#TantanganGurusiana hari ke-49

SEUNTAI KALIMAT

Ingin rasanya aku menjerit. Berteriak sekeras mungkin. Meluapkan seluruh kekecewaan dan kemarahan. Bagaimana tidak? Rudi, laki-laki yang menemani hari-hariku selama kuliah di Semarang begitu tega mengkhianatiku. Di hari terakhir aku di Semarang setelah paginya diwisuda dan nyatakan lulus, aku berharap dia menemuiku. Tetapi malam harinya sebelum aku benar-benar angkat kaki dari Semarang, aku justru melihat dia melintas begitu saja di depan kostku. Tanpa menengok dan melihat ke arah kostku. Padahal aku sengaja menunggunya di depan kost-kostan.

Sedih, kecewa, dan cemburu berbaur menjadi satu. Kemana dia pergi? di malam terakhir aku di Semarang. Mungkinkah dia menemui wanita lain? ataukah dia sengaja melupakanku? ataukah dia tidak tahu kalau besok aku harus pulang kampung?. Berbagai pertanyaan berkecamuk tak menentu. Sungguh, tak bisa aku percaya. Karena paginya dia masih setia dan mendampingiku di acara wisuda. Begitu cepatkah dia berubah pikiran?

Hingga akhirnya aku memutuskan pergi tanpa ada kata-kata darinya, tanpa bertemu dengannya. Sepanjang perjalanan pikiran tak bisa tenang. Bagaimanapun dia sudah mengusik relung jiwaku. Ada apa dengannya? Adakah kesalahan yang aku buat? kembali beribu pertanyaan menjelajah lamunanku. Tak terasa perjalanan lima jam sudah kulalui. Sampailah aku di rumah. Aku berharap ada kabar darinya. Segera kubuka HP. Ada WA masuk “ Maaf ya? aku tak bisa mengantarmu, karena aku tak mau berpisah denganmu.” seuntai kalimat yang membuatku berubah rasa seketika.