Ferli Gusti

Penulis merupakan alumni MWC XVI Kabupaten Dharmasraya...

Selengkapnya
Navigasi Web
SANTUY

SANTUY

Bingung mau nulis apa...

Saya hanya cerita-cerita saja, daripada melamun sambil istirahat siang.

Jadi ceritanya begini.

Beberapa tahun yang lalu, semasa saya masih kuliah diploma dua. Saya bertemu dengan seorang dosen yang bisa dikatakan nyentrik lah. Datang ke kampus pakai celana jeans polos dan baju kaos berkerah, kadang-kadang pakai kaos oblong dengan kemeja yang gak dikancingin. Penampilannya santuy lah, kalau gak kenal, mungkin gak bakalan tahu tuh jika beliau seorang dosen.

Beliau itu mengajar mata kuliah seni. Kulitnya hitam, badan gempal, yaaah bisa dibilang agak pendek lah, perut buncit plus kumis tebal dengan kepala yang rambutnya udah mulai berkurang...hi..hi..

Yang masih saya ingat sampai sekarang adalah gaya mengajar beliau yang santuy. Beliau tidak pernah memberikan kami tugas. Setiap masuk, pasti beliau mengatakan bahwa beliau mau jual obat. Sapaan khas beliau lah, "Bapak mau jual obat dulu," sambil membuka tas sandang kulit warna hitam.

Setelah itu, beliau mulai bercerita. Kadang saya bingung. Ini kelas seni atau kelas filosofi. Yah...karena beliau selalu membuka kelas dengan cerita pengalaman hidup beliau sendiri.

Sehingga kami semua tahu bahwa dulunya beliau adalah seorang pengamen yang sering mangkal di pantai Kuta Bali. Sambil kuliah disebuah universitas di Bali, beliau mencari tambahan uang jajan dengan cara ngamen. Pantaslah tampilan beliau santuy...ha..ha...

Dalam proses pembelajaran kami hanya diminta diskusi ringan, sambil tanya jawab kemudian langsung praktek. Tidak ada kata menegangkan jika kami berada di kelas dosen yang satu ini. Bahkan kami merasa waktu dua jam itu berjalan dengan cepat, serasa hanya lima menit.

Beliau tidak banyak menuntut, jika diantara kami ketika beliau suruh praktek, namun belum bisa ataupun tidak bisa samasekali, beliau hanya tersenyum sambil terus membimbing dengan penuh kesabaran.

Seperti kata beliau... "Bapak ini hanya penjual obat, Bapak akan memberikan obat yang tepat jika saudara mau menceritakan apa yang saudara rasakan, jadi ceritakan saja kendala yang membuat saudara merasa sakit, sini Bapak carikan obatnya yang tepat, dan minumlah..."

Mahasiswa dengan siswa sekolah dasar memang sangat berbeda. Yang sama adalah sama-sama ingin belajar dengan santuy.

Saya terinspirasi dari beliau, mengajar dengan gaya santai tapi berkelas dan selalu menginspirasi. Sehingga siswa dapat belajar tanpa tekanan.

Siswa saya tidak pernah saya tuntut harus mencapai KKM. Yaaah....jika ndak tercapai, saya obati dengan remedi. Jika tercapai, saya beri vitamin melalui pengayaan. Biar jos gandos kotos-kotos. Tidak ada PR yang saya berikan. Hanya saja keesokan paginya sebelum belajar, saya adakan kuis kecil-kecilan tentang apa yang dibacanya di rumah, dan menceritakan kegiatan apa yang dilakukan selama berada di rumah.

Entah kenapa, untuk saat ini saya justru lebih menitik beratkan penilaian kepada sikap, akademik nomor sekianlah. Yang penting siswa senang, sopan, santun, disiplin, jujur dan berkarakter.

Salam guru santuy...

DM, 180120

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post