Ayah biasa dikenal sosok pendiam dirumah. Tak banyak bicara. Tak banyak ocehan. Tak banyak peraturan yang keluar dari mulut ayah. Semua itu akan berbanding terbalik dengan sosok ibu.

Bagi anak, ibu merepet itu biasa. Anak tidak akan menyimpan luka yang begitu dalam saat ibu memarahinya. Sedih pasti. Namun itu tidak akan berlangsung lama. Banyak aturan dari ibu itu sudah pasti. Jangan ini, jangan itu, jangan kesana, jangan kesini, itu juga biasa bagi sianak.

Lain halnya jika ayah yang marah. Ayah adalah seorang lelaki dimana laki memiliki suara yang yang lebih besar dan terkesan berwibawa. Mendengar ayah memarahi orang saja sudah membuat hati bergetar apalagi jika anaknya yang diamati. Tidak salah bagi ayah untuk memarahi anaknya, itu juga salah satu cara mendidik.

Marahnya seorang ayah tidak mudah untuk dilupakan. Benar - benar berbekas bahkan sampai anak tersebut sudah memiliki anak lagi.

Tidak menutup kemungkinan anak tersebut akan mendidik anaknya kelak dengan pola asuhan yang sama yang ia dapatkan.

Sebelum menjadi orang tua. Marilah mempersiapkan diri terlebih dahulu menjadi orang tua. Karena kesempatan menjadi orang tua tidak terulang untuk kedua kali.

Apa yang sudah kita tanam pada anak tidak mudah untuk mencabutnya kembali.

Luka yang sudah tergores pun mungkin sembuh. Namun ingatannya akan membekas.