Fila Ariyanti

Lulusan D2 PGSD UNS Surakarta,saat ini menjadi salah satu pengajar di kabupaten Cilacap,Jawa Tengah....

Selengkapnya
Navigasi Web
Simbok Pahlawanku

Simbok Pahlawanku

Sejak usia satu tahun, Marni diasuh oleh neneknya yang berprofesi sebagai bakul jenang yang terbuat dari pati singkong. Simbah yang dalam keseharian dipanggilnya simbok itu setiap hari membawa dagangannya ke pasar dekat rumahnya. Anak kecil seusia Marni tinggal bersama bulik dan kakeknya di rumah. Setelah dagangannya laris manis simbok bergegas pulang, perempuan tua itu tahu bahwa cucunya sangat mengharapkan kehadirannya.

Sampai di rumah yang hanya berjarak dua puluh meter dari pasar simbok langsung memberesi tampah, baskom dan tenggok besar yang digunakan untuk berjualan. Segera ia menimang-nimang cucu pertamanya itu. Tak menghiraukan lelah karena begitu melihat cucunya sirnalah kelelahan diwajahnya berubah menjadi aura kebahagiaan.

Simbok kadang merasa kasihan melihat cucunya yang masih kecil harus dirawatnya. Di sisi lain ia bahagia bisa menimangnya setiap saat, namun kadang perempuan tua itu merasa cucunya belum puas menyusu kepada ibunya.

Karena sang ibu mengandung lagi, begitu alasan yang membuat cucu pertamanya segera diantar ke rumah neneknya agar dirawat oleh neneknya. Namun binar kebahagiaan akhirnya melupakan hal itu, perempuan tua itu merasa masih kuat untuk merawat cucu kecilnya karena ada kakek, paman dan bulik yang juga sangat menyayanginya.

Ada kejadian yang tak pernah simbok lupakan ketika pamannya menjadi pengantin baru cucu kecilnya itu setiap malam maunya tidur bersama paman dan bulik barunya. Yah, karena memang pamannya sangat menyayangi anak kakaknya itu dengan senang hati setiap malam ia dan istrinya tidur dengan Marni, rasanya seperti punya bayi sendiri padahal baru saja menikah. Namun kecintaan terhadap paman dan buliknya terpatri kedalam diri Marni hingga gadis itu tumbuh dewasa.

Hari berganti hari, bulan berlalu berganti bulan baru hingga tahun demi tahun berlalu tak terasa sudah lima tahun Marni diasuh oleh kakek dan neneknya. Karena anak itu hidup di lingkungan dekat pasar juga diasuh nenek yang seorang bakul jajanan di pasar, anak itu tumbuh menjadi seorang gadis kecil yang suka membantu neneknya. Setiap jam sembilan pagi ia menyusul sang nenek untuk membantu mengambil tampah, baskom besar dan peralatan lain yang sudah tidak dipakai untuk berjualan dan membawanya pulang untuk dicucinya.

Di sebelah pasar tempat simbok berjualan ada sebuah sanggar tari tradisional berbagai jenis tari diajarkan setiap hari. Tari Bondan, Tari Gambyong, Tari Gambiranom dan Tari Merak diperagakan oleh penari-penari yang cantik jelita. Tak ketinggalan Marni, gadis kecil itu hampir setiap hari melihat orang-orang berlatih tari. Sang nenek melihat bakat dan minat Marni untuk berlatih tari di sanggar, simbok segera membelikan selendang/sampur, boneka dan payung sebagai properti tari Bondan.

Hari demi hari terlewati Marni gadis kecil itu, semakin menunjukkan bakat menarinya. Karena masih anak-anak ia berlatih tari Bondan dan tari Merak. Semua yang melihatnya merasa senang. Demikian juga nenek Marni, ia merasa cucunya sangat luwes menarikan tari itu dengan menggendong boneka dan membawa payung kecilnya gadis kecil itu sangat menghayati isi cerita dalam tarian tersebut.

Namun kebahagiaan simbok tidak lama melihat cucu kesayangannya menari. Suatu sore yang cerah, ayah gadis itu datang dan berniat membawa Marni untuk diasuhnya bersama adik- adik di rumah ayahnya. Simbok menangis karena bertahun-tahun ia membesarkan cucunya diajak berdagang ke pasar tiba-tiba menantunya datang akan membawa pulang kerumahnya.

’Mbok, kalau gendhuk tinggal di sini terus nanti anak ini akan malas sekolah, usianya sudah lima tahun sudah seharusnya ia sekolah di Sekolah Dasar. Di sini anak-anak banyak yang tidak sekolah karena mereka lebih menyenangi latihan tari dan membantu berjualan orang tuanya’’ kata ayah Marni kepada mertuanya.

Simbok berpikir memang anak-anak di lingkungannya malas bersekolah, mereka kebanyakan membantu orang tua di pasar kalau menginjak usia remaja menikah dan melanjutkan berjualan di pasar. Ia tidak ingin cucunya seperti itu. Ia ingin Marni sekolah yang tinggi dan suatu saat menjadi seorang guru. Itu cita-cita simbok. Simbok tidak ingin Marni menjadi bakul jajanan di pasar apalagi menjadi penari seperti kebanyakan anak-anak di desanya.

Setelah melalui pergolakan batin yang membuat air mata berderaian simbok melepas sang cucu ikut ayahnya. Perempuan tua itu menyandarkan harapan-harapan dalam doa dan munajat-munajat kepadaNya agar cucunya menjadi seorang guru dan mendapat jodoh seorang guru pula. Simbok pula yang ikut membiayai sekolah cucunya sampai perguruan tinggi, bahkan menikah pun simbok yang membantu Marni untuk mendapatkan ijin dan restu dari ayah dan ibunya.

Bilangan tahun demi tahun bergulir Marni gadis kecil cucu kesayangannya telah menjadi seorang guru dan bersuamikan seorang guru. Marni sangat berterimakasih kepada simboknya.Simbok pahlawan dalam mengukir jiwa raganya menjadi gadis kecil yang mencintai dunia tari tapi simbok mampu mengantarnya menjadi seorang guru bukan seorang penari. Terima kasih, Mbok...

#doa dan munajat untuk simbok agar tenang disisiNYa#

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Pahlawan itu selalu bersemayan di hati kita Semoga belaiu tenang di sisi-Nya

10 Nov
Balas

Amin ya robbalalamin.Terimakasih, Bunda. Sehat, sukses dan berkah utk Bunda Sri.

10 Nov

Tak ada kata-kata yang bisa kuucapkan untuk sebuah cerita manis ini. Barakallah bu Fila

10 Nov
Balas

Terimakasih, Bu. Sehat, sukses dan berkah untuk ibu.

10 Nov

Kisah yang inspiratif dari seorang simbok...hiks jadi baper, sy juga manggil nenek saya simbok, al fatihah.. Sukses slalu Jeng Fila

10 Nov
Balas

Iya, Bu.Biasa manggil simbok Terimakasih, Bu Lupi. Sehat dan sukses utk Bu Lupi.

10 Nov

Insyaallah sampai doanya bund, sukses selalu dan barakallah

10 Nov
Balas

Amin ya robbalalamin, Terimakasih, Bu.

10 Nov

Semoga.doa.dari Marni akan tersampaikan kepada simbok...

10 Nov
Balas

Amin ya robbalalamin. Terimakasih, Bu Rini.

10 Nov

Masyaallaah bunda.. Semoga doa dan harapan bunda terkabul. Aamiin. Tulisan indah yang sarat cinta kepada ibunda.. Semoga selalu sehat dan makin sukses. Barakallaah

10 Nov
Balas

Terimakasih, Bu Lia. Sehat, sukses dan berkah utk ibu juga.

10 Nov



search

New Post