Firdaus

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Darurat Kejahatan Seksual Terhadap Anak

Darurat Kejahatan Seksual Terhadap Anak

Memprihatinkan! Terungkapnya kasus kejahatan seksual online terhadap anak di bawah umur, kembali membuat kita terguncang. Polisi berhasil membongkar jaringan kejahatan online yang berlangsung di salah satu medsos Facebook. Grup Official Loly Candy's namanya. Grup ini dikelola oleh empat orang yang saling tidak mengenal. Aktivitas grup ini diisi dengan mengupload konten-konten yang mengandung unsur pornografi anak di bawah umur. Bukan hanya mengupload gambar, dua orang dari mereka bahkan melakukan kejahatan seksual terhadap anak di bawah umur.

Kenyataan ini tentu saja membuat kita tercengang. Kejahatan terhadap anak di bawah umur sekarang sangat dekat dengan denyut nadi kehidupan kita. Kemajuan teknologi informasi memberikan dampak yang luar biasa bagi kehidupan kita. Memang dampaknya tidak hanya negatif, positif pun banyak. Namun, jika kita tidak waspada, maka kita bisa jadi korban kemajuan teknologi.

Kemajuan teknologi informasi bagai dua sisi mata uang. Banyak orang yang mendapatkan keuntungan dari internet. Dengan internet, semuanya jadi mudah. Internet bisa dimanfaatkan sebagai tempat memasarkan barang dan jasa. Internet bisa sebagai media untuk menambah ilmu pengetahuan karena disana banyak sekali media yang bisa dimanfaatkan. Bagi yang ingin belajar bahasa inggris, bisa memanfaatkan media youtube. Semuanya mudah dan gratis.

Namun, di sisi lain, internet menyimpan ranjau yang sangat berbahaya. Bagi kita yang sudah dewasa, mungkin masih bisa memfilter semua yang informasi yang beredar di internet. Yang berbahaya, sesungguhnya adalah anak-anak kita yang masih belum mampu membedakan informasi yang baik dan buruk. Banyak sekali konten-konten yang belum saatnya di konsumsi anak, namun mereka sudah bisa menikmatinya. Beruntung jika ada orang tua yang mendampingi anak dan mampu menjelaskannya. Tetapi, berapa banyak anak yang dapat mengakses internet dengan bebas tanpa pengawasan orang tua? Berapa banyak anak yang butuh penjelasan tentang konten di internet, namun tidak ada orang yang bisa menjelaskannya? Akhirnya mereka mencari sendiri dengan bertanya kepada teman sendiri, celakanya, temannya juga tidak mampu menjelaskannya.

Pribudiarta Nur, Deputi Perlindungan Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPA), mengatakan dampak internet bagi anak di bawah umur dapat menimbulkan kecanduan karena jika anak keseringan menonton konten porno maka akan ada bagian otaknya (prefrontal cortex) yang rusak, yang mengakibatkan kecanduan.

Pelaku kejahatan seksual terhadap anak, mengakui bahwa mereka kecanduan terhadap pornografi. Jika kecanduan, mereka akan memanfaatkan media internet untuk mencari gambar atau video yang berkonten porno. Namun, jika nafsu mereka belum terpuaskan, maka mereka akan mencari mangsa untuk memuaskan birahi mereka. Mereka akan mencari mangsa yang tidak berdaya. Mangsa yang mudah untuk di tipu. Celakanya, mereka akan mengincar anak-anak yang dibawah umur yang sangat mudah diperdaya. Anak-anak yang bebas mengakses internet. Dari sinilah jaringan kejahatan online ini masuk dan meneror anak kita.

Selain kebebasan mengakses internet, masalah yang juga urgen adalah fungsi orangtua di rumah. Banyak dari anak yang menjadi korban kejahatan online karena kondisi lingkungan rumah yang tidak kondusif dan nyaman. Orangtua sibuk dengan pekerjaan sementara anak tidak ada tempat untuk mencurahkan semua masalahnya. Orangtua juga jarang memberikan waktu untuk sekadar berkumpul dengan keluarga. Akhirnya, anak mencari tempat yang nyaman untuk mencurahkan masalahnya. Internet adalah wadah yang paling tepat untuk mencurahkannya. Namun, bahaya telah mengintainya.

Sebagian orangtua menganggap pendidikan di sekolah, sudah cukup membentengi anak dari jerat internet. Pandangan ini sungguh tidak tepat. Betul, di sekolah, guru bertugas menyampaikan bahaya internet. Namun, pada prakteknya, guru tentu tidak punya keluangan waktu mengawasi anak didiknya. Guru hanya bisa mengawasi anak didiknya di lingkungan sekolah. Selebihnya orangtualah yang bisa melakukannya.

Dari semua permasalahan itu, sesungguhnya kita sudah bisa mencari solusi yang tepat untuk menghadapi gempuran teknologi yang semakin maju. Penulis setidaknya mencatat ada empat faktor yang bisa menjadi solusi.

Pertama, orangtua harus segera membatasi akses internet untuk anak. Ini bukan berarti anak dilarang untuk menggunakan sepenuhnya. Gadget tidak boleh diberikan kepada anak dengan bebas. Anak seyogianya tidak dibelikan gadget sebelum mereka benar-benar mampu membedakan yang baik dan yang buruk.

Gadget hanya diberikan jika anak didampingi oleh orangtua. Ini harus diterapkan dengan ketat dan konsisten. Jangan sampai ada ruang anak untuk membantah atau melanggar. Konsekuensi harus diberikan jika anak melanggar. Misal, anak tidak dibolehkan memainkan gadget selama seminggu meski ada orangtua.

Kedua, hubungan orangtua dengan anak harus mulai direkatkan. Lingkungan rumah yang nyaman akan membuat anak senang berada di rumah. Dengan lingkungan yang mau menerima semua keluhan anak, membuat anak tidak punya alasan untuk mencari pelampiasan di luar rumah. Orangtua tentu berperan sangat penting disini. Orangtua diharapkan menjadikan anaknya bukan hanya anak tapi teman yang menyenangkan. Dengan begitu, anak akan merasa memiliki orang yang mau mendengarkannya.

Ketiga, orangtua harus mulai mengikuti perkembangan teknologi. orangtua harus mengawasi perkembangan anak di dunia maya. Menjalin pertemanan dengan anak di dunia maya, akan memudahkan kita mengawasi anak. Tapi ingat, kita hanya sebatas mengawasi di dunia maya. Jangan sampai kita membuatnya malu di dunia maya. Karena itu akan menjadi bumerang bagi kita.

Orangtua tidak boleh kalah dengan kemampuan anak. Paling tidak, kita mampu mengikuti perkembangan teknologi. Jangan sampai gagap teknologi. Ingat, anak sekarang sangat cepat perkembangannya. Mereka selalu selangkah bahkan dua langkah didepan dari kita dalam hal teknologi.

Keempat, fungsi sekolah juga berperan sangat penting. Segala permasalahan dan perkembangan anak di sekolah hendaknya secepatnya di komunikasikan kepada orangtua. Komunikasi yang berkesinambungan antara guru dan orangtua setidaknya dapat memudahkan kita mengawasi segala aktivitas anak. Jika anak menghadapi masalah, dapat segera dicarikan solusi jika komunikasi berjalan efektif. Karena biasanya, jika anak bermasalah, selalu pangkalnya dari pertemanan di sekolah atau di rumah. Jika ini terlaksana maka, kita bisa meminimalisir kejahatan seksual terhadap anak.

Terakhir, peran pemerintah juga sangat penting. tontonan-tontonan televisi yang tidak mendidik, seharusnya mulai disingkirkan. Sinetron-sinetron yang menayangkan konten berbau porno harus dihentikan tayangannya. Sudah menjadi rahasia umum, mayoritas masyarakat Indonesia menonton televisi. Celakanya, tontonan yang mereka konsumsi adalah yang tidak mendidik. Ini bisa menjadi api dalam sekam yang bisa menghancurkan generasi bangsa ke depan.

Dengan penyensoran yang ketat, diharapkan tontonan yang tidak mengedukasi dapat disingkirkan dari pertelevisian Indonesia.

Dukungan dari semua pihak sangat diharapkan, agar anak-anak kita dapat terlindungi dari kejahatan seksual. Jika semua menjalankan fungsinya dengan baik, maka kita boleh berharap Indonesia dapat terhindar dari tragedi kejahatan seksual yang mengerikan.

Gambar : https://www.mataramnews.co.id/media/k2/items/cache/7a7a1b5b62bd91f168816ae073e91b87_XL.jpg

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post