Hari itu cuaca cerah sekali. Matahari bersinar dengan terang. Seolah melotot memandangi kami. Sekelompok guru biologi yang sedang asik berfoto foto di bawah payung warna warni. nampak iri melihat keceriaan yang terjadi. Seakan takut cerahnya tetandingi oleh wajah wajah ceria guru -guru ini.

Semuanya sedang berbahagia. Mempersiapkan sebuah acara. Botancal game namanya. Hari ini gladi bersih. Persiapan akhir acara. Bagaimana tidak bahagia. Jumlah peserta amat sangat banyaknya. Naik dari tahun ke tahun. Dan kiini sudah menembus angka nol tiga. Pesertanya dari berbagai pelosok kota dan kabupaten sebelah.

Berfoto sejenak melepaskan lelah. Untuk dokumentasi kegiatan. Juga mengukir kenangan. Bahwa kami pernah berkegiatan. Untuk mempersiapkan sebuah perlombaan. Kata kuncinya bersenang senang sambilbelajar atau belajar sambil bersenang senang. Seperti itulah intinya.

Rekreasi sambil berlomba. Melakukan identifikasi tanaman. Sambil menikmati keindahan alam. Bonusnya makin paham dengan keanekaragaman hayati, ekosistem, dan morfologi tanaman. Sebuah cara unik untuk mendekatkan materi pelajaran dengan kehidupan.

Foto ini memberi kenangan. Bahwa guru bukanlah sekedar berdiri di depan kelas. Mengajarkan materi sesuai kurikulum yang berlaku. Namun bisa juga dengan cara yang lebih menyenangkan. Mmateri tersampaika, bahagia di rasakan. Sepertinya ini adalah esensi dari kurikulum merdeka yang di harapkan. Menggunakan semua media pembelajaran termasiuk alam sekitar untuk menunjang proses pembelajaran.

Apapun kurikulumnya. Guru adalah dalangnya dan siswa adalah fokus perhatiannya. Berganti kurikulum tetapi esensinya adalah sama. Mencerdaskan anak bangsa. Guru dan siswa harus bahagia. Hati bahagia sangatlah berguna. Membuat semua hal menjadi lebih sederhana. Karena semua pengalaman hidup sejatinya adalah proses pembelajaran untuk manusia.

Pembelajaran tidak di batasi oleh segi empat dinding kelas. Bukan semata layar android dan laptop. Tetapi yang lebih utama adalah membuat anak menjadi lebih peka dengan lingkungan sekitarnya. Karena sejatinya ilmu yang ita ajarkan sekarang mungkin tidak terpakai lagi dalam kehidupan yang akan datang. Mungkin teori yang di sampaikan sudah teralu usang. Hanya sekedar hafalan dan menanamkan banyak metode penelitian, kemudian di abadikan dalam foto kegiatan. Berakhir mrnjadi sebuah laporan, entah karya ilmiah maupun semata laporan kegiatan.

Pembelajaran itu menyenangkan. Ketika guru dan siswa fokus dengan kegiatan. Bukan sibuk dengan membuatdokumentasi foto ataupun video yang kemudian di sebarkan. Baik melalui media sosial maupun sekedar status whats ap an. Hari- hari anak terlalu indah. Sangat rugi jika guru terlalu fokus dengan mengambil gambar di setiap kesempatan. Tak bisa di pungkiri. Guru adalah manusia biasa dengan segala keterbatasan. Bukan dewa dengan banyak kelebihan. Atau bidadari yang penuh dengan kemudahan.

Mempelajari materi memerlukan konsentrasi. Penguasaan kelas memerlukan energi. Agar siswa tertarik untuk mendengarkan informasi. Berbagi ilmu melalui diskusi. Energi besar di butuhkan di sini. Untuk membentuk siswa menjadi orang yang mumpuni. Bukan sekedar hafal banyak teori.

teringat kisah dari radio RRI. Satria madangkara judul dramanya. Mengisahkan seorang satria perkasa. Terjadi transfer ilmu hanya beberapa jam saja pelaksanannya. Dari guru kepada muridnya. secepat itu ilmu berpindah penguasa. Namun butuh waktu lama untuk membentuk ahlak dan etika. Perlu proses dan waktu yang lama. Tidak bisa instan penguasaannya. Harus ada pembiasaan yang membutuhkan waktu.

Pendidikan bukan sekedar transfer ilmu. Tetapi lebih penting lagi adalah pembenanhan perilaku. Supaya terbentuk manusia yang berilmu dan sekaligus memiliki etika dan ilmu agama. Ibarat padi semakin berisi semakin menunduk. Tidak separti ilalang, semakin tua bunganya semakin tinggi menjulang.

Jember 30 Maret 2024.