Hari jumat ini Alhamdulilah aku mendapatkan rejeki. Bersilaturahmi dengan teman-teman yang mendapatkan SK P3K. Kami ber 20 orang mengadakan pertemuan di sebuah tempat makan. Supaya praktis dan tidak perlu memasak.

Sepulang sekolah aku menemui teman-teman. Ternyata sudah banyak yang berkumpul. Tak ketinggalan icn sekolah ramah anak juga ikut. Anak-anak yang terbiasa di ajak ibunya ke sekolah sejak kecil. Hubungan kami sangat akrab. Melebihi keluarga. Karena lebih sering ketemu mereka dibandingkan dengan saudara sedarah.

Semua bebas memilih menu yang diinginkan. mulai dari ayam dengan aneka olahannya smpai burger yang sangat imut ukurannnya. Semuanya sesuai dengan selera masing-masing.

Sat makan ada yang lucu. Anak-anak yang memilih menu sendiri ternyata justru rewel, karena makanannya tidak sesuai dengan ekspektasi. Misalnya nasi goreng, warnanya merah merona, indah sekali dipandang. Saat dimakan, terjadi kegaduhan. Anaknya menangis, mungkin terlalu pedas baginya.

Mayoritas yang lain, ikut makan bersama ibunya. Nah, ada yang aneh. Ketika memesan sendiri rasanya tidak enak. Lalu, mengapa jika berdua dalam sau piring dengan ibnya, rasa makanan menjadi nikmat. Bahkan terasa kurang puas makannya. Sayangnya mau pesan menu lagi takut waktunya tidak nutut. Apakah memang fitrah seorang anak itu merasa nyaman jika makan kembul dengan ibunya. Entahlah. Karena dirumahku juga sering terjadis seperti itu. Makanan yang dinikmati ibu terasa lebih nikmat, jika dibandingkan saat mengambil makanan sendiri.