Ferli Gusti

Penulis merupakan alumni MWC XVI Kabupaten Dharmasraya...

Selengkapnya
Navigasi Web
Minum Susu Rasanya Aneh

Minum Susu Rasanya Aneh

Kok jadi aneh ya dengar nya, dulu kalau mendengar lagu anak-anak tu rasanya ya senang aja, apalagi jika dinyanyikan oleh anak-anak yang masih polos, dengan suaranya yang menggemaskan, kemudian ada pesan atau informasi yang bermanfaat lah dalam bait lagu yang dinyanyikan, seperti lagu “semut-semut kecil” dimana ada pesan dalam lirik lagu tersebut yang mengajarkan tentang pentingnya bergotong royong, berbagi, bekerjasama dan sopan santun, kemudian ada lagi lagu “pelangi-pelangi” misalnya yang mengajarkan bahwa alam yang indah ini adalah ciptaan Tuhan.

Kan enak ya kalau anak-anak nyanyi lagu tersebut diiringi dengan musik yang khas anak-anak banget, musiknya ringan, liriknya juga ringan dan juga mudah dipahami maksudnya oleh anak-anak. Namun di masa sekarang ketika lagu anak-anak itu udah jarang yang nulis, gak tau juga kenapa, apa mungkin masa sekarang ini sudah tidak lagi ada anak-anak, atau karena lagu anak-anak tidak laku dipasaran, atau mungkin penulis lagu anak-anak sudah dewasa semua, he..he... maka anak-anak pun bertransformasi untuk terbiasa mendengar dan menyanyikan lagu-lagu yang notabenenya diperuntukkan bagi orang dewasa.

Nah,,, hal ini lah yang menggelitik telinga saya saat ini. Ketika jam istirahat, saya gak sengaja mendengar siswa saya bernyanyi, yang lagu nya itu sudah sangat viral di youtube, bahkan lagunya juga viral dijadikan backsound buat joged-joged ala tik-tok. Saya gak tau judulnya apa, kira-kira liriknya gini, minum susu rasa melon, minum susu rasa pepaya, minum susu rasa semangka, minum susu makannya kacang, enak susunya .......

Itu lagunya parah abis, gak ngerti saya apa maksud lagu ini, mungkin lagu ini ditulis cuma buat iseng-iseng, yang kemudian jadi viral, yang lebih parahnya, siswa saya yang menyanyikan lagu ini ternyata dia joged-joged menirukan gaya jogednya orang dewasa yang barangkali dia lihat videonya di internet. Astaghfirullah.... miris saya melihatnya, kemudian siswa tersebut saya panggil ke kantor, dan saya nasehati dia, saya katakan kepadanya bahwa hal tersebut tidak pantas untuk ditiru. Dia cuma ngangguk-ngangguk, kemudian berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Jika di sekolah, ok lah kita bisa larang siswa kita untuk membawa smartphone, namun tidak ada jaminan jika di luar sekolah ataupun di rumah, mereka memilikinya dan bebas untuk mengakses internet. Apa yang bisa kita perbuat?

Tulisan ini hanya bentuk luapan isi hati seorang pendidik yang merasa khawatir akan pengaruh-pengaruh buruk terhadap anak didiknya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post