Ketika ingin terpoyoh-poyoh untuk mendapatkan, setelah didapat diacuhkan.

"Pernah ada yang nanya, kenapa sih harus melulu kembali pada masa lalu padahal di masa kini orang yang mendampingimu itu banyak yang suka loh, dan seharusnya kamu bersyukur dia udah pilih kamu!"

"Dia membuat aku buta kemarin sebelum aku menerimanya, dan kini mataku terbuka, aku sadar bukan kepalang"

"maksudnya?"

"Banyak yang suka bukan berarti banyak yang betah dan bertahan, kemarin dia mati-matian memperjuangkan, setelah aku nyatakan penerimaan ternyata perjuangannya terhenti, dia tidak pernah mencoba untuk mempertahankan, dia punya dunia sendiri dan dunianya bukan duniaku."

"Ya kali kamu gak bisa mengutuk dia dengan kamu kembali sama masa lalu kamu dong, kamu sama aja berkhianat kalau gitu!"

"Kenapa harus aku yang berkhianat, bukankah dia yang sudah berkhianat menghentikan juangnya hanya sampai penerimaanku terucap tanpa berusaha memperjuangkan bertahannya kita?, tak ada lagi nyaman yang kutemukan kini, tak ada lagi indah yang aku dapatkan, aku terasingkan. Hingga aku di beri kesempatan untuk kembali melirik masa laluku, mengulang kisah dan kasih manis bersama masa laluku, memberikan aku ketenangan, memberikan sedikit alunan dalam sunyiku hingga aku larut ke dalamnya. Jika sudah begini apakah harus aku yang divonis bersalah?"

"Iya nggak juga sih, ada benarnya"

"Itu yang sering dilupakan, mempertahankan lekukan senyum yang kemarin sengaja dicipta, kebanyakan malah sibuk menciptakan senyuman baru tapi lupa cara mempertahankan lekukan manis itu."