Ngecor Bersama Media Guru
#hari_ke_02#tantangan_30_hari_menulis_gurusiana
Ngecor Bareng Media Guru
Malam ke 23 Romadhon kali ini terasa berwarna. Betapa tidak, di tengah pandemi yang mengharuskan anak-anak santri dirumahkan, kami harus ngecor sloof asrama santri putri. Biasanya, setiap kali kita ngecor , anak-anak selalu antusias, santri putra membantu menyiapkan segala perlengkapan bersama para tukang bangunan. Karena bagi kami, santri putra bukan hanya belajar saja di pesantren tetapi juga mengaji hidup “kelelakian”. Anak laki-laki harus kenal dengan dunia tanah, listrik,air,sampah,pasir,batu dan semen. Anak laki-laki, kami didik untuk bisa menjadi lelaki tulen yang mampu menghadapi berbagai permasalahan keseharian. Diperkenalkan dengan dunia listrik agar kelak mereka mampu bantu orangtua di rumah jika ada yang berhubungan dengan listrik, pun demikian dengan batu, pasir, semen, mereka sudah sangat akrab sekali dengan barang tersebut. Setiap kali truk menurunkan pasir, batu dan semen dengan sigap anak-anak sudah siap untuk memindahkan ke tempat yang lebih dekat dengan bangunan yang sedang dibangun. Mereka dilatih untuk kuat menghadapi air karena lingkungan pesantren kami dikelilingi kolam ikan yang akan dipanen ketika munggahan sebelum puasa.Sepertinya momen ini banyak ditunggu warga tetangga pesantren. Karena budaya kami setiap munggahan sebelum puasa kami selalu membuka pesantren untuk seluruh warga masyarakat sekitar mengajak “ngubek” bareng. Tanpa alat apapun semua bisa turun bareng ke kolam untuk ngambil ikan sepuasnya.
Bagi santri putri, ngecor adalah ajang bagi mereka menunjukan bakatnya. Mereka mempersiapkan diri di bagian logistik yang disiapkan untuk para pekerja dan santri putra yang sedang ngecor. Nasi, lauk pauk, cemilan, kopi dan semua makanan dipersiapkannya. Semua keluarga pesantren pun antusias bahkan saling memberi untuk logistik. Bagi warga sekitar, ngecor sangat dinanti, karena bagi mereka bukan hanya bisa bersilaturahmi tapi mungkin bisa jadi sampingan mengais rezeki . Bahkan tidak sedikit dari mereka yang bertanya, kapan pesantren kita ngecor lagi…mungkin ada sebagian doa mereka yang terkabul Alloh sehingga, biidznillah kami tidak pernah berhenti membangun.
Tapi ngecor kali in berbeda. Tanpa mereka, santri putra dan putri, karena sedang di rumah. Semua persiapan dikerjakan oleh Dewan Santri (santri setaraf mahasiswa yang sedang kuliah sambil mengaji , mengurus adik-adiknya dan mengkaji manajemen pesantren). Bagiku lumayan repot, ditengah mempersiapkan segalanya harus menyelesaikan semua tugas yang diberikan Media Guru. Menggelitik memang, betapa tidak, di waktu yang berbarengan kuikuti 3 pelatihan online sekaligus:
· Pelatihan menyusun PTK/PTS
· Pelatihan Mengubah KTI menjadi Buku
· Sagusabu
· Belajar ikut tantangan menulis Gurusiana
Secara berbareng deadline tugas menumpuk diakhir. Malam ini sembari mempersiapkan logistik bagi pekerja yang sedang ngecor, laptop pun terbuka untuk menyelesaikan tugas-tugas itu. Kebahagian terbesar tatkala nugas dapet sapaan dari komenan status WA ‘Kakandaku’ yang ketemu gede di Media Guru. Mba Pipit Pudji Astutik adalah sosok yang kukagumi. Berkat keluwesannya, kecerdasannya, kecantikannya membuatku ngiler untuk “mengintilinya”.he.he. Kubuka percakapan dengan permohonan maaf karena akan mendahulukan menyelesaikan tugas PTS , kuceritakan 3 pelatihan yang kuikuti. Dengan renyahnya dia berceloteh, “Suruh siapa ikut pelatihan berbarengan”…jleb…diakhiri motivasi yang keren dari mbayuku ini membuat tambah semangat untuk terus melaju. Rasa senang karena merasa memiliki sosok kakak yang tidak pernah kurasakan, berkat Media Guru banyak sahabat menyapa, banyak yang menjadi saudara, banyak pelajaran yang dipetik dari kejadian para gurusianer yang mengharuskan terjun bebas. “Keren menewen” ngambil bahasa dari sang CEO, dari tantangan ini sepertinya semua belajar tentang arti kedisiplinan, ketelitian dan kegigihan. Pantang nyerah adalah motto para gurusianer.Tidak berhenti sampai disini, kekagumanku terhadap admin/adminah yang dengan sabar dan telaten menghadapi kami yang mungking 1001 masalah sebagai Gurusianer membuatku sadar arti kesabaran, arti kepekaan dan rasa ingin selalu memajukan orang lain. Begitu pun para editor yang luar biasa, di balik layar mereka mampu hantarkan para penulis memiliki covernya, memperbaiki naskahnya dan menghantarkan buku barunya.Semoga semua yang terlibat di Media guru dinilai pahala oleh Alloh dan ditinggikan derajatnya.
Sebagai pendatang baru di komunitas hebat ini, kuberharap bisa melewati semua tantangan dengan segudang halangan dan rintangannya. Bismillah…pengalaman ini akan kuceritakan bagi anak-anak santriku ketika mereka datang kembali lagi ke pesantren. Wahai corona…segeralah pergi, karena kami akan melanjutkan aktifitas kembali seperti sedia kala. Tapi ini tidak menyulutkan semangatku bahkan membuatku lebih terpacu untuk melaju. Ngecor kali ini ditemani Media Guru. Terima kasih
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Semoga ngecor dan menulis bisa seiring sejalan ya, bu.
iya bu....alhamdulillah lancarrrrr
Seperti di kampung saya
oya...dimana pa kampungnya?
Subhanallaah semoga lancar aamiin
terima kasih
Mantap. Semangat
terima kasih