Fithriyah

Fithriyah dilahirkan di Kediri, bulan September tahun 1977. Putra dari Bapak Dartojo dan Ibu Siti Fathonah. Pendidikan SD sampai SMA ditempuh di kota Pare-Kedir...

Selengkapnya
Navigasi Web
Asmara dalam Diam Wanita

Asmara dalam Diam Wanita

Benarlah kiranya bahwa sikap diam wanita itu sulit ditebak. Zaman dulu diamnya wanita seringkali dimaknai sebagai sebuah persetujuan. Terutama saat wanita itu ditanya tentang urusan jodoh. Saat dilamar orang, tepatnya.

Tapi sebenarnya, tentu saja diamnya wanita tak selalu bermakna persetujuan.

Ketika seorang ibu yang punya anak kecil di rumah sudah bersikap diam pada anak, bisa jadi itu justru menunjukkan puncak kemarahannya. Sebab biasanya jika marahnya belum seberapa, seorang ibu cenderung bicara lebih banyak dari biasanya (baca : mengomel).

Seorang guru yang sedang menghadapi anak yang luar biasa (bandelnya), bisa jadi akan terdiam saat merasa sudah tak bisa lagi mengatasinya. Guru itu diam setelah merasa nasehatnya tak lagi didengar.

Demikian juga dalam urusan asmara atau cinta. Dalam diam, mungkin saja ada rasa cinta bergemuruh seiring detak jantung yang menggebu. Cinta pada seseorang dalam angannya. Bisa jadi dalam diam, ia memendam rasa cinta dan mungkin telah menyiapkan satu ruang dalam hati untuk seseorang yang sangat dipuja.

Wanita yang dapat memendam rasa dan menyimpan dengan rapat rahasia hati biasanya juga bersifat tertutup. Ia malu untuk mengungkapkan pada siapapun. Satu-satunya tempat untuk menumpahkan isi hatinya mungkin berupa 'buku harian'. Ia tumpahkan seluruh rasa yang berkecamuk di hati dalam buku hariannya.

Wanita seperti ini bisa memendam rasa sekian tahun lamanya, bahkan ketika jarak memisahkan ia dengan pria pujaan hati. Jarak bukanlah alasan untuk dapat menghilangkan rasa itu. Ketika jarak memisahkan, maka tumbuhlah rasa rindu yang kian hari kian menyesakkan dada.

Benarlah kiranya perkataan seorang pujangga yang menyatakan bahwa: Rindu ialah bahasa Tuhan untuk memahami kesabaran. Sabar dalam sebentuk tunggu dan bersitahan dengan kesetiaan (Arief Siddiq Razaan).

Hanya untaian do'a yang dapat ia panjatkan kepada Allah, Dzat yang Maha segalanya untuk memberikan yang terbaik dalam hidupnya.

Ketika takdir menuntunnya untuk bertemu dengan pria lain dan menikah dengan pria itu, bisa saja 'cinta terpendam' masih tersimpan dengan rapi dalam hatinya tanpa seorang pun tahu.

Wanita ini pun akan berusaha ikhlas menerima takdir. Ia akan berusaha mencintai pria yang telah ditakdirkan Allah untuk mendampinginya. Mungkin saja, sedikit demi sedikit rasa cinta pada pria itu tumbuh, namun ia tak kan dapat menghilangkan rasa cinta yang dulu pernah menghuni ruang dalam hatinya.

MDH, in my home.

*****

Catatan: tulisan ini terinspirasi setelah mendengar curhatan teman. Membacanya tak perlu terlalu serius… he... he... =D

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post