Pagi ini hujan deras mengguyur atap rumah Bu Marni, sehingga Bu Marni tak beranjak dari dapurnya yang sederhana sejak pagi. Wanita itu sibuk membersihkan lantai yang terkena tetesan air hujan karena atapnya yang bocor. Ia mengepel lantai, membereskan cucian yang menumpuk dan mencuci kulkas yang sejak kemarin minta dibersihkan.

Tanpa terasa hari sudah semakin siang ia masih asyik dengan pekerjaannya, membereskan rumah sederhana yang ia tempati bersama anak-anak dan suaminya. Hari ini Bu Marni merasa bahagia karena saudaranya yang jauh akan datang. Adikknya yang selama ini menetap di Pacitan, Jawa Timur akan berkunjung ke rumah Bu Marni.

Bagi Bu Marni mengunjungi saudara bagaikan menyalakan obor persaudaraan agar anak keturunannya tidak melupakan ada bagian dari keluarga ayah atau ibunya yang tinggal di belahan bumi yang lain. Kalau tidak dinyalakan obor itu lama kelamaan bisa jadi padam dan anak keturunannya tidak tahu dan tidak mengenal keluarganya yang lain.

Kebahagiaan BuMarni bukan hanya itu saja, ada syukur dan rasa bahagia yang tak terkira sahabatnya dari Bekasi juga akan berkunjung ke rumahnya. Betapa semua itu adalah karunia Allah SWT diberi persahabatan yang terjalin indah selama ini. Betapa hal ini menunjukkan kasih sayang antara saudara dalam keimanan, kemanusiaan dan saudara sesama umat manusia sebagai hamba Allah SWT yang berkenan mengunjungi Bu Marni.

Bu Marni seorang wanita biasa yang tinggal di sebuah kampung akan dikunjungi saudaranya dari Jawa Timur sakaligus dikunjungi sahabatnya dari arah barat, kota Cikarang. Rasa syukur tak terkira bagi Bu Marni seperti mendapatkan rezeki dari arah barat dan timur yang datang dengan ketulusan, keikhlasan dan rasa kasih sayang di antara mereka.

Bu Marni segera merapikan mainan si kecil yang berserakan di mana-mana, wajahnya menampakkan rasa gembira dan senandung shalawatan ia nyanyikan sambil bekerja. Kebetulan anak sulungnya yang belajar di luar kota juga sedang mudik bertambah lengkap kebahagiaan Bu Marni.

Orang-orang yang disayanginya seakan-akan semua bergerak mengunjunginya dalam waktu yang bersamaaan padahal tidak pernah ada janjian. Tak terasa waktu semakin siang Bu Marni sampai lupa, bahwa ia belum mandi karena saking asyiknya membereskan rumah sederhana miliknya.

Biasanya ia dan suami bekerja sama bila membereskan pekerjaan rumah yang tiada habisnya. Namun karena suami Bu Marni sedang menjemput anaknya yang berlibur ke Solo, akhirnya Bu Marni sibuk sendiri di rumah. Segera Bu Marni mengalungkan handuk ke lehernya dan berjalan menuju kamar mandi di belakang rumahnya.

Dalam hati Bu Marni berdoa agar semua saudara dan sahabatnya diberikan kemudahan, kelancaran dalam perjalanannya. Semoga Allah SWT senantiasa melindungi perjalanan mereka. Kesehatan dan keselamatan dilimpahkan pada saudara dan sahabat-sahabatnya.

Senangnya Bu Marni...karena nyala obor persaudaraan dan persahabatan akan tetap menyala sehingga anak keturunannya akan mengenal dan mengetahui saudara dan sahabat kedua orang tuanya...

#hujan deras di atas rumahku, 25 Des 2018#