Fitria Nur Rosyidah

Kepala Sekolah SMP IT AL Hanif Cianjur...

Selengkapnya
Navigasi Web
Membuncah Rindu Ini (bagian-4)

Membuncah Rindu Ini (bagian-4)

#hari_ke_16#tantangan_30_hari_menulis_gurusiana

Membuncah Rindu Ini (bagian-4)

Hari ini adalah hari paling sibuk untuk membalas WA dari chattingan para orangtua yang bertanya tentang masa kedatangan ke pondok. WAG orangtua riuh dengan opini masing-masing mengenai nasib anaknya.Ada yang menginginkan anaknya untuk segera ke pondok, ada yang sudah tidak kuat menghadapi anaknya yang kecanduan gawai, ada yang bertahan dan khawatir jika anaknya kembali ke pondok. Khawatir tertular, khawatir belum kondusif, khawatir dengan kesehatan.untuk memutuskan suatu kebijakan bukanlah perkara yang mudah. Perlu pertimbangan yang matang dan melihat dampak dari sisi maslahat dan madharatnya dari keputusan itu. Era New Normal akan segera digalakan. Untuk persekolahan harus mengikuti perubahan tatanan budaya, kesehatan serta sesuai dengan protokol kesehatan yang ditaati. Lain kasus dengan pondok.Karena di pondok seluruh kehidupan terpusat di satu titik. Mulai dari belajar, mengaji, beraktivitas hingga tidurpun menjadi bahan pertimbangan yang dalam. Bukan perkara yang mudah untuk mengelola dan mensosialisasikan perubahan kehidupan di tengah pandemi yang belum berakhir.Skenario masa kedatanganpun nanti dilakukan secara bertahap. Hanya saja yang menjadi tamparan keras adalah bagi kelas akhir angkatan ‘corona`ku.Setelah tersebar surat resmi masa perpanjangan belajar di rumah, WAG menjadi riuh dengan emot tangisan dan kata-kata keriunduan. Ahhhhh…kalianku, bukan hanya kalian yang rindu tapi kamipun disini merindukan kalian.Akhirnya kuputuskan untuk membalas semua chatting-an mereka.

Teruntuk anak-anakku kalian pasti kecewa dengan keputusan ini tapi tolong fahami dengan kegalauan Teteh di pondok, dengan kegelisahan teteh akan kalian semua, Teteh tahu kalian sudah jenuh, Teteh tahu kalian sudah bosan,Teteh tahu kalian sudah rindu, tapi jika dikaji ulang, kalian akan memahami keputusan ini.Selama di rumah bangun kebersamaan dengan orangtua, jangan buat pusing orangtua, jangan buat jengkel orangtua, inget cerita Teteh dulu, kalian adalah termasuk anak-anak yang mana? Anak-anak yang dirindukan kedatangannya di rumah atau anak-anak yang diharapkan kepergiannya dari rumah?hayu kita sikapi dengan bijak, kalian yang selama ini asal-asalan di pondok, kalian yg slama ini males-malesan di pondok, kalian yang selama ini menghabiskan uang orangtua di pondok tanpa faham betapa sulitnya mencari nafkah tuk menghidupi kalian. Hayuuuuu selama di rumah coba lihat bagaimana lelahnya orangtua kalian,coba lihat bagaimana repotnya mereka menghadapi kalian, hayu...jadilah anak yang didamba kehadirannya, anak yang dibutuhkan bantuannya, anak yg diharapkan kesolehan serta ketaatannya.Kita tidak bisa hidup hanya dengan gawai, kita tidak bisa hidup hanya dengan momotoran saja, kita tidak bisa hidup hanya dengan di atas kasur saja atau di depan TV saja...Tapi hayuuuu pantaskan diri kalian untuk jadi orang yang berkualitas, pantaskan diri kalian untuk jadi anak yg diidamkan. Bagi kalian yang tidak ada orangtuanya di rumah atau tidak bersama mereka di rumah...ingatlah...dalam lubuk hatinya merekapun ingin membersamai kalian..tapi lagi-lagi keadaan yg memaksa mereka untuk bekerja jauh, meninggalkan kalian. Kepergian mereka semata untuk menghidupi serta menafkahi kalian...hayuuuuu...masa kalian mau menyia-nyiakan keringat mereka dengan sikap kita yang tidak peduli, dengan kemalasan yang mendera, dengan keluyuran yg tak menentu....produktif yu slama di rumah, banyak baca, banyak menghafal, banyak menggali ilmu ,gawai yang slama ini kalian pegang bisa membawa madarat untuk kalian, tapi bisa juga membawa manfaat untuk kalian, itu semua tergantung kalian yang menggunakannya....bijak ya dalam memegang gawai....Teteh rindu senyum kalian....Teteh rindu semangat kalian...Teteh rindu smua akan kalian....tapi jarak bukan penghalang untuk saling mengingatkan untuk saling merindu....doapidoa ya soleh-solehahku.Kalian semua kebanggaan Teteh...kalian smua adalah anak-anak hebat yang kuat serta semangat tuk berbakti , berkarya, menyayangi....salam kangen dari Teteh buat kalian semua...semoga Alloh mengizinkan kita bertemu sesegera mungkin. Saling mendoakan yaaa.

Di kamar yang lain, di WAG orangtua, pun demikian. Ada yang bersyukur karena kekhawatiran selama di pondok. Alasan yang paling mendasar adalah mereka takut anak-anaknya terpapar. Adapula yang menyesalkan kenapa diperpanjang lagi pembelajaran jarak jauhnya.rih dan saling berceloteh akan pengalaman mereka menghadapi aak-anaknya di rumah.Lagi-lagi harus saya berikan motivasi kepada orangtua untuk menghadapi kenyataan.he.he.

Assalamualaikum Warohmatullohi Wabarokatuh...’wilujeng enjing’ Bapa Ibu sadayana. Menyimak kegalauan Bapa Ibu semua di chat WA kemarin, itupun menjadi kekhawatiran kita semua terutama Teteh...semakin lama anak di rumah kegelisahan semakin membuncah ketika datang lagi ke pondok...tapi lagi-lagi COVID-19 telah mengajarkan kita banyak hal, ‘hapunten’ Bapa ibu ...pondok mengambil keputusan seperti ini melihat madarat dan manfaatnya yang lebih besar bagi putra-putri kita semua...untuk pondok keputusan sekolah kembali dengan New Normal yang disosialisasikan sekarang begitu berat...anak kita bukan hanya belajar di kelas saja tapi juga diam di Kobong dengan kegiatan 24 jam di pondok...kita bersabar sebentar sampai pandemi ini berakhir...selama di rumah Bapa Ibu bisa berkonsultasi sama Teteh tentang permasalahan anaknya, tapi lagi-lagi pendidikan pertama itu berawal dari keluarga...hayu Bapa Ibu semua kita menjadi teman curhat mereka, menjadi partner mereka, bagi Bapa Ibu yg tidak sempat membersamai mereka karena kesibukan kerja, sekaranglah saatnya meningkatkan kualitas kebersamaan dengan anak-anak.Untuk membuat mereka faham dengan keadaan kita , hayu kita masuk ke dunia mereka dulu, nanti jika mereka sudah asyik dengan kita, wejangan , arahan dan intruksi bisa masuk juga ke fikiran mereka.Hapunten sanes menggurui πŸ₯ΊπŸ™πŸ™’ampun paralun’...tapi kegalauan bapa ibu serta kegelisahan b

Bapa Ibu sama dengan kegalauan Teteh juga disini. kita tidak tahu akan ada pandemi ini, begitu ngadadak, begitu merubah segalanya. Tapi kita tidak bisa hanya berdiam diri saja menerima keadaan ini semua...hayu Bapa Ibu semua kita cari cara selama di rumah bagaimana mengaping anak-anak kita. Bapaibu semua...jangan menyerah ya....anak-anak kita adalah penerus kita, penerus perjuangan kita, maka dari itu, selama mereka di rumah hayu libatkan mereka untuk melakukan sesuatu bukan hanya diceramahi...karena anak zaman sekarang `mah gening’ semakin dimarahi semakin 'ngeleyed'πŸ€­πŸ™tapi alihkan kecanduan memegang gawai yg jadi kebiasaan mereka di rumah dengan kegiatan yang lebih bermakna...mengajaknya ke sawah, mengajaknya masak bareng, mengajaknya beberes bareng, mengajaknya untuk melakukan hal yg menyenangkan...Teteh yakin Bapa Ibu bisa membuat strategi lebih baik dan Bapa Ibu lebih tahu tentang karakter anak-anaknya....semangat ya Bapa ibu...semoga banyak hikmah yang bisa kita petik dari keadaan kita sekarang...semoga Alloh memudahkan segala , saling mendoakan ya Bapa Ibu...Teteh adalah orang yang paling sedih dengan keadaan ini, orang yang paling kangen dengan keceriaan anak-anak Bapa Ibu...jika egois...ingin rasanya menyuruh mereka untuk segera datang ke pondok...πŸ˜”tapi lagi-lagi kita berfikir ya untuk keselamatan semua...kemaslahatan semua...titip salam ‘kangge’ sadayana..’haturpunten kasadayana’....semoga Bapa Ibu memahami keadaan ini semua🀲🀲πŸ₯ΊπŸ₯ΊπŸ™πŸ™πŸ™salam rindu untuk anak-anak Teteh di rumah...

Kesibukan di hari ini berbalutkan kesedihan. Betapa membuncah kangen mereka, betapa juat keingininan mereka untuk belajar dan kembali ke pondok. Semoga Alloh mencatat keinginan mereka untuk mengaji dan kembali lagi ke pondok.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post