Seminggu belakangan ini seakan saya sibuk dan menyibukkan diri untuk menulis identitas dan data siswa dalam aplikasi rapor untuk kelas V yang baru tahun ini menggunakan kurikulum tiga belas. Dan minggu depan sudah dilaksanakan ulangan semester satu. Sehingga hal-hal yang berhubungan dengan ulangan semester baik mengulang materi-materi yang dirasa sulit, menyicil data siswa pada rapor harus dilakukan karena jumlah laptop di sekolah kami terbatas jadi harus bergantian menggunakannya.

Jum’at sore yang dingin karena guyuran air hujan, saya dikejutkan dengan kedatangan sebuah paket. Setelah membaca pengirimnya saya tersenyum lega ternyata hadiah dari sahabat saya dari Banyumas, Ibu Dyahni. Ada rasa bahagia karena kejutan dari sahabat yang tidak disangka namun inilah bukti adanya rasa dalam persaudaraan dalam rumah besar.

Sebuah karya dari ibu Dyahni pun segera bergabung dengan karya sahabat saya yang lain. Dan yang belum lama datang adalah kunjungan sahabat Pendekar Literasi dari Bekasi, sang perindu literasi dalam karya beliau Indahnya Poligami. Kunjungan ibu Dyahni dan ibu Siti Ropiah membuat saya semakin bahagia dan merasakan indahnya silaturahmi dalam sebuah karya.

Dan sore ini saat selesai mengerjakan data-data pada aplikasi rapor saya menyelesaikan Indahnya Poligami yang tinggal beberapa helai lagi selesai saya baca. Selanjutnya saya tinggal menikmati karya ibu Dyahni nanti malam sambil bermalam mingguan di rumah.

Indahnya Poligami ditulis seorang penulis hebat dengan kapasitas ilmu yang memang dikuasainya. Saat pertama kali membaca judulnya saya mengira buku ini menampilkan seseorang yang sukses berpoligami atau ajakan berpoligami karena indah. Wah, bakal suka ini para bapak untuk membacanya, pikir saya.

Sebelum membacanya saya melihat profil penulisnya terlebih dahulu, untuk mengobati rasa kangen saya pada beliau dengan memandangi foto beliau. Dan saya terpana melihat basic ilmu yang sangat panjang dan luas dari seorang ibu Siti Ropiah, seorang sahabat yang menginspirasi dan disayangi sahabat lain karena semangatnya dalam berliterasi.

Dengan asyiknya saya larut dalam karya beliau ternyata apa yang ada dalam pikiran saya ketika membaca judulnya tidak ditemukan dalam ulasan bukunya. Justru dalam karya beliau dipaparkan dengan jelas bagaimana hukum Islam dipahami secara komprehensif. Sebuah poligami yang dipahami tidak hanya secara tekstual tetapi dipahami dari aspek historis, filosofis, sosiologis dan yuridis.

Memang dalam karya beliau memaparkan pernikahan seorang pria tapi bukan pernikahan seorang pria jaman now, pernikahan yang dipaparkan adalah pernikahan yang dilakukan kanjeng nabi besar kita Rasulullah SAW. Pernikahan yang dilakukan dalam rangka menegakkan nilai-nilai kemanusiaan seperti mengangkat derajat perempuan, melindungi perempuan, dakwah dan tuntunan syariat.

Dalam buku ini juga dijelaskan secara lengkap berbagai jenis perkawinan sebelum Islam datang. Ketika Islam datang melarang semua jenis perkawinan dan hanya satu jenis perkawinan yang tidak dilarang yakni perkawinan yang syar’iy/ihsan karena Islam tidak menghendaki sesuatu yang mengandung unsur ketidakadilan, penindasan, pelecehan, pemaksaan dan kedzaliman. Islam hanya membenarkan perkawinan yang di dalamnya mengandung unsur keadilan, kebaikan dan penghormatan kepada wanita.

Membaca karya beliau seakan membukakan cakrawala ilmu pengetahuan tentang poligami yang sebelumnya saya dan teman-teman jarang memahaminya secara benar dan menyeluruh. Mendengar saja membuat hati berdesir. Di antara rekan-saya di sekolah yang kebanyakan wanita dibuat penasaran oleh Indahnya Poligami dan menunggu saya menyelesaikan membacanya. Antri dulu kalau ingin meminjam buku,ya...

Selesai membaca saya dan suami akhirnya manggut-manggut mengetahui ulasan yang syarat manfaat ilmu pengetahuan tentang seluk beluk poligami. Tidak mudah, perlu syarat yang berat dan dalam keadaan darurat untuk menjalankannya.

Persahabatan yang mendatangkan keberkahan bagi sahabat-sahabat yang lain sudah saya rasakan. Rejeki berupa buku-buku yang bermanfaat ada dalam rumah besar. Rejeki dalam balutan doa-doa terukir dalam setiap goresan komentar meskipun tulisan saya masih biasa-biasa saja. Semua itu saya dapatkan dengan tulus ikhlas dari sahabat. Bila ada kekeliruan dalam menulis segera sahabat mengingatkan sehingga saya tahu cara menulis yang benar. Salam kriuk persahabatan...

# menunggu malam mingguan,awal Desember#