Tradisi Malamang
Bulan lamang adalah istilah untuk bulan Maulud. Di mana pada bulan ini masyarakat akan melakukan acara malamang yaitu memasak lamang untuk dibagikan di surau pada acara perayaan maulid nabi.
Niat dan tujuannya adalah bersedekah, berbagi lemang kepada sanak saudara terutama saudara laki-laki atau yang tinggal di daerah lain.
Lemang terbuat dari beras ketan yang dimasak bersama santan dan sedikit garam. Lalu dimasukkan kedalam buluh bambu yang sudah diberi daun pisang. Lamang ini akan dimasak dengan bara api pada tungku khusus yang disebut "ligayan".
Api akan dijaga dan sangat diperhatikan agar lemang bisa matang sempurna.
Proses masak lemang ini sekitar 2-3 jam. Pertanda lemang masak itu adalah layunya daun pisang pembungkus bagian dalam .
Buluh bambu yang dipakai juga khusus bambu untuk lemang. Kami menyebutnya 'buluah". Bambu buluah ini memiliki ketebalan yang pas untuk dimasak..
Setalah matang, lemang dipotong dan diiris tipis lalu disajikan dengan galamai atau wajik. Penganan manis lainya.
Untuk dibawa ke mesjid biasanya langsung 1 batang lemang dibawa, dibungkus Dengan kertas. Pada sebagian daerah malah dibungkus dengan kertas warna-warni dan diberi bunga-bunga. Sehingga ada yang menyebutnya lamang babunggo.
Tradisi malamang ini masih lestari di wilayah Pasaman dan Pasaman Barat
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Yes , mantap.
Terima kasih Ibuk pengawas