WALI KELAS

Oleh : Feri Fren ( Widyaiswara LPMP Sumbar )

Kesuksesan seorang peserta didik di sekolah tidak hanya ditentukan oleh intelegensi semata, tetapi juga dipengaruhi oleh seberapa besar peran dari seorang wali kelasnya, karena wali kelas merupakan peran pengganti orang tua peserta didik di sekolah. Banyak sekali tugas yang dilakukan oleh seorang wali kelas dalam rangka mengembangkan segenap potensi yang dimiliki oleh masing-masing peserta didiknya.

Agar dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh seorang wali kelas di sekolah, pertama memahami karakteristik seluruh peserta didik yang berada di kelasnya. Dengan memahaminya wali kelas akan bisa mengembangkan potensi peserta didik agar mereka bisa sukses dalam belajar

Dalam sebuah kelas, ada peserta didik yang berasal dari keluarga yang berekonomi lemah, demikian sebaliknya. Apabila seorang wali kelas telah mengetahui dan memahami latar belakang keluarga peserta didiknya dengan jelas, sebagai tindak lanjut untuk peserta didik yang berasal dari keluarga yang berekonomi lemah tadi, wali kelas akan bisa mengusulkannya untuk mendapatkan program beasiswa. Wali kelas akan bisa memberikan argumentasi kepada pihak manajemen sekolah dengan adanya data-data yang jelas dan bisa di pertanggung jawabkan. Dengan mendapatkan beasisswa, akan terbantulah permasalahan ekonomi peserta didik dalam proses belajarnya.

Kedua, menjadi penasehat akademis dalam belajar. Di sekolah, sudah tentu seorang peserta didik banyak mengalami hambatan dan rintangan. Setiap peserta didik dalam belajar, mempunyai waktu dan gaya yang berbeda-beda untuk menyerap materi yang sama. Ada ungkapan yang di lontarkan oleh engku muhammad syafei sebagai penggagas berdirinya Institutut Nasional Syafei (INS) Kayu Tanam yang sekarang berganti nama dengan Institut talenta Indonesia, “ jangan harapkan buah mangga dari pohon rambutan, tetapi jadikanlah setiap pohon itu berbuah manis”.

Jelaslah bagi kita disini, masing-masing peserta didik memiliki perbedaan. Dalam belajar ada dari mereka yang memiliki motivasi yang tinggi dan ada yang rendah. Ada yang memiliki daya srap yang cepat dan ada pula yang lambat. Wali kelas akan dapat melihat dan menggali permasalahan-permasalahan belajar yang dialami oleh masing-masing peserta didiknya. Seterusnya akan berusaha mencarikan jalan keluar dengan sebaik-baiknya, agar peserta didik bisa meraih kesuksesan dalam belajar.

Ketiga, menciptakan iklim kelas yang kondusif. Di dalam sebuah kelas, karena diisi oleh beberapa orang peserta didik dengan latar belakang yang berbeda-beda, akan muncullah keberagaman. Ada peserta didik yang pintar, ada yang kurang pintar. Demikian juga ada di dalam kelas peserta didik yang nakal dan ada yang disiplin.

Peran wali kelas disini sangat besar dalam menciptakan iklim belajar yang kondusif, kalau tidak, peserta didik tidak akan bisa belajar dengan nyaman. Tidak jarang kita mendengar seorang peserta didik yang pandai terganggu kosentrasi belajarnya akibat ulah peserta didik yang nakal dan tidak serius dalam belajar. Demikian juga ada kita mendengar buku catatan serta uang peserta didik yang hilang di dalam kelas, hal ini terjadi karena iklim kelas yang tidak kondusif.

Jika seorang wali kelas tidak bisa menciptakan iklim kelas yang kondusif di kelas yang dibinanya, akan mengakibatkan terganggunya kosentrasi peserta didik dalam belajar. Mana mungkin prestasi akademik dan non akademik peserta didik bisa ditingkatkan .

Keempat, menjadi jembatan antara peserta didik dengan guru mata pelajaran. Permasalahan lain juga akan muncul antara peserta didik dengan guru mata pelajaran di sekolah. Kadangkala, karena peserta didik melanggar peraturan dan tata tertib sekolah ada peserta didik yang di tegur oleh guru. Guru tidak pula memahami apa penyebab semua hal itu terjadi, dengan cepat langsung saja memberikan sangsi. Akibatnya akan muncullah gesekan dan ketidaknyamanan antara guru dengan peserta didik.

Kondisi berikut, guru merasa sudah tidak senang lagi dengan peserta didik, demikian pula sebaliknya, peserta didik sudah tidak nyaman lagi untuk belajar, lalu melakukan tindakan tidak masuk kelas alias cabut. Jika hal ini dibiarkan berlarut-larut dan tidak segera di jembatani oleh wali kelas, akan dapat membahayakan prestasi belajar peserta didik.

Kelima, penghubung sekolah dengan orang tua di rumah. Banyak macam ragamnya ulah peserta didik di sekolah. Informasi dari sekolah kepada orang tuapun sering salah sambung akibat ulah peserta didik. Hal ini bisa menimbulkan salah tafsir dan salah pengertian orang tua terhadap sekolah, maka timbullah krisis kepercayaan dan krisis wibawa yang sebenarnya hal itu tidak perlu terjadi.

Ketika ada undangan untuk menyuruh orang tua untuk datang ke sekolah umpamanya, kadangkala peserta didik tidak menyampaikan informasinya. Belum lagi dengan masalah uang. Tak jarang ada peserta didik yang me mark up uang dengan alasan untuk beli ini dan itu, padahal sebenarnya sekolah tidak ada meminta uang apa-apa. Kadangkala hal itu dilakukan oleh peserta didik dengan modus operandi hanya untuk menaikkan uang jajan semata.

Dengan adanya wali kelas, akan bisa menjernihkan masalah-masalah yang dialami peserta didik di sekolah dengan orang tua, sehingga cita-cita bersama dalam rangka mewujudkan peserta didik yang berkualitas akan bisa tercapai. Sangat besar peran wali kelas dalam meningkatkan prestasi belajar peserta didik di sekolah.