Semakin umur bertambah semakin merasa bodoh, semakin tak ingin bermain-main, semakin sedikit dikelilingi orang-orang yang saling peduli.

Rasanya semakin kesini hidup serasa semakin berbeban, semakin berliku, juga semakin menuai banyak kecamukan dalam hati, mulai dari segi sosial, finansial, education, ditambah lagi masalah asmara yang datang secara tiba-tiba itu semakin memperumit keadaan.

Ya kiranya seperti itulah yang dirasakan remaja beranjak dewasa, mulai menyadari bahwa dewasa yang dulu diangakan tak sama dengan nyata yang dirasakan.

Tak jarang pun tak sedikit beberapa remaja beranjak dewasa seusiaku merasakan hal yang demikian, rasa malas mulai menggerogoti optimisme yang dulu tertata dengan rapi dan sedemekian rupa. Sungguh disaat seperti inilah hidup serasa hanya tentang pilihan dan itu harus dipilih, dan lagi disetiap pilihan pastinya harus ada pengorbanan seperti itulah kenyataan hidup yang akan terus ditemui kedepannya.

Naasnya hal yang seperti itu malah membuat kita sering melamun tak menentu, dalam hati memikirkan apa yang hendak diperbuat namun raga berserta bisikan rasa malas terus mengusik hingga lamunan itu tak ubahnya hanya sebuah peperangan dalam pikiran yang tak ada habisnya. Tujuan semakin tak jelas, Titik terang semakin samar, begitupun senang yang kian terkikis dengan cemas yang terus menerus dirasa.

Disaat seperti inilah berkeluh kesah sekaligus meminta petunjuk pada tuhan sangat diperlukan, peraduanmu pasti akan selalu didengar oleh-Nya, dan yang seperti itu selalu menenangkan hati luar biasa sekali.

Apa memang serumit ini rasanya? ah aku banyak mengeluh. Tapi sesekali mengeluhkan rasa yang ada mungkin tak ada salahnya sebab tuhan menciptakan rasa untuk diungkapkan, begitu bukan?.