Bangsa besar kita, Indonesia merupakan bangsa berkebudayaan tinggi dan beraneka ragam. Namun satu dalam kesepahaman dalam menjaga tegaknya negara Indonesia. Tentang bahasa daerah saja bisa ratusan macam jenisnya ini menunjukkan kekayaan dan kemajuan tingkat tinggi sebuah bangsa.

Salah satu yang ada dalam bahasa daerah suku Jawa sangat beraneka ragam dan detail dalam memberikan nama suatu benda. Bila dalam bahasa nasional misalkan nasi untuk menyebut padi yang sudah ditumbuk dan siap di santap. Namun akan berbeda bila bahasa jawa menyebutnya ada padi, gabah, beras, upa, nasi aking, kerak nasi. Tidak mungkin suatu bangsa yang memiliki aneka ragam nama dan detail seluas itu kalau bukan bangsa yang berperadaban tinggi.

Demikian pula dalam bahasa daerah lain pun mungkin juga akan menyebut suatu benda dengan beraneka ragam pula. Itulah salah satu bukti kekayaan keberagaman suku dan bahasa di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Selanjutnya dalam keberagaman kehidupan beragama pun demikian. Adanya kepercayaan Animisme, Dinamisme dan adanya agama Hindu, Budha di Nusantara sudah terlebih dulu muncul. Namun keberagaman itu tidak lantas dengan kekerasan diberangus oleh kedatangan Islam yang dibawa dan disebarkan oleh Wali Sanga di Pulau Jawa.

Islam masuk menyentuh budaya lokal yang ada sebelumnya dengan lembut dan bersahaja. Bukti adanya perjuangan Wali Sanga dalam mengenalkan, menanam, menumbuhkembangkan, memupuk subur agama Islam di negara kita terbukti sangat berhasil dan muncul ide-ide briliant yang sangat halus, lembut tanpa paksaan penduduk memeluk Islam dengan tulus.

Hal demikian tak terbantahkan, sejarah membuktikan perjuangan hebat Wali Sanga tanpa kekerasan penuh keteladanan, kesabaran, telaten dan mantap mengajak kehidupan beragama yang lebih baik dengan mengakui keesaan Allah SWT.

Hal-hal mendasar telah dibangun Wali Sanga, membaur dengan budaya lokal tanpa menyakiti sangat nyata diterapkan. Keteladanan, kesabaran dan banyak ajaran hidup nampak mewarnai dalam perjuangan mereka hingga saat ini bagi pengikutnya sangat kental terasa. Sifat tawadhu dan bicara seperlunya adalah khas murid Wali Sanga, hati yang lembut dan welas asih adalah nyata watak mereka. Hanya orang-orang yang tak berilmu saja yang tidak mampu mengakui kebesaran perjuangan Wali Sanga yang membawa ajaran Nabi Besar Muhammad SAW.

Hingga saat sekarang dengan adanya kemajuan teknologi yang pesat keanekaragaman berbagai ajaran agama di Indonesia masih kokoh terjaga tidak menindas satu dengan yang lain. Saling menghargai saat umat beragama lain merayakan hari rayanya, salah satu contoh yang bisa kita lihat setiap tahunnya. Saling menghargai pemeluk agama lain dalam melakukan ibadah mereka masing-masing, telah terjalin indah di negara kita sejak dulu.

Semua adalah dalam kerangka menjaga kerukunan keberagamaan di nusantara. Hal yang jauh hari sudah dicontohkan oleh para wali dalam menyebarkan Islam terutama di pulau Jawa. Bahkan berabad tahun yang lalu pun, sudah diteladankan oleh Rasulullah dalam membangun kota Madinah yang sangat beragam masyarakatnya namun semua merasa aman dan damai dalam kepemimpinan Rasulullah.

Sudah selayaknya kita yang hidup di jaman modern dan era digital tetap mengedepankan karakter yang sudah dicontohkan pewaris nabi yaitu para Waliyullah. Saling menghargai, tawadhu, welas asih terhadap sesama ciptaanNya, tidak memberangus kebudayaan yang memang sudah ada namun mewarnai dengan corak Islam dalam rangka dakwah yang menjadi tugas mereka.

Era digital membuat orang mudah menghujat, melakukan fitnah, menggunjing dan memberitakan berita yang belum tentu benar sangat terasa. Dengan menyadari keberagaman yang ada di Indonesia dan meneladani tokoh besar bangsa kita seharusnya hal demikian bisa diminimalisir. Selanjutnya berkurang sedikit demi sedikit dalam berinteraksi di media sosial yang saat ini sangat marak.

Ujaran kebencian sudah seharusnya kita hindari, karena hanya akan menimbulkan perpecahan dan permusuhan. Berkaca pada para pejuang bangsa ini sudah merupakan kewajiban kita. Mengenal, meneladani kisah perjuangan mereka salah satu cara agar kita dapat mengambil sisi positif dan karakter mulia mereka.

Bila tunas bangsa di semua lini kehidupan dapat menerapkan hal demikian baik, maka akan terwujud negara yang aman, damai dan dirahmati oleh Allah SWT yang akan dijamin penduduknya, tidak akan kurang sandang dan pangannya karena kekayaan Indonesia yang melimpah ruah.

#les bersama kelas enam, tetap belajar tetap semangat,160219#