FITRIA

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Panorama Selat Malaka (Tantangan 8)

Panorama Selat Malaka (Tantangan 8)

Perjalanan sore hari dari Kota Payakumbuh arah ke Timur menuju Propinsi Riau sangat mengasikkan. Sepanjang perjalanan mata dimanjakan oleh pemandangan alam yang membuat hati berdecak kagum. Kagum dengan alam ciptaan Allah Yang Maka Kaya.

Stelah melewati Fly over Kelok Sambilan yang begitu megah kita akan memasuki sebuah dusun yang bernama Ulu Aia. Di sanalah terdapatnya Panorama Selat Malaka. Suatu pemandangan alam yang sangat indah.

Dari ketinggian 1.500 meter di atas permukaan laut ini dapat disaksikan pemandangan perbukitan disekelilingnya. Jika cuaca cerah terlihat seperti lukisan yang maha megah. Barisan perbukitan entah berapa banyaknya dihiasi awan-awan rendah di sana sini seakan berada di atas khayangan. Gradiasi warna hijau berjenjang, makin lama disambut warna biru yang juga bertingkat.

Di sela-selanya jalan berliku terlihat di kejauhan. Kendaraan yang melewatinya juga terlihat jelas. Pikiran sainsku mulai menghitung. Sewaktu sebuah truk berwarna merah putih pembawa Bahan bakar minyak lewat tepat di bawah tebing tempat ku berdiri. Dengan segera ku lirik jam tanganku tepat menunjukkan pukul 16.00 WIB. Truk semakin menjauh menelusuri jalan yang berliku, menanjak dan menurun.

Sambil menunggu kuteguk kenikmatan air daun kawa yang hangat melegakan tenggorokanku. Aromanya khas mengiringi suasana hati yang sejuk. Apalagi udara sore hari yang sedikit dingin menjadi penambah komplit rasanya.

Kembali ku mengamati liku-liku jalan disela perbukitan. Menunggu beberapa lama akhirnya terlihat kembali truk pengangkut bahan bakar minyak berwarna merah putih tadi di kejauhan. Segera kulihat kembali jam tanganku. Waktu menunjukkan pikul 16.21 WIB. Waduh…ternyata membutuhkan waktu 21 menit baru sampai ke ujung jalan sana. Gimana kalau jalan kaki ya atau naik sepeda misalnya.

Teringat kembali cerita nenekku dulu sewaktu kecil. Dari panorama ini kita akan melihat keindahan bibir pelabuhan Selat Malaka. Kulayangkan kembali pandanganku ke arah Timur. Jauh dan semakin jauh dengan seksama ku amati. Batas pemandanganku semakin menjauh dan melihat biru yang menyatu dengan birunya langit.

Indah dan semakin indah apalagi dihiasi oleh sinar mentari sore membuat lukisan alam itu tak berhenti membuatku terpukau. Subhanallah, maha suci Allah SWT yang telah menyuguhkan keindahan alam ini yang luar biasa.

Benarkah nun jauh di sana itu Selat Malaka? Pertanyaan itu kembali muncul dalam pikiranku dan sampai kini belum ada jawabnya yang pasti

Panorama Selat Malaka, 17 Juli 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post