KABAR PEMBAWA DEBAR
Kaba-kabar itu makin mengibarkan debar
membawa topan kekalutan
dari ujung mata angin sampai ke penjuru segala musim
dari ujung negeri Tirai Bambu sampai ke hulu-hulu kampung berbatu
menjelma jadi kota-kota tak bernyawa
Surau-surau mulai parau
tak ada lagi barsanzi atau sholawat para nabi
pondok-pondok ditinggal santri
sekolah-sekolah mati suri
geeja, pure, klenteng tak lagi ada suara
dibungkam virus Corona
Sementara buruh-buuh pabrik
ang sudah menghamba sekian masa
diminta pulang, tapi tak tau pulang ke mana?
negeri antau jadi pisau
kampung sendiri kadang tak lagi sudi berbagi
Lalu ke mana tuan-tuan bekumis tebal?
Meeka lelap di atas permadani
di umah-rumah beaoma melati
dengan paa dayang dan inang
Tuan dan Nyonya coba sembunyi
Kabar-kabar itu makin bekiba
membuat debar menjadi pasti
bahwa ada seorang lelaki bepeci
belajar jadi imam
atas keluaga kecil yang selama ini
nyaris tak ia kenali
(Semoga Badai Corona Cepat Berlalu)
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar