FITRIA DEWI

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Rahasia Sukses

Rahasia Sukses

Sukses memang selalu menjadi impian banyak orang. Tapi untuk mencapainya tidak semudah membalikkan telapak tangan. Perlu proses dan istiqomah dalam setiap usaha untuk mencapainya karena akan banyak sekali godaan dalam proses pencapaiannya. Mungkin kita perlu terus mengingatkan dan memaksa diri kita dalam melakukan hal-hal yang positif/baik. Ya, itu dia "paksa". Bisa diartikan sebagai kata yang sebenarnya karena kita memang memiliki musuh yang nyata yang akan selalu berusaha membujuk dan menghentikan langkah kita dalam melakukan kebaikan. Selain itu saya pernah mendengar seseorang pernah menyampaikan rahasia sukses yaitu "PAKSA" yang merupakan singkatan dari kata Pray, Attitude, Knowledge, Skill dan Action. Menurut saya itu benar sekali.

Pray (Berdoa)

Mengapa kita butuh berdoa? Tentu saja karena kita merupakan makhluk yang lemah yang selalu membutuhkan pertolongan Allah Subhanahu wa Ta'ala. Untuk itu kita perlu selalu berdoa dan mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala jika memang kita ingin sukses dunia maupun akhirat.

Attitude (Perilaku)

Attitude berkaitan dengan akhlak, karakter. Akhlak yang baik sangat penting untuk mencapai kesuksesan. Bagaimana tidak. Bahkan Allah Subhanahu wa Ta'ala sengaja mengutus Rasulullah Salallahu 'Alaihi Wasallam untuk memperbaiki akhlak manusia. Membentuk akhlak/karakter yang baik harus dilakukan sejak dini. Tidak terlepas juga tanggung jawab orangtua dan guru dalam pembentukan karakter yang baik bagi anak terutama keteladanan. Baik itu karakter religius(ketaatan), karakter moral (sopan, santun dll), karakter sosial (suka menolong, saling menghargai, toleransi dll) maupun karakter kinerja (jujur, disiplin, tangguh, pantang menyerah, bertanggung jawab, mandiri, percaya diri, kreatif dll).

Sebenarnya bagaimanakah karakter seseorang itu terbentuk? Bermula dari informasi yang kita terima lewat semua indra kita terbentuklah suatu pemikiran. Pemikiran memicu tindakan. Tindakan yang berulang membentuk kebiasaan. Kebiasaan itulah yang akhirnya menjaidi karakter. Dan seperti apa karakter kita tentu akan mempengaruhi nasib kita kedepannya. Apa artinya itu semua? Sepertinya kita harus pandai-pandai memfilter (menyaring) ataupun memilah, memilih informasi-informasi yang masuk kedalam fikiran kita baik lewat pendengaran, penglihatan maupun indra lainnya.

Orang bilang, anak adalah seorang peniru ulung. Apa yang dilihat, didengar dan dirasakannya akan sangat mudah masuk dalam fikirannya dan siap untuk ditiru. Maka, kita sebagai orang dewasa lah yang harus memfilter informasi yang akan masuk kedalam fikiran anak-anak yang masih belum bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk agar hanya informasi-informasi positif saja yang masuk kedalam fikiran anak sehingga terbentuk tindakan-tindakan positif dari anak yang akan menjadi suatu kebiasaan positif dan membentuk karakter-karakter positif pada anak. Dengan demikian berarti kita sebagai orang dewasa telah ikut bertanggung jawab terhadap nasib anak-anak kedepannya. Tidak kalah pentingnya kita sebagai orang dewasa sepertinya harus memberi keteladanan kepada anak dalam bersikap, berkata-kata maupun dalam bertindak karena hal itu bukan hanya mempengaruhi nasib kita sendiri tapi juga nasib anak-anak kedepannya. Memang terkadang itu terlupakan bahkan saya sendiri. Namun pada akhirnya menyesal sendiri. Apalagi guru yang digugu dan ditiru sangat dituntut untuk selalu memberikan contoh yang baik kepada siswa seperti dengan selalu disiplin, bertanggung jawab, amanah, dan menunjukkan karakter baik lainnya.

Knowledge (Pengetahuan)

Knowledge (pengetahuan) sangat dibutuhkan baik untuk sukses dunia maupun akhirat. Mau sukses dunia harus tahu ilmunya begitu juga mau sukses akhirat tentu harus tahu ilmunya. Untuk itu budaya literasi memang harus digalakkan untuk mendapatkan ilmu pengetahuan yang luas. Baik itu membaca, mendengar, mengamati, menganalisa maupun bernalar. Begitu juga dengan literasi digital ataupun teknologi. Zaman sekarang teknologi begitu cepat bergerak dan berubah. Jika kita tidak mengikuti perkembangan zaman maka kita akan terlindas dan tertinggal.

Skill (Keahlian)

Skill (keahlian) lebih tinggi tingkatannya dari sekedar tahu. Adapun tingkatan pengetahuan/kemampuan itu adalah pertama tahu, kedua bisa, ketiga mahir dan keempat terampil. Terampil inilah yang disrbut skill. Lalu bagaimana kita bisa memiliki sesuatu kemampuan sehingga menjadi keahlian? Sebenarnya rumusnya sederhana yaitu FIRe yang merupakan singkatan dari (Fokus + Improvement) × Repeatation yang artinya fokus belajar/berlatih sambil terus lakukan perbaikan/penyempurnaan dan ulangi itu berkali-kali sampai menjadi suatu keahlian. Lalu bagaimana kita memilih skill/keahlian apa yang sebaiknya kita miliki? Alangkah baiknya jika kita memiliki skill yang sesuai dengan bakat, minat, dan kecerdasan kita.

Mengapa sebaiknya sesuai bakat? Tentu saja agar skill itu bisa dikuasai lebih cepat sehingga hemat waktu, lebih ringan sehingga hemat tenaga karena bakat merupakan potensi yang dibawa manusia sejak lahir. Jadi, baik juga melakukan tes bakat untuk anak-anak sejak dini. Selain itu untuk lebih menghemat waktu dan tenaga perlu juga kita mengenali gaya belajar yang tepat untuk kita. Sebagaimana kita ketahui bahwa ada beberapa gaya belajar yang kita kenal yaitu audio (dengan mendengar), visual (dengan melihat), dan kinestetik (dengan bergerak, menyentuh, praktek).

Mengapa sebaiknya sesuai minat? Tentu saja agar dalam proses menguasai skill itu yang perlu pengulangan berkali-kali tetap bisa kita jalani dengan senang hati. Begitu juga ketika skill itu kita manfaatkan terus menerus saat telah kita miliki.

Mengapa juga sebaiknya sesuai dengan kecerdasan? Setiap manusia itu memiliki kecerdasan masing-masing. Menurut Howard Gardner ada beberapa kecerdasan yang terdapat dalam diri manusia. Kecerdasan ini bisa menjadi profesi jika dikembangkan, diantaranya kecerdasan linguistic (yang biasa dimiliki oleh orang yang berprofesi sebagai penyiar, pengacara dll), kecerdasan logis-matematis(profesi : ahli matematika, ahli statistika, akuntan dll), kecerdasan visual-spasial (profesi arsitek, desainer interior dll), kecerdasan kinestetik (profesi : atlet, chef dll), kecerdasan musical (profesi : composer, penyanyi dll), kecerdasan interpersonal (profesi : psikolog, konselor dll), kecerdasan intrapersonal (profesi : psikoterapist dll), kecerdasan naturalis (profesi : petani, nelayan dll), kecerdasan existensial (profesi : filsuf, cendikiawan dll).

Alangkah menyenangkan jika kita bisa mengembangkan kecerdasan yang sesuai bakat dan minat kita sehingga bisa menjadi keahlian sekaligus profesi kita. Itulah passion kita. Setiap orang memiliki bakat, minat dan kecerdasan masing-masing. Maka fokuslah kembangkan bakat, minat dan kecerdasan itu sehingga menjadi suatu keahlian.

Action (Tindakan/amalan)

Action (tindakan/amalan) juga sangat menentukan kesuksesan kita. Apa gunanya kita memiliki ilmu pengetahuan ataupun skill jika kita tidak bertindak mengamalkan dan memanfaatkannya. Maka dari itu bertindaklah, beramallah dengan akhlak/karakter yang baik serta terus berdoa dan mengingat Allah Subhanahu wa Ta'ala sehingga ilmu dan skill kita jadi bermanfaat dengan tetap dalam ridho Allah Subhanahu wa Ta'ala.

720_30_1.42_Apr152019
DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post