Antara SAFE, STOP, dan POOCH dalam Pembelajaran Sosial Emosional (Sebuah Refleksi dari Lo
#TMG_365_hari#hari_ke_15#IbuKS_poenya_cerita#PenjelajahanSeruProgramSekolahPengerak
Antara SAFE, STOP, dan POOCH dalam Pembelajaran Sosial Emosional
(Sebuah Refleksi dari Lokakarya 3 PSP di Hari Kedua)
Adalah hari kamis manis dengan penuh optimis kami mengikuti lokakarya 3 di hari kedua secara daring. Setelah satu hari kemarin kami disibukkan membaca 3 modul tentang konsep tuntunan pendidikan ala Ki Hadjar Dewantara dan dasar jiwa seorang anak menjadi bagian dari tuntunan pendidikan yang hendaknya dikuasai. Memahami tiga aliran dasar jiwa anak dengan aliran rasa, negative, dan convergentie theory.
Maka hari kedua lokakarya ini, kami menyusun keterkaitan antara materi melalui aplikasi X Mind. Kali ini iringan musik sunda menemani kami mengerjakan tugas kolaborasi kelompoknya. Pemahaman bacaan yang kami lalui di hari kemarin, kali ini dituangkan dalam X-mind. Kami memahami bahwa pembelajaran sosial emosional tidak terlepas dari kesadaran diri, pengelolaan diri, kesadaran sosial/empati, keterampilan relasi, dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab.
Lima elemen penting inilah yang menggiring kami mampu memutuskan kebijakan dengan penuh tanggung jawab. Kesadaran diri sebagai bentuk pengenalan emosi akan memudahkan kami dalam pengelolaan diri. Ketika kami mampu melalui itu, maka kami akan memiliki kesadaran sosial secara otomatis empati kami terbangun. Pun demikian membangun keterampilan relasi sebagai wujud kerja sama dan resolusi konflik.
Ketiga akronim SAFE, STOP, dan POOCH berhasil menarik lebih dalam untuk kami pahami.
Pendekatan Pembelajaran Sosial Emosional yang efektif seringkali menggabungkan empat elemen yang diwakili oleh akronim SAFE:
• Sequential/berurutan: Aktivitas yang terhubung dan terkoordinasi untuk mendorong pengembangan keterampilan
• Active/aktif: bentuk Pembelajaran Aktif yang melibatkan murid untuk menguasai keterampilan dan sikap baru
• Focused/fokus: ada unsur pengembangan keterampilan sosial maupun personal
• Explicit/eksplisit: tertuju pada pengembangan keterampilan sosial dan emosional tertentu secara eksplisit.
Adapun akronim kedua dari pengelolaan diri dengan konsep STOP;
· Stop_berhenti dari segala aktifitas, diam, dan rileks, serta tidak menyentuh apapun.
· Take a deep breath_mengambil nafas dalam-dalam, merasakan sensasi nafas yang masuk secara perlahan dari hidung dan keluar secara perlahan pula dari lubang hidung. Melakukan selama 2-3 kali demi rasa yang tercipta dan ketenangan yang mendalam
· Observe_maka mengamati atas apa yang dirasakan. Merasakan relaksasi yang luar biasa dari tarikan nafas yang dalam dan bertanya pada diri sendiri apakah rasa yang dialami saat setelah melakukan kegiatan menarik nafas itu.
· Proceed_maka melanjutkan kembali beraktifitas setelah melakukan teknik STOP ini.
Secara tidak langsung teknik ini layaknya healing bagi diri yang dipenuhi kepenatan dengan seabreg aktivitas yang menumpuk. Perlulah kiranya bagi seorang pemimpin seperti kepala sekolah dan pengawas untuk merelaksasi diri melalui teknik STOP ini.
Mempraktekan teknik STOP diiringi tutorial videonya memudahkan kami mengimplementasikan teknik ini. Benar saja, rasa yang berbeda tercipta setelah kami mencobanya. Luar biasa, ada jeda yang harus kami lalui. Berhenti sejenak demi melanjutkan aktifitas lebih baik. Alangkah elok jika dalam helaan nafas diisi dengan kalimat 'tayyibah' ataupun fatihah yang akan mengisi seluruh aliran darah ini.
Menetukan keputusan dengan bertanggung jawab bisa dilakukan dengan konsep POOCH sebagai akronim yang ketiga dari pembelajaran sosial emosional ini. Strategi sederhana yang dapat digunakan untuk menumbuhkan kemampuan mengambil keputusan yang bertanggung jawab adalah dengan menggunakan kerangka yang disebut POOCH;
· Problem_mengevaluasi situasi
· Option_menganalisis alternatif pilihan
· Outcome_mempertimbangkan konsekuensi dari masing-masing pilihan itu terhadap diri sendiri dan orang lain.
· Choice_menentukan pilihan yang diambil serta siap menerima konsekuansi atas pilihan tersebut.
Dahsyat, satu kata yang pantas kami ungkapkan. Betapa tidak, selaku pimpinan maka memiliki kesadaran diri, pengelolaan diri, kesadaran sosial, keterampilan relasi, dan menentukan keputusan dengan tanggung jawab adalah bagian yang melekat dalam diri. Penunjang dalam berkomunikasi 'hablumminannas' dan 'hablumminallah'. Tak bisa terpisah antara keduanya.
Diakhiri dengan refleksi ‘bahasa angsa’ yang disampaikan oleh pelatih ahli kami. Istifadah formasi V angsa yang terbang mengajarkan kami bahwa bekerja bersama dengan superteam akan membuat pekerjaan lebih ringan dan cepat.Ketika salah satu anggota yang keluar dari formasi, maka akan kesulitan untuk terbang karena daya tekanan yang lebih besar, maka secepat kilat kembali ke formasi tadi. Pesan tersiratnya bahwa pekerjaan akan lebih menyenangkan jika dilakukan secara bersama dan saling berkewajiban menolong satu sama lain.
Ada kalanya seorang leader kelelahan, maka berbagi peran dengan superteam akan lebih baik dengan didasari saling hormat dan percaya diantara anggota. Pun demikian ketika angsa terbang sambil berkotek atau bersuara, maka manakala ada penyemangat, kecepatan penyelesaian pekerjaan lebih besar. Saling memotivasi dan menguatkan akan menghasilkan kualitas terbaik.
Ketika salah satu anggota angsa sakit, maka tidak akan ditinggal sendirian, mereka akan membuat formasi baru untuk menjaga yang sakit tersebut. Istifadah indahnya adalah bahwa berada dalam perbedaan berdampingan dengan tantangan dalam balutan kekompakan. Melupakan perbedaan demi mengatasi tantangan dan bersedia saling berbagi akan lebih bahagia tuk mencapai asa dan cita yang didambakan.
Waw, luar biasa. istifadah indah meruah berkah. Kami hanya bisa termenung menyimak clossing statement yang disampaikan. Menyadarkan dan mengingatkan kami untuk mencipta superteam tangguh demi keberhasilan program sekolah penggerak. Tentunya demi menyuguhkan pelayanan prima bagi peserta didik kami.
Terima kasih atas hari yang luar biasa. Bertambah lagi amunisi kami untuk meniti hari menjelajahi Program Sekolah Penggerak. Ada cerita di balik peristiwa. Ada rasa yang terpatri atas lokakarya yang kami jalani. Semoga kami mampu mengemban amanah ini dengan baik. Izinkan kami mengabdi untuk negeri dengan cara kami.
Cianjur, 25 Februari 2022





Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar