FITRIANI TRI RAHAYU

Guru di SMPN 2 Kejobong, Kabupaten Purbalingga, Provinsi Jawa Tengah...

Selengkapnya
Navigasi Web
MISTERI LEMBAR JAWAB

MISTERI LEMBAR JAWAB

#TantanganGurusiana hari ke-60

 

MISTERI LEMBAR JAWAB

Pak Yanto mondar-mandir di ruang panitia tes. Dia masih saja memikirkan kejadian yang baru saja dialaminya.

“Saya yakin sekali, tadi jumlah lembar jawabnya ada 30, nggak kurang dan nggak lebih.” Katanya bersemangat.

Njenengan yakin tidak salah hitung, Pak?” Tanya Bu Puspa rekan sesama guru.

“Nggak, lah. Sudah saya hitung sampai dua kali. Jumlahnya tetap 30 lembar,”

“Lha terus kemana lembar jawab yang satunya? Kok bisa jadinya 29 lembar?” Tanya Bu Puspa lagi.

“Nah, itu! yang sedang aku pikirkan!,” jawab Pak Yanto sambil terus mikir.

Tadi pagi ruang panitia dihebohkan dengan cerita Pak Yanto selaku panitia Penilaian Tengah Semester (PTS) gasal. Setelah selesai pengawasan jam pertama, semua pengawas sudah masuk ke ruang panitia dan setor lembar jawab, maka sebagai panitia, Pak Yanto menghitung jumlah lembar jawab setiap ruang. Dia sudah yakin kalau setiap ruang sudah dihitung dengan benar sesuai jumlah peserta tes masing-masing ruang, jumlah lembar jawab sama dengan jumlah peserta.

Sebelum tiba-tiba seorang siswa datang ke ruang panitia dan menyerahkan lembar jawab yang baru selesai dikerjakannya.

“Maaf Pak, ini lembar jawab saya belum diambil sama pengawas, tadi ketinggalan di ruang 3,” kata siswa tersebut.

“Lembar jawab apa, Ven?” Tanya Pak yanto.

“Lembar jawab saya, Pak. Tadi saya belum selesai mengerjakan soal IPS, lalu pengawas sudah keluar dari ruangan,” kata siswa itu yang ternyata bernama Vena.

“Maksudmu apa? Semua lembar jawab sudah dikumpulkan kok, saya sudah menghitungnya tadi, jumlahnya 30 lembar untuk ruang 3. Tidak ada yang ketinggalan. Makanya pengawas meninggalkan ruangan, itu karena semua peserta sudah selesai mengerjakan. Masa ada yang belum selesai pengawas tega meninggalkan ruang.” Jelas Pak Yanto.

“Tapi ini lembar jawab saya, Pak. Ini tulisan saya, dan ini pekerjaan saya,” jawab Vena dengan nada meyakinkan.

“Coba saja, Pak! dibuka lagi, siapa tahu memang kita yang salah menghitung,” kata Bu Novi sesama panitia.

“Baiklah!”

Akhirnya Pak Yanto membuka lagi amplop lembar jawab ruang 3,dan menghitungnya kembali. Dan setelah dihitung kembali ternyata jumlahnya hanya 29 lembar.

“Tidak mungkin! Aku yakin sekali tadi sudah menghitungnya, jumlahnya pas 30 lembar. Aku juga meneliti nomor peserta dan nama peserta, semuanya lengkap dan urut. Tidak ada yang kurang, kenapa sekarang hanya 29 lembar? Aneh…..sungguh aneh……,” kata Pak Yanto masih tidak percaya.

“Berarti yang kurang nomor peserta berapa,Pak?” Tanya Bu Novi.

“Nomor peserta 28, atas nama Vena Rahayu,” jawab Pak Yanto sudah mulai lemas, wajahnya penuh tanda tanya.

“Ya sudah, berarti memang lembar jawab Vena belum dikumpulkan. Sini, Ven! Lembar jawabnya,” Bu Novi mengambil lembar jawab yang dipegang Vena dan menyuruh Vena untuk kembali ke ruangannya. “Kamu boleh kembali ke ruangan Ven, silakan beristirahat, atau belajar untuk mata pelajaran jam kedua.” Nasihat Bu Novi.

“Terima kasih, Bu!” kata Vena sambal berlalu meninggalkan ruang panitia.

Setelah Vena meninggalkan ruang panitia, Pak Yanto masih menunjukkan ekspresi penasaran dan tidak percaya dengan kejadian yang dialaminya.

“Ini benar-benar aneh….masa dalam sekejap jumlahnya sudah berbeda?” kata Pak Yanto.

“MasyaAllah! Njenengan masih penasaran juga? Coba dihitung lagi, siapa tahu jumlahnya sudah berbeda lagi….hiiiiii…..seremm….dah mulai merinding aku.” Ledek Bu Puspa

“Jangan nakut-nakuti, Bu Puspa! Aku jadi takut, kan jatahku nanti yang ngoreksi. Bagaimana kalau pas ngoreksi tiba-tiba lembar jawabnya hilang?hhhiiiiiiii……..horor!!!” sahut Bu Dina yang kebetulan guru mata pelajaran IPS.

“Bukan hilang, Bu, tapi…tiba-tiba lembar jawabnya sudah ada nilainya, muncul nilai dengan sendirinya! kan tambah horror itu! berarti ada yang membantu Bu Dina ngoreksi…..hhhiiiiiii……..” tambah ledekan dari Bu Puspa.

“Ah….jangan becanda kelewatan……aku benar-benar takut ini!” jawab Bu Dina lagi.

“Astaghfirulllahhhhh……!!” teriak Pak Yanto tiba-tiba.

“Kenapa, Pak?” Tanya Bu Novi.

“Lembar jawabnya jumlahnya berubah lagi, sekarang jadi 31!”

“Hah?” jawab Bu Dina, Bu Puspa, dan Bu Novi serentak.

“Apa, Pak?” Tanya Bu Dina masih tidak percaya.

“Coba lihat ini! Punya Vena ada 2 lembar jawab. Persis sama, baik jawaban maupun tulisannya.” Jawab Pak Yanto sambal menunjukkan 2 lembar jawab yang bertuliskan Vena Rahayu.

“Ya Allah….” Seketika tubuh Bu Dina lemas dan tak sadarkan diri.

“Bu!!..Bu!!..Bu Dina! Bangun Bu!” teriak Bu Puspa mencoba membangunkan Bu Dina. Tapi Bu Dina tidak sadar juga. Segera saja Pak Yanto dibantu Bu Puspa dan Bu Novi mengangkat tubuh Bu Dina.

Seketika suasana di ruang panitia menjadi ramai, penuh dengan persepsi dan praduga. Ada yang menduga kalau Vena memang mengerjakan 2 lembar jawab. Ada yang berpersepsi kalau ada makhluk halus yang tak terlihat ikut mengerjakan soal, ada juga yang berpersepsi bahwa Pak Yanto salah melihat. Matanya lagi kabur, buram, dan disamarkan. Entahlah! Apapun persepsi warga sekolah, sampai detik ini lembar jawab itu masih menjadi misteri yang belum terpecahkan.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post