Fitri Afrina

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Memulai kehidupan baru 2

Ibu sangat terkejut melihat Maira sudah berlumuran dengan tanah, dengan sikap ibu langsung menggendong Maira dan membawanya ke anak sungai untuk membersihkan badannya. Kakaknya menceritakan bahwa adiknya tidak sengaja terpeleset ketika berlarian di lereng hingga terjatuh dan berlumuran tanah. Hari-hari Maira dan kakaknya hanya bermain di kebun kopi yang jauh dari permainan anak-anak pada saat itu. Tentu saja, di sana jarak rumah sangatlah jauh dan tidak ada anak yang seumuran dengan mereka. Hari-hari terus berlalu hingga kini Maira sudah menginjak usia 4 tahun. Ini adalah saat yang sangat menyedihkan bagi Candra di mana ia harus mulai memasuki sekolah dasar dan tentunya tidak bisa lagi tinggal bersama dengan orang tuanya. Chandra diantarkan pulang ke rumah nenek sementara Maira tetap tinggal bersama orang tuanya di perkebunan. Berbulan-bulan mereka tidak berjumpa tentu saja membuat mereka saling merindukan. Setiap hari Maira hanya bermain sendirian, kakaknya yang biasa menemaninya kini tak lagi ada di sampingnya. Tiga bulan sekali terkadang Maira dibawa pulang ke rumah nenek untuk berjumpa dengan kakaknya. Hati orang tuanya sebenarnya sangat sedih begitu juga dengan Maira. Tidak ada orang tua yang menginginkan tinggal berjauhan dengan anaknya namun takdir memaksa mereka untuk saling berjauhan saat itu. Suatu malam ketika ibu dan ayah tengah sibuk mengolah biji kopi tiba-tiba saja Maira menangis. Ibu begitu kebingungan dengan putrinya itu, dengan sigap Ibu menghampiri Maira dan melihat biji kopi ternyata sudah masuk ke hidung Maira. Ibu sangat panik tidak ada bidan ataupun dokter yang akan menolong mereka di sana. Ayah mencoba untuk mengeluarkan biji kopi dari hidung Maira. Mereka sangat cemas, bagaimana tidak di tengah malam yang begitu gelap jauh dari pemukiman dan tidak ada orang yang bisa dimintai pertolongan Putri mereka tengah menangis kesakitan saat itu. Akhirnya dengan perjuangan ayah dan ibu serta memohon pertolongan kepada Allah biji kopi itu berhasil dikeluarkan dari hidung Maira.

Waktu terus berlalu kini Maira begitu giat untuk belajar menulis ataupun berhitung. Dengan kertas seadanya seperti dari bungkusan rokok Maira terus belajar menulis dengan gigih. Hingga usianya sudah memasuki 6 tahun ia tak lagi mau tinggal di perkebunan. Beberapa hari sebelumnya, kakak dari ibunya datang untuk menemui Ibu Maira, dengan tujuan untuk mengajak Ibu Maira kembali tinggal di rumah. Katanya ia mendengar kabar bahwa ibu Maira sudah membeli tanah dan membangun rumah di kampung tempat nenek Maira tinggal.

Ia berkata "mengapa kau tinggal dan ingin membangun rumah di kampung orang, lebih baik kembali tinggal bersama kami, pilihlah rumah mana yang ingin kau tempati"

Ibu Maira pun menjawab "mana mungkin saya bisa membeli tanah dan membangun rumah, bukankah dulu engkau pernah berkata bahwa kami takkan mampu membangun rumah. Jangankan membangun rumah gubuk pelupuh pun takkan bisa kami dirikan. Masih ingatkah engkau dengan perkataannya demikian" jawab ibu Maira

Kakaknya tetap membujuk Ibu Maira supaya mau tinggal bersama mereka kembali. Namun dengan tetap teguh pada pendirian Ibu Maira tidak mau tinggal bersama mereka kembali.

Saat ini meski Ibu Maira masih tinggal di perkebunan namun perekonomian mereka sudah cukup membaik. Hasil panen kopi yang mereka dapatkan selama 5 tahun ini memang sudah bisa untuk membeli sepetak tanah dan membangun sebuah rumah yang sederhana. Mendengar kabar yang demikian mungkin itulah sebabnya sang kakak ingin kembali mengajak Ibu Maira tinggal bersama mereka. Namun, pedihnya perasaan ketika terusir masih dirasakan oleh ibu Maira.

Bersambung...

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post