Pada artikel sebelumnya saya singgung tentang adanya sebagian orang yang berpendapat mengomel karena hal-hal kecil adalah suatu tindakan yang berlebihan, perfeksionis.Tidak salah juga pendapat mereka karena memang ada banyak hal penting yang juga harus anak-anak perhatikan selain hal-hal kecil tersebut.

Ada tipe anak yang walaupun sudah ribuan bahkan jutaan kali di ingatkan untuk mematikan lampu kamar apabila sudah terang karena matahari atau mematikan TV apabila selesai menontonnya. Tapi apabila tidak ada yang mengingatkan tetap saja dia tidak lakukan hal tersebut, karena dia menganggap itu bukan hal yang penting. Tapi disisi lain dia sangat perhatian terhadap kebersihan dan kerapian pakaiannya, jangan sampai kusut dan kotor, sementara yang lainnya sangat memperhatikan masalah gadget nya jangan sampai kehabisan baterei atau jangan sampai ada virusnya dan sebagainya. Buat mereka gadget dan pakaian yang rapi adalah hal yang sangat penting. Hal-hal seperti ini yang sering terabaikan oleh kita sebagai orang tua. Kita selalu menganggap semua anak sama , mereka adalah versi kecil kita ,sehingga apa yang bisa dan biasa kita lakukan kita beranggapan anak-anak pun bisa dan biasa melakukannya. Disinilah konflik itu bermula. Anak-anak merasa tidak bisa melakukan apa yang di inginkan orang tua tapi terpaksa sehingga mereka mengerjakannya setengah hati malah terkadang tidak di kerjakan sama sekali ,sementara orang tua menganggap anak-anak bisa dan harus bisa mengerjakan itu. Akibatnya sering sekali kita dengar pertengkaran antara orang tua dan anak. Keharmonisan hubungan antara anak dan orang tua jadi terganggu. Anak malas berlama-lama di rumah,malas untuk berkomunikasi dengan orang tua, mereka lebih senang menghabiskan banyak waktu di luar bahkan curhat dan membicarakan banyak hal dengan orang lain. Bersyukur kalau orang lain itu adalah guru ataupun orang baik lainnya. Tapi bagaimana jika yang yang mereka jadikan tempat curhat tempat mengadu adalah teman-teman yang sama labilnya??

Fenomena remaja lari dari rumah, penyalahgunaan obat terlarang dan sebagainya adalah salah satu dampak dari ketidak harmonisan hubungan anak dan orang tua inilah yang sekarang sedang terjadi disekitar kita.

Anak-anak zaman "Now" beda dengan generasi kita yang tawadhu', nurut, generasi zaman now berani berargumen, berani mengungkapkan perasaan dan pendapatnya tapi , masalahnya tidak semua orang tua menyadari hal ini sehingga saat anaknya "menentang" serta merta anak tersebut dianggap durhaka tidak nurut dan harus di "disiplinkan"

Bawel dalam beberapa hal tertentu memang sangat mendidik tapi dalam beberapa hal yang lain justru menjadi jurang pemisah bagi orang tua dan anak.

Kalau hanya karena tidak meletakkan sepatu di rak sepatu atau tidak menggantung pakaian di tempatnya bisa membuat hubungan anak dan orang tua tidak harmonis, maka perlu di tinjau kembali ada apa dengan kita orang tua ini?

Setiap anak memiliki karakter sendiri. Ada yang suka rapi ada yang suka asal-asalan. Tapi yang jelas mereka semua ingin di "orang" kan, ingin di akui keberadaannya. Mereka tidak ingin di bandingkan dengan siapapun, mereka ingin diterima bagaimanapun keadaan mereka.

InsyaAllah kalau kita sudah mengikuti apa yang mereka mau, maka dengan mudah kita bisa menggiring mereka untuk mengikuti keinginan kita.

Dan yang paling penting juga jangan lupa selalu panjatkan do'a untuk anak-anak karena do'a orang tua tanpa hijab.

Surabaya 19042018