pasar. Penat dan lelah terabaikan begitu saja.

Sebagian lagi kaum ibu yang hobby buat kue. Di masjid tedengar azan panggilan untuk shalat, dirumah sibuk dengan mengolah tepung menjadi kue. Sudah menjadi budaya dalam masyarakat, lebaran indentik dengan sesuatu yang serba baru, mulai dari baju baru, rumah baru (di cat atau direhab), gorden baru, sofa baru, penampilan baru, kendaraan baru dan belum afdhal rasanya kalau tidak ada persediaan kue enak menjelang lebaran.

Islam menganjurkan untuk berhias dan memakai pakaian terbaik untuk menghadiri shalat id. Hal yang harus di ingat bahwa kegiatan mempersiapkan sesuatu yang baru untuk menyambut idul fitri jangan sampai melalaikan kegiatan yang paling utama yaitu mengerjakan amal ibadah wajib dan ibadah sunnah lainnya selama akhir Ramadhan.

Semoga kita menjadi pribadi yang bertaqwa dan mendapatkan rahmad serta ampunan dari Allah swt dibulan yang penuh berkah. Amin ya rabb

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap

02 Apr
Balas

terimakasih

04 Apr

No kue no lebaran ha ha

05 Apr



search

New Post