Fifin D. Lestari

Mengajar Bahasa Inggris di MTsN 5 Jombang. Email: [email protected]...

Selengkapnya
Navigasi Web

STOP NEGATIVE LABELLING PADA ANAK!

STOP NEGATIVE LABELING PADA ANAK

Sebagai orang tua kita mungkin sering mengeluhkan anak kita nakal, suka bohong, pemarah dan beberapa sifat yang tak terpuji lainnya. Hal yang berlanjut seperti ini kemungkinan akan semakin berat dan disertai dg perilaku yang lainnya,, Tapi ingatkah moms, kenapa dan sejak kapan anak kita memulai perilakunya???? Bisakah kita membedakan anak nakal dan pintar???? Moms, sebagai orang tua kita kadang lupa bahwa apa yang terjadi pada anak kita adalah konstruksi bangunan yang kita buat sendiri. Ingatkah kita, siapakah yg mencetuskan kata nakal kalau bukan kita??? Ya.... Labelisasi adalah proses memberikan kata atau kalimat yang ditujukan untuk menggambarkan keadaan seseorang berkaitan dg fisik, perilaku, atau intelektual "nakal amat sih kamu" "masak gitu aja gak bisa, bodoh amat" Itu adalah contoh kata yg sering kita lontarkan pada anak kita yang dibawah alam sadar otak mereka sedang merekam kata kata negatif itu kemudian mengirimkan pesan bahwa dirinya seperti itu. Sebagai contoh anak saya, saya sangat menghindari kata nakal, namun terkadang kita lupa dan "keceplosan "menggunakan kata itu. Ditambah lingkungan yg jg sering menyematkan predikat nakal pada keaktifan anak saya" . Nah pada saat dia berbuat salah kemudian saya katakan "kakak yang pinter ya.... " lalu dia menjawab "ndak mau, aku nakal aja, emang aku nakal" seketika saya langsung menyadari kalau itu adalah kesalahan saya. Moms, Efek Labelisasi mungkin tidak akan langsung terlihat, tapi kata yg diulang ulang terus menerus akan mampu membentuk anak menjadi pribadi yang kita labelkan. Tentu hal ini akan mengusik rasa percaya dirinya dan mencederai mentalnya. Pemberian label yg terus menerus akan membuat anak rendah diri, ketakutan, selanjutnya depresi dan cenderung mnyendiri. Atau hal ini bs berakibat anak akan lebih kompleks lagi perilaku negatifnya, bahwa dia yakin jika dirinya nakal karena masyarakat mengakuinya dan bahkan orang tuanya yang memengatakannya. Negative labeling bahkan akan mengesampingkan potensi yang dimiliki anak, anak yang sebenarnya pintar dan kreatif akan terkungkung dalam kata nakal dsb.... dan kita sering menganggap bahwa kreatifitas anak adalah kenakalan. Jika anak anak anda masih kecil dan belum memahami kata kata anda, mgkin dia belum mengerti. Namun labeling yg diucapkan dg sangat emosional akan membuat anak menjadi paham bahwa label itu adalah buruk, tentu anak akan merasa tidak nyaman hingga pada suatu saat dia akan melakukan "protes " Mengapa selalu kata kata itu yg diulang setiap dia berbuat kesalahan. Tapi bentuk protes mereka mgkin berbeda dg anak yg sudah dewasa. Biasanya anak akan mudah rewel, tidak mengikuti perintah, berteriak, bahkan memukul. Nah moms, anak anak kita yg menurut kita sudah kita ajarkan dengan baik, agar tidak"nakal" justru akan mengikuti menjadi "nakal" yang sesungguhnya. Pada saat itu tentu kita orang tua akan semakin marah dan menyertakan label lainnya. Maka bertambah lengkaplah penolakan yg sesungguhnya. Lalu apa yg harus kita lakukan jika Labelisasi sudah"kadung"terjadi???? Bukan anak yang harus kita "perbaiki" tapi kita sebagai orang tualah yang harus pertama kali memperbaiki diri. Masalah mungkin berawal dari kegagalan kita dalam memanage emosi dan rasa sabar. Ya itulah moms yang selama ini jg saya hadapi. Yang biasa saya lakukan adalah memcoba memunculkan kembali rasa sayang,iba, bahwa dia adalah anugrah, tak tau apa yg akan terjadi jika tanpa dia. Dan tentunya tambahkan bumbu ajaib bernama sabar. Jika emosi makin memuncak coba tarik nafas dalam dalam dan diamlah beberapa menit. Ingatt2 masa masa bersama dia, saat dia lucu, manja, dan tanamkan pada diri anda bahwa dia anak yg baik. Ingatlah moms, kita adalah ibu yang setiap perkataan kita adalah "mantra ajaib" bagi mereka. Bahwasanya kita yakin ucapan adalah doa dan Alloh bersama prasangka hambanya. Lalu cobalah pendekatan yg lebih intensif pada anak, temani bermain, peluk, cium dan katakan kalau kita sangat mencintainya. Kalau kita sudah terlanjur melabelinya, maka dg rendah hati ucapkan maaf padanya. Satu lagi buatkan mereka pada kondisi terbalik dari label negatif menjadi label positif. Beri dia kepercayaan untuk melakukan sesuatu yang sederhana kemudian berikan penghargaan atau pujian jika dia melakukannya dg benar. Tinggalkan kata nakal lalu ganti dg kata "yang pinter ya nak" meskipun itu tidak langsung berhasil, sama halnya dg label negatif, label positif yg terus menerus akan sedikit demi sedikit membangkitkan percaya dirinya kemudian dia sendiri yg akan merubah label pada dirinya. Tapi moms, ingat juga kita harus proporsional memberikan label positif. Tidak selalu semua hal dilabel positif apalagi cenderung berlebihan ketika dia berbuat kesalahan. Hal ini akan membuat anak bingung mana yg baik dan benar. Tetap ingatkan ketika dia berbuat kesalahan dg kata kata yg baik. Bukankah setiap orang pasti pernah berbuat kesalahan, bukankah dari kesalahan kita bisa belajar sesuatu yg benar, dan inilah waktu kita memnunjukkan hal yg benar pada anak kita.

"sesungguhnya kita akan dimintai pertanggung jawaban di akhirat termasuk anak kita"

#menulis dan mengingatkan diri sendiri

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap Bunda...hal yang sering kita lakukan tanpa kita sadari membentuk anak menjadi seperti yang dilabelkan. Solusi yang tepat, makasih sudah berbagi...salam sehat dan sukses Mom....barakallah

13 Dec
Balas

Sama2 bunda. Mohon bimbingannya

13 Dec

Paparan luar biasa. Benar bunda seatinya labelisasi ciptakan karakter diri, maka jauhi labelisasi negatif sesuai pesanNya ولا تلمزوا بالالقاب. Jangan lupa perhatikan tatatulis Bunda. Sukses selalu dan barakallah

13 Dec
Balas

Terimakasih bunda masukannya. Ini perdana sy post tulisan disini. Bener2 baru belajar nulis terinspirasi teman2 disini. Tentang tatatulis memamg saya masih buta bunda. Mohon bimbingannya bunda

13 Dec

Ulasan yang luar biasa..semoga banyak orang tua yang membaca ini supaya mereka bisa memperbaiki hal2 yang sudah terlanjur dilakukan...Semoga selalu sehat dan menginspirasi..Barakallah .

13 Dec
Balas

Amiiinn....mohon bimbingannya bunda rini

13 Dec

Selamat Bu. Terus Berkarya. Smg obsesi kita terwujud..Menuju madrasah literasi

13 Dec
Balas

Pasti bisa bu anik

13 Dec



search

New Post