FITRIA

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Doa Ibu di Kala Tahjud 1 (Tantangan 23)

Doa Ibu di Kala Tahjud 1 (Tantangan 23)

Malam begitu cerah mengiringi kesibukan Nayla belajar. Lembar demi lembar buku terus dibaca. Sesekali penanya menari di buku catatan. Beberapa kata terlihat berstabilo berwarna hijau. Barangkali itu adalah hal-hal penting yang harus diingat. Indah sekali terlihat tulisan gadis remaja yang hampir berusia 16 tahun ini.

“Sudah waktunya tidur, Nak. Jam sudah menunjukkan pukul sepuluh malam.” tiba-tiba ibu membuyarkan konsentrasinya.

“ Iya, Bu. Sebentar lagi juga selesai.”

“ Membaca disambung besok saja. Kamu kan juga butuh istirahat.”

“ Buku ini harus dikembalikan besok pada Anita, Bu.” jawab Nayla sambil terus membalik buku lembar demi lembarnya.

Buku Fisika ini memang tidak dimiliki oleh Nayla. Hanya tiga buah buku yang mampu dibelinya. Itupun dari sisa uang jajan yang ditabungnya beberapa tahun ini. Hasil penjualan keripik yang diperoleh ibu tidaklah seberapa. Hanya cukup untuk makan sehari-hari saja. Karena itulah Nayla berusaha meminjam buku milik Anita. Untunglah Anita sahabatnya selalu meminjamkan buku pada Nayla.

Ibu kembali membuka tabir pintu kamar Nayla. Didapatinya anak gadisnya itu sudah tertidur. Buku yang dibaca tadi masih dipegang ditangannya. Ibu mengambil buku dan merapikannya. Perlahan ibu menyelimuti Nayla dan mematikan lampu kamarnya.

Malam semakin larut. Sayup-sayup terdengar suara binantang malam seakan menggelar simphoni di keheningan malam. Cahaya rembulan menghiasi seluruh alam. Bintang-bintangpun bertebaran menghiasi lagit menemani kehadiran raja malam yang bersinar terang berkilauan. Sungguh indah alam ciptaan Allah SWT. Di malam haripun masih menghadiahkan keindahan yang tiada duanya.

Tepat pukul 02.00 dini hari ibu terbangun. Seperti sudah ada remotenya karena ini selalu terjadi di setiap malam. Ibu bangkit dari tidurnya. Duduk sejenak tepat di pinggir tempat tidur yang terlihat sudah agak usang. Terlihat cahaya rembulan menyelinap masuk melalui celah-celah jendela kamar. Perlahan dilangkahkan kakinya ke luar kamar hampir tidak terdengar.

Ibu menuju kamar mandi yang terletak di pojok rumah sebelah kiri belakang. Dinding terbuat dari kayu yang hampir keropos. Bagian-bagian yang berlobang telah di tutupi dengan menggunakan kayu-kayu bekas pembuatan pondok depan rumah Pak Saman. Waktu itu ayah masih sehat dan mampu memperbaiki dinding-dinding rumah yang rusak. Ada beberapa dari atap seng yang berlobang. Keadaan tanpa loteng sehingga cahaya rembulan menelusup masuk melalui lobang-lobang atap tepat mengenai air sumur. Cahayanya pun berkilauan karena hasil pemantulan cahaya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post