F.D. Anggaraeni

Penulis memiliki nama lengkap Filia Dina Anggaraeni. Lebih banyak dikenal dengan nama Dina, walau mulai membiasakan fokus publikasi dengan nama akhir Anggaraeni...

Selengkapnya
Navigasi Web
Ketika Kartini dengan literasi.

Ketika Kartini dengan literasi.

Mengambil sedikit ruang yang belakangan hampir sangat jarang kuhadirkan diri ini di sini.

Begitu banyak draft tulisan yang belum juga selesai. Masih terasa begitu berdesakannya di kepala ini deretan huruf penuh makna ingin diberi jalan untuk berlabuh. Saat ini, jawabnya mungkin belum waktunya.

Satu diantaranya, inspirasi klasik seorang Kartini. Dia sosok yang relatif jauh dari kehidupannya sekarang.

Beberapa waktu lalu, gadis sulungku dengan sangat meyakinkan bercerita bahwa dia mendapat tiket tayangan perdana film Kartini yang baru saja di release. Kemudian saat tokoh pemeran Kartini memberikan sambutan, dia mencoba mengabadikan lewat kamera videonya. Dari gambar itu, dapat dibayangkan jika dia duduk sangat jauh dari artis tersebut. Tapi bukan itu yang penting.

Gadisku tersebut memaknai kata Kartini, sangat kompleks. Setidaknya ketika dia menyadari bahwa hari lahirnya memang diizinkan Allah sama persis dengan tanggal kelahiran Kartini. 21 April. Dia yang kini memilih bergelut dengan dunia sinematografi, alhamdulillah sangat menikmati detail film Kartini ini. Hingga satu kesempatan kami bersepakat nonton bersama, dan opini ini berkelebat tiada henti.

Setelah film berakhir, seperti biasa sejak dia belajar dalam ruang sinematografi pasti akan menunggu hingga layar studio benar-benar selesai menayangjan seluruh bagian dari produksinya. Tak perduli lampu teather telah terang benderang, semua penonton bergegas keluar, petugas kebersihan berlalu lalang menyelesaikan kewajibannya. Dia bilang, bahkan ketika sutradara memutuskan untuk menampilkan nama seluruh crew dengan tampilan seperti apa pun, semua itu dibuat dengan pemaknaan. Film yang kita saksikan hanya dengan duduk sambil mengunyah cemilan atau lainnya selama 90 menit, bisa jadi dikerjakan lebih dari 365 hari x 24 jam dengan seluruh paket dinamikanya. Lalu, ribuan bahkan jutaan pasang mata yang silih berganti menonton film tersebut pasti memberikan pemaknaan yang bervariasi, dan belum tentu sama dengan pemaknaan yang ingin dihadirkan oleh sutradara.

Kartini membuatku ingin berdiam, dan menyadari bermaknanya kata 'literasi' yang belakangan bagai menjadi nyawa semangatku mengisi hari. Bagaimana mungkin gadisku yang baru saja menapaki usia dewasa awal mampu menghayati karakter seorang Kartini yang hidup berabad tahun lalu. Dapat divisualkan dengan detail-detail yang menggugah hati, pikiran, sikap dan apapun yang kita izinkan untuk tergugah. Jawabnya LITERASI.

Jika saja Kartini tak memiliki tulisan, siapa kah yang tau apa sesungguhnya bergelayut dipikirannya? Sehingga kita perempuan Indonesia sampai pada pengakuan bahwa Kartini tokoh emansipasi wanita. Lalu, jika sampai saat ini sebutlah aku dan gadisku yang sudah pasti berbeda generasi, bisa menikmati dan berdiskusi tentang Kartini, tentu karena LITERASI.

Kartini hadir sebagai represantasi kekuatan literasi visual, siapa pun yang terlibat. Tokoh-tokoh pemainnya, pekerja dan penggarap sehingga film tersebut dapat dilihat dengan mata, didengar dengan telinga, merangsang sistem kerja otak dengan mengaktifkan banyak sensori di dalam tubuh. Bahkan penggagas diproduksi film ini, membuktikan LITERASI sesungguhnya salah satu 'nyawa' yang membuat kita 'hidup'.

Lalu,

Ketika aku menyadari setumpukan draf tulisanku belum juga selesai, artinya aku masih perlu mengasah potensi literasiku. Oleh Kartini dengan kekuatan literasinya terus menginspirasi orang sepanjang hayat, sesungguhnya Kartini membawaku membumikan teori-teori yang sebelum ini membuatkan 'sulit' menjejak di bumi. Semoga setelah ini, tumpukan draf tulisan ini menjadi proses literasiku. Aamiin.

Sumber ganbar : http://i.mobavatar.com/for-the-love-of-nation/kartini-quotes.jpg

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Terima kasih, Kartini. Terima kasih, Bu Dina. Tulisan yang sangat memotivasi.

11 May
Balas



search

New Post